Are You a Zetizen?
Show Menu

Ghostwriter, Penulis 'Bayangan' dibalik Kesuksesan Berbagai Judul Buku

Zetizen Zetizen 06 Oct 2016
Ghostwriter, Penulis 'Bayangan' dibalik Kesuksesan Berbagai Judul Buku

 

Zetizen.com – Dibalik kesuksesan sebuah buku, tentunya ada nama penulis yang jadi pionirnya. Namun tahukah kamu kalau ada beberapa jenis buku yang sebenarnya nggak ditulis secara langsung oleh penulisnya. buku semacam itu merupakan karya ghostwriter, dimana ada penulis asli yang namanya justru nggak tercantum dalam hasil publikasinya.

Kalau kamu berfikir ini cara yang aneh buat menulis buku, ternyata nggak juga. Tercatat Ronald Reagan hingga Donald Trump pernah ketahuan memakai jasa ghostwriter. Kalau kamu penasaran, simak nih ‘pengakuan’ dari salah satu ghostwriter Indonesia, Anang YB. (fhr/giv)

 

Dari Diri Sendiri, Oleh Diri Sendiri, Untuk Orang Lain

Sebagai orang awam, mungkin istilah ghostwriter masih terasa asing di telinga kita. Wajar, sebab peran dari ghostwriter ini adalah untuk mengerjakan sebuah karya atas nama orang lain yang membayarnya. Dan tentunya, semua dilakukan secara rahasia.

“Kalau penulis normalnya menulis idenya sendiri, Ghostwriter menuliskan ide orang lain. Jenis karya yang dititipkan bisa macam-macam, novel, biografi, ensiklopedi, bahkan religi. Yang jelas, hasilnya bakal diserahkan untuk orang yang memesan.” papar Anang YB, ghostwriter profesional dari www.ghoswriter.id

Meski kedengarannya ini semacam cara curang, kenyataannya nggak begitu. Kebanyakan pengguna ghostwriter bukan karena malas, namun kesibukan yang sangat padat atau memang kemampuan menulisnya kurang. Misalnya kayak politisi kelas kakap yang pingin bikin autobiografi tapi nggak sempet nulis. Atau dari kalangan hiburan kayak rapper yang emang butuh banyak kosakata baru buat lagunya.

 

Bisa Dapat Bayaran Lebih Besar dari penulis Asli

Kalau kamu masih nggak percaya, coba simak yang berikut. Dalam sebuah proyek penulisan, bukan nggak mungkin jasa seorang ghostwriter harus ditebus dengan harga yang sangat mahal, bahkan bisa melebihi pendapatan royalti dari penjualan bukunya sendiri. Nah, kalau seseorang cuma memakai jasa ghostwriter karena dia malas, pastinya dia bakal rugi besar-besaran.

“Ghostwriter bisa mahal karena profesional, mampu menulis, dan biasanya punya relasi luas di penerbit. Yang jelas, range honornya lebar sekali. Mulai nol rupiah hingga ratusan juta. Tergantung kebutuhan riset dan waktu pengerjaannya.” sebut Anang. 

Jadi kalau risetnya memang ribet, tingkat kesulitannya tinggi dan butuh waktu lama, tarif seorang ghostwriter bisa membengkak tuh. Bahkan mungkin aja kamu harus membayar jauh dari jumlah awal yang kamu perkirakan.

 

Harus ‘Betah’ Nggak Terkenal

Namun, besarnya bayaran yang bisa didapatkan rupanya sebanding dengan tantangan yang juga harus dihadapi.

Selain harus mampu menjaga rahasia dan tetap memenuhi keinginan klien, seorang ghostwriter juga harus super sabar dan rela nggak diakui. Bayangkan aja, kamu tahu kamu jago nulis, hasil karyamu sering jadi best-seller dan diapresiasi banyak orang, tapi itu semua atas nama orang lain.

“Sifat ‘Ghost’ ya seperti siluman. Kami meneken kontrak untuk kerja secara senyap. Tidak berharap ada publikasi atas karya apa pun yang kami bantu garapnya. Siap untuk tidak populer, tapi impas dengan kompensasi yang kami terima.” aku Anang.

 

Pekerjaannya membawa Anang menjelajah Indonesia (foto: dok. pribadi)

 

Anang saat berada di perairan Indonesia timur (foto: dok. pribadi)

 

Namun, disisi lain, profesinya sebagai ghostwriter rupanya cukup menyenangkan. Untuk menyelesaikan karya karyanya, ia sering berkeliling Indonesia untuk riset dan mencari inspirasi. Seru ya!

RELATED ARTICLES

Please read the following article