Are You a Zetizen?
Show Menu

Keseruan Hari Pertama Ubud Writers and Readers Festival 2016, Festival Literasi Bertaraf Internasional

Vera Khairifah Vera Khairifah 29 Oct 2016
Keseruan Hari Pertama Ubud Writers and Readers Festival 2016, Festival Literasi Bertaraf Internasional

 

Zetizen.com - Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) memang telah menjadi festival yang mempertemukan penulis dan pembaca dari berbagai negara. Nggak hanya menghadirkan pembicara-pembicara ternama, rangkaian acara yang kompleks namun cocok untuk segala usia juga menjadi daya tarik UWRF.

Telah berjalan sejak 13 tahun lalu, acara ini nggak lagi hanya membahas dunia literasi. Banyak acara yang ditambahkan, termasuk kuliner dan kesenian, serta yang paling penting, UWRF telah menjadi forum terbuka buat membahas isu global dan lokal dengan berbagai sudut pandang. Fyi, Festival Literasi internasional tahunan yang digelar di Ubud, Bali ini berlangsung sejak 26-30 Oktober 2016. 

 

UWRF 2016 juga memiliki rangkaian acara kuliner dan kesenian. Foto: Wika/Zetizen Team

 

Di hari pertama, ada Mesi main Program Being The Change Day-1 UWRF yang menghadirkan Shandra Waworuntu. Dia adalah orang Indonesia yang berhasil lolos dari sindikat perdagangan manusia di AS pada 2002 lalu. 

Nggak mudah bagi Shandra untuk lolos dan akhirnya menyelamatkan korban-korban dari Asia lainnya. Dia bahkan harus terus berpindah tempat, jadi buronan, dan sempat nggak dipercaya sama polisi dan kedutaan setempat. Namun, lewat usaha dan keberaniannya mengungkap sindikat itu, pemerintah AS jadi lebih serius menangani human trafficking di negaranya. Wih! Sesi ini pun disambut antusias dan diapresiasi pengunjung. Salah satunya Aisha, siswi SMA Cikal Amri, Jakarta. 

 

“Aku kagum sekaligus simpati saat membayangkan usaha survival yang dilakukan bu Shandra dari human trafficking. Miris, tapi dia berani banget,” kata Aisha.

 

Lalu, ada juga penulis Eka Kurniawan yang menceritakan pecahan-pecahan inspirasinya saat menulis novel "Cantik itu Luka". Gaya penulisan ringan dengan rangkaian vokabulari yang cantik menjadikan buku-buku karya Eka diapresiasi dan sangat populer di lingkup Internasional. Karyanya juga udah diterjemahkan ke 6 bahasa loh. 

 

Penulis novel "Cantik itu Luka", Eka Kurniawan juga hadir dalam Main Program Ubud Writers and Readers Festival 2016. Foto: Wika/Zetizen Team

 

“Kata ‘cantik’ dan tokoh Dewi Ayu di novel ‘Cantik itu Luka’ sebenarnya adalah metafora dari Indonesia. Sangat cantik, kaya, bisa melakukan apapun, tapi kisahnya tragis,” ujar Eka Kurniawan. 

 

Selain itu, lewat buku “Lelaki Harimau”, Eka menjadi penulis Indonesia pertama yang masuk daftar nominasi Man Booker Prize 2016, penghargaan literasi terbesar kedua setelah Nobel Prize. Wow!

Nah, sebagai orang Indonesia, apa kamu sudah pernah baca buku atau cerpen karya Eka? Yes, itu sedikit cerita yang ada di UWRF 2016. Festival Literasi internasional tahunan yang digelar di Ubud, Bali ini masih akan berlangsung sampai Minggu besok. Penasaran dengan keseruan lain hingga akhir acara? Tunggu ulasan Tim Zetizen berikutnya, ya!

 

Written by Wika Nurika

Edited by Vera Khairifah

RELATED ARTICLES

Please read the following article