Are You a Zetizen?
Show Menu

Jepang Siapkan Sistem Pembayaran Turis Berbasis Sidik Jari

Zetizen Zetizen 12 Apr 2016
Jepang Siapkan Sistem Pembayaran Turis Berbasis Sidik Jari

 

Zetizen.com – Selain sebagai sistem identifikasi dan keamanan, sidik jari ternya juga bisa digunakan sebagai alat pembayaran. Kayak yang bakal diterapkan di jepang misalnya. Dalam waktu dekat, jepang bakal menerapkan ketentuan baru bagi wisatawan asing. Yakni, penggunaan sidik jari sebagai alat pembayaran seperti layaknya kartu pembayaran berbasis uang elektronik.

Hal itu ditujukan agar wisatawan nggak perlu lagi repot menukar uang dengan mata uang jepang yang beragam.  Sistem ini rencananya akan diluncurkan mulai musim panas tahun ini.

Dilansir dari surat kabar Yomiuri, Wisatawan yang telah menggunakan sistem ini dapat lebih mudah melakukan pembayaran saat shopping maupun saat check in penginapan. Untuk menggunakannya, wisatawan harus mendaftarkan sidik jari dan informasi kartu kredit mereka di konter terkait yang bisa ditemukan di bandara ataupun tempat umum lainnya.

FYI, pengembangan sistem ini adalah bagian dari promosi jepang untuk meningkatkan jumlah wisatawan ke negaranya menjelang pesta olahraga Olimpiade Tokyo dan Paralimpiade tahun 2020. Pada tahap uji coba nanti, proyek ini akan melibatkan 300 toko souvenir, restoran, hotel, hingga tempat wisata yang sering dikunjungi wisatawan.

Nantinya, selain sebagai alat pembayaran, sistem sidik jari ini juga bisa menggantikan sistem pemeriksaan paspor yang menjadi kewajiban umum bagi wisatawan luar negeri. Data yang tersimpan dalam sistem tersebut akan digunakan pemerintah untuk menganalisis kebiasaan belanja hingga ketertarikan tiap wisatawan asing dalam rangka meningkatkan kualitas pariwisata Jepang.

Meski demikian, penggunaan sistem sidik jari tersebut rupanya juga memiliki sisi negatif. Beberapa pihak masih skeptis karena sistem tersebut melibatkan keterbukaan informasi pribadi wisatawan. Sehingga banyak yang mengkhawatirkan adanya resiko kebocoran data pribadi yang sangat merugikan.

Hmmm susah juga ya. Anyway, kalau sistem semacam itu diterapkan di Indonesia, kira kira apa yang bakal terjadi ya? Sampaikan pendapatmu di kolom komentar. (telegraph/yomiuri shinbun/ndy/giv)

RELATED ARTICLES

Please read the following article