Are You a Zetizen?
Show Menu

Zetizen Palu: Coba Liputan Langsung di Lokasi Penggaraman yang Akan di Reklamasi

Zetizen Zetizen 30 Jun 2016
Zetizen Palu: Coba Liputan Langsung di Lokasi Penggaraman yang Akan di Reklamasi

Zetizen.com, Palu - Setelah Surabaya dan Jakarta, sekarang giliran Zetizen Squad Palu nih yang on fire. Teman-teman di Palu ini mendapat kesempatan memahami lebih detil tentang seluk beluk media massa dan peluang karirnya dari team Radar Sulteng. Bahkan hari ini (29/6) sebanyak 11 anak Zetizen Squad Palu yang tergabung dalam kelas peminatan reporter dan fotografer diajak terjun langsung ke lapangan untuk liputan. Lokasi yang dijadikan objek liputan adalah Penggaraman Talise. Selama agenda liputan ini berlangsung mereka dibimbing oleh Redaktur Radar Sulteng Ferry El Sirinja dan Redaktur Foto Radar Sulteng Rony Sandhi.

DENGAR ARAHAN: Redaktur Foto Radar Sulteng, Rony Sandhi, saat memberikan arahan singkat sebelum hunting foto dilakukan. Tampak para squad Zetizen kelas fotografer dan reporter mendengar penjelasan. Sementara squad Zetizen kelas Sosial Media Strategist mendokumentasikan kegiatan mereka untuk dibuatkan video pendek konten Sosmed milik Zetizen Palu. FOTO: NUR SOIMA ULFA

Para redaktur Radar Sulteng memilih lokasi bukan tanpa sebab loh. Menurut mereka lokasi Penggaraman Talise ini dianggap paling tepat untuk dijadikan objek observasi bagi Zetizen Squad. Pasalnya, Lokasi Penggaraman merupakan salah satu kawasan yang memiliki historis berharga bagi aspek sosial dan budaya warga Kota Palu. Namun, sayang pesatnya pembangunan dan reklamasi di Teluk Palu membuat keberadaan ladang garam tradisonal itu terancam hilang.

“Mungkin saja 10 atau 15 tahun mendatang, kita tidak bisa lagi menikmati pemandangan senja di Penggaraman ini. Karena itu, pergunakan momentum ini sebaik-baiknya. Tidak hanya memotret pemandangannya, tetapi juga cobalah merekam apa saja yang terjadi di sini,” ungkap Redaktur Foto Radar Sulteng Rony Sandhi, saat briefing sebelum hunting dilakukan.

Sementara itu, para Zetizen Squad yang masuk kelas peminatan reporter juga diberi tugas untuk mewawancarai petani garam. Tujuanya untuk mengetahui kondisi terkini yang dialami oleh petani garam. Apakah tanah mereka telah dijual atau kondisi penjualan garam di tengah musim hujan seperti ini. Dalam menjalankan tugasnya, mereka sempat ditolak narasumber. “Dari wajahnya saja sudah tidak bersahabat. Saya sudah tahu duluan, bapak itu tidak mau diwawancari. Meski sempat merasa kecewa, tapi kami tidak boleh menyerah untuk mencari narasumber lainnya,” ungkap Safira Aulia Rahmi, salah satu reporter yang ikut internship Zetizen Summer Class.(uq/web)

Save

Save

RELATED ARTICLES

Please read the following article