Are You a Zetizen?
Show Menu

5 Pelajaran dari Legenda NBA Kobe Bryant

Zetizen Zetizen 15 Apr 2016
5 Pelajaran dari Legenda NBA Kobe Bryant

Zetizen.com – Pada 13 April 2016 kemarin, superstar liga basket NBA kobe bryant resmi pensiun dari dunia perbasketan professional. Sejarah sudah tercipta. Harga tiket pertandingan malam itu yang meningkat berkali-kali lipat dari harga normal ludes terjual. Semua ingin menyaksikan pertandingan perpisahan kobe bryant sang Black Mamba. Tapi, terlepas dari gegap gempita pertandingan terakhir pemegang jersey nomer 24 itu, ada lima hal yang dapat kita pelajari darinya. (ash)

1. Tau Diri

Mendekati usia 38 tahun, cukup tua untuk ukuran seorang atlet, Kobe memutuskan pensiun dari NBA. Di salah satu bait puisi yang dia tulis untuk mengumumkan keputusan pensiunnya, dia berkata, yang intinya adalah, dia sebenarnya masih mampu untuk bermain basket. Tapi, dia sadar kalau tubuhnya kini nggak bisa, atau nggak boleh, dipaksakan lagi untuk bekerja sekeras biasanya. Kobe tahu diri. Dia nggak mau terlena oleh gemerlapnya liga basket NBA yang masih memberi keuntungan besar, sangat besar, hingga hari ini. Puisi Kobe yang berjudul "Dear Basketball" itu ditulisnya pada 29 November 2015 dan bisa kamu baca di sini.

Foto: Abcnews

2. Kerja Kerja Kerja!

Bahkan di pertandingan terakhir semalam, kobe bryant mencetak rekor keenamnya dalam mengemas poin hingga 60 atau lebih dalam satu pertandingan. Nggak ada alasan “sudah terlalu tua”, “sudah terlalu lelah”, atau “sudah cukup” untuk mencetak prestasi.

Kobe membuktikan itu di depan 18.000 pasang mata fans yang memadati Staples Center. Bahkan di depan jutaan pasang mata yang menyaksikan farewell game-nya di layar kaca. Kerja Kerja Kerja! Mengutip kesaksian Komisioner NBA Adam Silver, Kobe bahkan selalu berlatih seorang diri di gym yang kosong meski itu bukan untuk pertandingan final. Salut!

3. Setia Itu Manis

Dua puluh tahun dihabiskan kobe bryant di tim Los Angeles Lakers. Sang superstar tercatat hanya bermain di 1 tim saja selama karirnya. Selama itu pula rekor demi rekor dia raih. Baik rekor individu maupun tim. Setia. kobe bryant tetap setia dengan timnya meski masalah pelik di internal tim beberapa kali menghadang. Dia memilih setia. Semua itu terbayar dengan sangat manis di akhir karirnya kemarin. Kini siapa yang nggak kenal kobe bryant alias Black Mamba? Lakers is Kobe. Kobe is Lakers.

Shaquille O'Neal dan Kobe Bryant. Foto: Sportingnews

4. Prestasi itu Datang dari Diri Sendiri

Duo Kobe-O’Neal di LA Lakers sempat begitu fenomenal. Tiga kali mengantarkan LA Lakers meraih juara NBA secara beruntun pada 2000-2002 membuat duo itu semakin sulit dilupakan. Bahkan, banyak yang memprediksi jika mereka berpisah, maka tak ada lagi permainan “greget” dari keduanya. Tapi, kenyataan berkata lain.

Tahun 2006, dua tahun setelah Shaquille O’Neal pindah klub, Kobe tetap tampil cemerlang. Dia mencetak 81 poin saat melawan Toronto Raptors. Dua tahun kemudian, tahun 2008, dia masih mampu membawa timnya kembali ke Final. Tahun berikutnya pun demikan, yang berakhir lebih manis dengan kemenangan LA Lakers atas Orlando Magic. See? Prestasi itu datangnya dari dalam diri kamu sendiri. Orang lain nggak berhak mengatur itu.

Donasi Hublot dan Kobe & Vanessa Bryant Family Foundation (KVBFF). Foto: KVBFF

5. Mau Belajar dari Kesalahan

Tahun 2004, si Black Mamba ini tersandung kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. Berbagai media dari berbagai negara menjadikan kasusnya ini sebagai headline. Tapi, memang dasar mental fighter, Koba nggak ngeles. Dia lantas mengakui kesalahannya. Dia juga terima semua resikonya.

Dan akhirnya, bersama dengan sang Istri Vanessa, dia mendirikan foundation untuk anak-anak muda dan keluarga yang membutuhkan di bawah bendera Kobe & Vanessa Bryant Family Foundation (KVBFF). Charity-nya ini sudah melebar hingga ke Tiongkok. Hingga hari ini nilai charity KVBFF sudah mencapai jutaan dollar Amerika. Hey, Kobe! You are fantastic!

HEROES COME AND GO, BUT LEGENDS ARE FOREVER!

RELATED ARTICLES

Please read the following article