Are You a Zetizen?
Show Menu

Faception: Temukan Teroris dari Fitur Wajah

Zetizen Zetizen 03 Jun 2016
Faception: Temukan Teroris dari Fitur Wajah

 

Zetizen.com – Faception, perusahaan software yang berakar di Tel Aviv, Israel, mengklaim telah mengembangkan teknologi yang dapat menganalisis kepribadian seseorang hanya dari fitur wajahnya. Bekerja sama dengan Homeland Security Agency, inovasi faception dapat dimanfaatkan untuk mengindentifikasi potensi ancaman dari pedofil hingga teroris.

Faception yang berdiri sejak 2014 telah melakukan riset selama lebih 3 tahun tentang facial profiling. Sejauh ini mereka membuat 15 klasifikasi dari facial profiling yakni ekstrovert, jenius, akademisi, pemain poker professional, pemain bingo, brand promoter, penyerang berkerah putih, pedofil dan teroris.

Faception menyatakan kepribadian seseorang dapat dianalisis dari fitur wajar karena DNA kita. “Kepribadian kita ditentukan dari DNA dan tercermin di raut wajah kita,” ujar Shai Gilboa CEO Faception, dilansir Washington Post. faception memakai hasil riset dari University of Edinburg yang meneliti kepribadian kembar identik dan non-identik untuk memperkuat background-nya.

Faception juga mengklaim berhasil mengidentifikasi sembilan di antara sebelas pelaku penyerangan teror di Paris  pada 2015 lalu dan  mengenali empat pemain professional di antara 50 peserta dalam suatu pertandingan poker. Sebanyak  dua dari empat wajah yang berhasil diidentifikasi terbukti lanjut ke babak final. Bahkan Gilboa sendiri mengklaim software miliknya itu memiliki akurasi hingga 80 persen.

Tingginya klaim tingkat akurasi itu lah yang banyak menimbulkan kontroversi tentang software besutan faception itu. Sebab mengaitkan kepribadian dengan facial recognition masih dianggap sebagai pseudoscience, yakni science yang tidak menggunakan metode ilmiah.

Para ahli juga mempertanyakan implikasi secara etis dari software tersebut apabila salah identifikasi. Bahkan beberapa ilmuwan menunjuk bahwa inovasi faception hanyalah pseudoscience yang dikomputerasi. “Bukti bahwa akurasi dalam penilaian kepribadian lewat fitur wajah masih sangat lemah,” tutur Alexander Todorov. professor psikologi University of Princeton. (washingtonpost/rt/mirror/saw/sam)

RELATED ARTICLES

Please read the following article