Zetizen.com – Fenomena Brexit alias british exit emang terjadi di wilayah Eropa yang jauhnya ribuan kilometer. Tapi ternyata, dampaknya juga bisa merembet sampai ke Indonesia. Terutama dampat pada sektor Industri dan ekonomi. Kok bisa ya?(autofocusasia/autonews/fhr/giv)
Brexit Bikin Rugi
Ternyata, gara gara Brexit, Industri multinasional terutama otomotif asia jadi sangat merugi. Misalnya aja toyota dan Nissan. Mereka punya usaha dengan 800.000 karyawan di Inggris. Status karyawan itu jadi rumit gara-gara Inggris keluar dari Uni Eropa, karena artinya karyawan yang non Inggris harus ngurus izin kerja lagi.
Hal itu tentunya selain nggak murah, juga bakal menurunkan produktivitas mereka di negara tersebut. Belum lagi persaingan dari pabrikan lokal yang juga semakin kuat.
Padahal, dari production plant alias pabrik mobil di Inggris, toyota berhasil menjual 190.000 mobil yang sebagian besar diekspor ke negara Eropa lainnya. Kalau Inggris nggak lagi ikut Uni Eropa, otomatis ekspor mobil ke negara lain bakal kena pajak sehingga mengurangi untung perusahaan.
Jualan di Inggris Nggak Efektif
Kalau mau tetap di Inggris, biaya yang dikeluarkan bakal lebih tinggi dari sebelumnya. Apalagi kalau dilihat dari statistik penjualan, produk mereka lebih laku diluar Inggris. Dari situ petinggi-petinggi nissan dan toyota mulai membahas efektif/nggaknya buat terus jualan di Inggris.
“Kami akan lebih hati-hati dalam kebijakan investasi berikutnya, apa akan pindah atau tetap di sini tapi dengan modifikasi produk yang lebih sesuai selera masyarakat Inggris.” kata Kim Tae-Nyen, Wakil Presiden Asosiasi Industri Mobil Korea Selatan.
Bakal Lebih Fokus di Asia Tenggara?
Kalau nggak jualan di Inggris, terus pindah kemana? Itu yang perlu kita ketahui. Kalau mencari tempat yang punya perdagangan bebas di luar Uni Eropa, maka tempatnya adalah Asia Tenggara. Sama seperti Uni Eropa, di sini ada ASEAN yang bikin ekspor bebas hambatan tarif.
Terlebih, wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia itu padat penduduk. Yang berarti, konsumen potensialnya lebih banyak. Masyarakat sini pun udah familiar sama produk-produk Toyota, Nissan, dan kendaraan asia lainnya. So masuk akal kalau strategi mereka berikutnya yaitu fokus ke pasar Asia Tenggara.
Nah, hal ini lah yang perlu kita waspadi, Guys! Karena dengan semakin intens nya pemasaran perusahaan tersebut di wilayah ASEAN, berarti persaingan industri skala internasional pun bakal makin ketat. Nah bagaimana hasil persaingan itu, kita lah yang menentukan. Sebagai konsumen kita harus bijak menerima berbagai perubahan yang dibawa oleh perusahaan tersebut. Gimana menurut kalian?