Zetizen.com - Baru-baru ini, Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un ditemukan tewas di Malaysia. Dari rekaman CCTV, kejadian ini sudah dipastikan merupakan pembunuhan. Uniknya, meski sudah jelas merupakan kasus pembunuhan, kepolisian Malaysia ternyata cukup kesulitan menentukan faktor-faktor dan penyebab kematian yang pasti. Gara-garanya, Pembunuhan tersebut menggunakan racun.
Nah, emangnya kenapa sih Pembunuhan dengan racun itu sulit buat diungkap bahkan bisa memakan waktu berbulan-bulan kayak kasus kopi sianida Jessica dan Mirna waktu itu? Well, Aiptu Pudji Harjanto, ahli forensik Polrestabes Surabaya mengungkapkan setidaknya ada 4 faktor utama yang mempersulit proses investigasi kasus Pembunuhan dengan racun.
Waktu Pembunuhan yang Nggak Jelas
Ketika kita dihadapkan pada suatu pembunuhan, maka otomatis pertanyaan pertama yang terbesit adalah waktu kematian korban, atau tepatnya kapan korban itu di bunuh. Dari situ polisi dapat menaruh kecurigaan terhadap kemungkinan orang-orang yang berada di TKP pada waktu tersebut.
Masalahnya, Pembunuhan dengan racun ini nggak begitu. Ketika mayat ditemukan, meski waktu kematian masih bisa diperkirakan dari kondisi tubuh yang ada, hal itu belum tentu menjawab kapan ‘pembunuhan’ terjadi, alias kapan tepatnya pelaku memasukkan racun ke dalam tubuh korban. Bisa jadi korban baru meninggal sekarang, sementara racunnya udah dimasukkan dari kemarin.
“Kesulitan pertamanya tentu dari timeline kejadian yang tidak jelas. Jangka waktu racun bereaksi ini kan beragam. Korban bisa mati sekarang, padahal racun udah dimasukkan dari hari kemarinnya. Pengumpulan barang bukti jadi lebih sulit.” sebut Aiptu Pudji Harjanto, ahli forensik dari Polrestabes Surabaya.
Lokasi Kematian Belum Tentu Lokasi Pembunuhan
Waktu Pembunuhan yang belum jelas itu pun berujung pada lokasi Pembunuhan yang belum jelas pula. Bisa aja seseorang ditemukan tewas di rumah, padahal racun itu udah ditengguknya di tempat lain. Karena itu PR polisi jadi bertambah, yaitu semakin melebarnya cangkupan investigasi.
“Ini membuat hal yang diteliti jadi lebih banyak. Ketika dokter menyimpulkan yang meracuni adalah zat A, padahal di lokasi kejadian tidak ada zat A, berarti kemungkinan racun itu masuk saat dia berada di lokasi lain.” imbuh Pudji.
Perlu Melibatkan Banyak Saksi
Kita tentu masih ingat kasus racun Sianida antara Mirna Salihin dan Jessica Wongso. Pastinya kita juga masih ingat kalau sidang Jessica sangat berbelit-belit dan melibatkan banyak saksi. Well, ternyata hal itu juga merupakan imbas dari waktu dan lokasi kematian yang enggak jelas itu.
“Ini karena cangkupan penelitian TKP dan cangkupan timeline-nya yang lebih luas, sehingga perlu melibatkan lebih banyak saksi untuk diwawancarai.” tutur Pudji.
Hal ini pun masih ditambah dengan perlunya memperlibatkan ahli-ahli. Seperti melibatkan dokter forensik untuk menganalisis racun apa yang masuk ke tubuh atau ahli membaca gestur tubuh dari para saksi. Fyi, proses itu sendiri butuh 3 hari atau lebih loh, Guys!
Jarang Orang Mau Mengaku
Masalah lainnya, mengorek keasksian dan pengakuan dari tersangka pun jadi sangat sulit dilakukan. Sebab, sangat sulit mencari bukti dan saksi konkret yang bisa membuat tersangka tidak bisa menyangkal perbuatannya.
“Kalau membunuhnya dengan racun, jarang sekali orang mau mengaku. Sebenarnya pengakuan memang bukan hal yang wajib untuk hasil persidangan, tapi itu cukup merepotkan.” tutup Pudji.
So, udah paham kan kenapa kasus-kasus dengan racun ini kerap memakan waktu lama? Kenyataannya, proses menguak kebenaran nggak semudah Detektif Conan memecahkan kasusnya, guys!
Editor: Bogiva