Zetizen.com - Buat sebagian orang, rokok elektrik alias vapor dianggap lebih aman dan ‘bersih’ dibanding rokok konvensional. Alasannya, asap vapor nggak mengandung bahan berbahaya yang biasanya ada di dalam rokok. Hal itu bikin vapor jadi semacam alat bantu buat mereka yang mau berhenti merokok.
Menurut penelitian yang dilakukan University of London, sebanyak 2 dari 6 orang yang ingin berhenti merokok mengaku berhasil mengurangi kebiasaan merokok mereka dengan bantuan vapor. Selain itu, efek positif kayak hilangnya bau nggak sedap dari asap rokok sampai frekuensi batuk yang menurun pun juga dirasakan para perokok tersebut sejak menggunakan vapor.
Tapi tunggu dulu, Guys. Meski banyak testimoni positif soal jenis rokok yang satu ini, ternyata keamanan vapor sendiri masih sangat diragukan.
Bahkan, WHO alias Badan Kesehatan Dunia sendiri belum berani mengklaim bahwa vapor merupakan alternatif yang aman untuk membantu berhenti merokok. Mereka hanya menyatakan bahwa harus diadakan penelitan lebih lanjut mengenai bahaya dari vapor sendiri. Karena kabarnya vapor juga mengandung senyawa propilon glikol dan gliseril yang apabila dikonsumsi secara berkala dapat memicu kanker.
Selain itu, asap vapor yang lebih banyak dan tebal pun justru dianggap jadi lebih mengganggu bagi lingkungan sekitar perokok. Dibanding asap rokok biasa, asap vapor memang lebih pekat dan sulit hilang.
Nah, di Indonesia sendiri, berbagai masalah dan isu keamanan vapor ini sendiri bikin BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) juga cenderung melarang peredarannya. Meski demikian, masih belum ada peraturan jelas soal boleh tidaknya rokok yang satu ini beredar.
Well, Guys, kalau menurut kalian, penggunaan vapor itu sebenarnya gimana sih? Lebih baik? Sama saja? Atau malah lebih buruk dari rokok biasa? Share di kolom komentar ya! (WHO/Guardian/aw/giv)