Are You a Zetizen?
Show Menu

Mengintip Kegiatan Petugas Medis IGD RSUD Dr. Sutomo Surabaya di Malam Hari

Afrieza Zaqi Afrieza Zaqi 28 Jan 2017
Mengintip Kegiatan Petugas Medis IGD RSUD Dr. Sutomo Surabaya di Malam Hari

Zetizen.com – Akhir-akhir ini, lagi hangat isu petugas medis yang tertidur di rumah sakit. Meski beberapa menganggap itu nggak benar, nggak sedikit juga yang justru mendukung para petugas medis tersebut. Sebab, pekerjaan mereka memang berat. Selain sering harus bekerja overtime, nggak jarang para petugas medis tersebut harus menginap dirumah sakit.

Nah, terlepas dari isu tersebut, sebenarnya kayak gimana sih kegiatan para petugas medis tersebut diluar jam operasi normal, terutama malam hari? Yuk kita tengok aktivitas malam hari di gedung IGD (Instalasi Gawat Darurat) RSUD Dr. Sutomo Surabaya.

 

foto: Zaki/Zetizen team

Tidak Pernah Tidur

“Sebentar dok ya 15 menit lagi, CT-Scan nya lagi overheat soalnya pasiennya dari siang ngalir terus,” ujar salah satu Radiografer ke dokter jaga malam. Saat itu, ada pasien yang hendak melakukan pemeriksaan CT-Scan kepala tanpa kontras. Pasien tersebut dicurigai menderita cedera otak ringan akibat jatuh. Meski jam menunjukkan pukul 02.30 pagi, para petugas medis tetap aktif berlalu lalang dan sigap membantu pasien yang membutuhkan perawatan.

Di ruang radiologi, baik para dokter spesialis radiologi dan para radiografer juga siaga menerima pasien untuk melakukan tindakan penunjang diagnosis. Umumnya, di malam hari pasien yang masuk ke ruangan ini adalah pasien kecelakaan. Namun, pasien dari ruangan lain yang membutuhkan foto Rontgen juga dirujuk ke ruangan ini. “Istirahat kita ya waktu kayak gini ini pas lagi nggak ada pasien. Kadang disempetin tidur tapi kalau ada emergency atau panggilan foto kita langsung bangun dan siap siaga melakukan kewajiban kita,” ujar Imam Nggozali, radiografer yang sudah mengabdi 20 tahun di RSUD dr. Soetomo.

Banyak yang menyangka kalau jumlah pasien akan menurun di malam hari. Tapi nyatanya, jumlahnya justru bisa meningkat. Bahkan, beberapa pasien terpaksa diberi perawatan di lorong IGD karena jumlah ruangan yang juga terbatas. Pasien-pasien yang masuk ini disaring sesuai jenis perawatan yang dibutuhkan. Semakin gawat kondisinya, pasien tersebut akan semakin mendapat prioritas.

 

foto: Zaki/Zetizen team

Masuk ke ruang resustasi, waktu menunjukan pukul 03.00 pagi. Namun kesibukan para dokter jaga dan perawat sama sekali nggak berkurang. Mereka memberi penanganan pasien yang praktis dalam keadaan koma. Di setiap sudut ruangan, sudah siap berbagai alat bantu medis seperti obat-obatan, alat pacu jantung, suntik dan masih banyak lagi. Beberapa perawat juga tampak memompa alat bantu pernafasan untuk meringankan beban pasien. Tanpa jeda dan sambil menahan kantuk, setiap petugas di ruangan ini tetap menjaga dan memantau keadaan pasien secara konsisten. Maklum, sebab bisa dibilang nyawa para pasien berada di tangan para perawat dan dokter jaga disana. Sehingga samasekali tidak ada ruang untuk error atau istirahat.

Suasana yang sedikit lengang tampak di ruang ROI lantai 3. Di ruangan yang berukuran sekitar 10x30 meter ini pasiennya masih memiliki tingkat kesadaran dan respon yang cukup baik. Total diruangan tersebut bisa menampung hingga 15 pasien. Para perawat dan dokter jaga tampak stay dan memantau kondisi pasien satu persatu. Tiap beberapa menit, semua perkembangan dicatat di sebuah buku yang biasa disebut dengan rekam medik.

Salah satu perawat senior yang sempat ngobrol dengan tim Zetizen bercerita kalau bekerja di waktu malam punya tension yang lebih tinggi dan lebih menguras tenaga dibanding pagi atau siang. Apalagi, secara biologis tubuh manusia emang nggak dirancang untuk beraktivitas berat diatas jam 9 malam. Namun, demi keselamatan pasien, mereka rela mengorbankan waktu istirahatnya untuk membantu menyelamatkan nyawa.

“Disini, Mas, biasanya kalau mau istirahat ya harus curi-curi waktu. Misal waktu foto rontgen biasanya ada dokter yang menyempatkan untuk tidur beberapa menit. Atau biasanya sehabis break sholat. Tapi kalau udah di tempat kerja dan bisa tidur berarti ada kerjaan yang nggak beres,” papar perawat berusia 50 tahun yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut.

Nah, kira-kira, begitulah keadaan selasar dan gedung utama Instalasi Gawat Darurat di malam hari. Kalau mendengar ceritanya, rasanya wajar banget nggak sih kalau para petugas medis itu curi-curi waktu tidur ditengah jeda perawatan pasien? Share opinimu yuk!

 

Editor: Bogiva

RELATED ARTICLES

Please read the following article