Are You a Zetizen?
Show Menu

Kasus Kontroversi Jeng Ana dan Fakta Medis Yang Sebenarnya

Afrieza Zaqi Afrieza Zaqi 23 Jun 2017
Kasus Kontroversi Jeng Ana dan Fakta Medis Yang Sebenarnya

 

Zetizen.com Jeng Ana merupakan salah satu ahli pengobatan tradisional yang cukup terkenal di Indonesia. Banyak pasien yang menyerah dengan tindakan medis datang untuk melakukan pengobatan tradisional. Bahkan, beberapa artis seperti alm. Olga Syahputra  juga pernah melakukan pengobatan disana loh.

Namun beberapa waktu lalu, Jeng Ana menuai kontroversi. Sebab, dia dinilai melakukan pelanggaran dengan membaca hasil MRI yang seharusnya nggak boleh dilakukan sembarang orang.

 

Lihat Videonya di sini 

 

Dalam video tersebut, terdapat sebuah hasil bacaan MRI yang berupa:

“Massa solid dengan bagian kistik didalamnya yang memberikan inhomogen yang menginvasi intrasella, ke posterior mengobliterasi massa dan di daerah cisterna basalis dan chiasma opticum terutama sisi kiri, ke anterior berbatasan dengan basis cranii fossa anterior – mengesankan suatu Craniofaringioma”

Foto: Balaji Anvekar's Neuroradiology Cases

Setelah membaca hal tersebut, Jeng Ana lalu menjelaskan beberapa istilah medis yang ada di hasil bacaan tersebut. Namun nyatanya, hal yang diungkapkan oleh Jeng Ana kurang tepat loh. ini dia contohnya.

Inhomogen

  • Kata Jeng ANA:

Inhomogen: Kekebalan daya tahan tubuh di imun, homogen itu berhubungan dengan globulin hormon dalam darah melengkapi bagian dari salah satu darah dan hormon.

  • Faktanya:

Inhomogen merupakan suatu citra yang dihasilkan dari pemeriksaan MRI, yang menunjukkan ketidaksamaan intensitas dari suatu lesi/massa. Ketidaksamaan (tidak homogen) merupakan bagian dari karakteristik massa/lesi tersebut,” ujar Lailatul Muqmiroh, dr. Sp. Rad (K), konsultan dokter spesialis radiologi di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya

Intrasella

Intrasella: penyilangan di dalam organ tempurung kepala.

  • Faktanya:

Intrasella merupakan ruangan imajiner yang berada di dalam sella turcica (struktur tulang berbentuk pelana yang terletak pada dasar tengkorak, red)," tambah dokter yang akrab disapa dr. Lililng. Untuk dapat melihatnya, bisa melalui photo X-ray, CT-scan dan MRI

Craniopharyngioma

  • Kata Jeng Ana:

Craniopharyngioma: salah satu massa (tumor, red) di dalam kepala di sekitar otak, saraf yang punya kelainan sistem imun.

  • Faktanya:

menurut Jurnal “Craniopharyngioma in Adults” oleh Flavius Zoicas dan Christof Schöfl, Craniofaringioma merupakan salah satu jenis tumor yang berasal dari kelenjar pituitari embrional. Menurut dr. Liling, Meski tergolong jinak, tumor ini juga bisa menyebabkan gangguan penglihatan karena menekan saraf penglihatan.

Cisterna basalis

  • Kata jeng Ana

Cisterna Basalis: seperti kelenjar di bawah otot.

  • Faktanya:

Menurut dr. Liling, Cisterna basalis merupakan suatu ruangan (kavitas) yang ada di dalam rongga kepala dimana arakhnoid atau membran sel otak meluas ke area otak. tepatnya diantara dua lobus temporalis.

 

Nah, FYI nih untuk bisa membaca sebuah Hasil MRI, Ct-Scan, maupun berbagai pemeriksaan lain dibutuhkan pendidikan yang nggak sebentar, loh. bahkan, untuk dokter pun nggak semuanya bisa membaca hasil pemeriksaan penunjang.  

“Hasil pemeriksaan MRI sendiri hanya bisa dibaca oleh dokter spesialis radiologi. Nah, setelah dibaca dan dibuatkan kesimpulan, barulah dokter yang merujuk pemeriksaan ini bisa melakukan tindakan penunjang untuk menyembuhkan pasien,” tutup dr. Liling.

So, jangan keburu percaya dengan orang dengan embel-embel bisa menyembuhkan segala penyakit, ya. Bagaimanapun juga, periksa ke ahlinya adalah tindakan yang jauh lebih tepat. Nggak mau kan, niatnya mau sehat eh malah nambah masalah?

 

Editor: Fanny Kurniasari 

 

RELATED ARTICLES

Please read the following article