Zetizen.com - Hampir sepuluh tahun lalu sejak earth hour pertamakali digagas World Wildlife Fund (WWF). Aksi yang dilakukan untuk memerangi perubahan iklim dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan ini diadakan tanggal 25 Maret tiap tahunnya. Hingga saat ini, event itu terus berkembang dan makin besar. Yang terakhir, earth hour 2017 sukses diikuti 178 negara dan lebih dari 3000 kota di seluruh dunia. Denga peserta sebanyak itu, pastinya banyak cerita unik yang terjadi. Kayak yang dialami beberapa negara berikut.
Indonesia
Menurut National Geographic Indonesia, sebanyak 35 kota secara serentak berpartisipasi dalam perayaan tahunan earth hour 2017. Kota-kota tersebut adalah kota-kota besar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Papua. Biasanya, aksi earth hour diwujudkan dengan mematikan lampu di ikon-ikon kota selama satu jam. Tetapi, tak hanya itu, beberapa kota pun turut melakukan aksi unik lainnya, seperti aksi penanaman pohon dan penghijauan kawasan mangrove di Pontianak, 200 remaja mengikuti candle light dinner bersama Wali Kota Bogor di Balai Kota Bogor, serta di Makassar ada aksi bagi-bagi tas belanja supaya orang-orang nggak agi menggunakan kantong plastik yang nggak ramah lingkungan. Selain itu, ada juga event khusus bernama ‘Lari untuk Bumi’ yang diadakan di Hotel Sultan, Jakarta. Unik ya!
Singapura
Menurut laman The Strait Times, ada sekitar 200 organisasi dan institusi yang mengikuti perayaan earth hour 2017 di Singapore. Selama 60 menit, kota yang selalu terlihat gemerlap ini mematikan lampu di berbagai icon kota, seperti mall Ang Mo Kio Hub dan Bugis Junction, Kantor Pemerintahan Singapore, serta Marina Bay Sands Hotel. Nggak hanya sekedar mematikan lampu, WWF pun turut menyelenggarakan lari maraton dengan total peserta lebih dari 35 ribu orang. Uniknya, peserta lari maraton mendapatkan medali dari bahan biodegradable (dapat terurai dengan sendirinya), dan jika ditanam di tanah, medali itu akan tumbuh menjadi tanaman basil! Wow!
Kanada
Kanada pun turut serta dalam memerangi perubahan iklim dan kerusakan lingkungan melalui event Earth Hour. Menurut laman CTV News, perayaan earth hour 2017 di Kanada nggak hanya berupa mematikan lampu dan mengurangi konsumsi listrik saja, tapi juga ada aktivitas-aktivitas unik, kayak penampilan paduan suara yang membawa lilin di kota Montreal, skating (berselancar) di bawah langit berbintang di kota Vancouver, serta bermeditasi Yoga bersama di kota Toronto. Setelah event tersebut selesai, Toronto Hydro (perusahaan listrik kota Toronto) mengumumkan sekitar 2,8% permintaan listrik turun dan menghemat 77 megawatt listrik! What a fun ways to save environment!
Perancis
Dalam melakukan penghematan energi, Perancis pun nggak mau kalah. Menara Eiffel, ikon terkenal dari Perancis pun ikut dimatikan lampunya hingga gelap gulita. Tak jauh dari Menara Eiffel, sekumpulan orang berdiri di depan ratusan lilin yang membentuk tulisan ‘60+’ yang berarti 60 menit untuk mematikan lampu dan menghemat listrik. Menurut situs Le Monde France, walaupun hanya mematikan lampu di ikon-ikon terkenal di Perancis, Energi yang dihemat ternyata cukup besar loh! FYI, Perancis merupakan salah satu negara dengan konsumsi listrik tertinggi dengan konsumsi 55 terawatt hours (TWh) per tahunnya. Meski energi nuklir termasuk yang paling banyak digunakan negara ini, Perancis tetap turut serta ‘menyumbang’ polusi 5,6 ton karbondioksida (CO2) per tahunnya.
India
Tak berbeda jauh dari Perancis, perayaan earth hour 2017 di India pun menuai banyak dukungan positif. Menurut BSES (perusahaan penyedia listrik) Delhi dalam keterangannya ke laman India Today, event earth hour 2017 menghemat 290 megawatt listrik. Jumlah ini lebih besar dari tahun sebelumnya yang hanya berkisar di angka 230 megawatt. Tak hanya itu, akibat dari kepedulian masyarakat lokal India, kini India memiliki energi listrik berbahan panas matahari (solar power) dan menghasilkan sejumlah aturan hukum yang lebih ramah lingkungan.
Yuk, tunjukkan #Aksimu untuk bumi!
Editor: Bogiva