Zetizen.com - Setiap tanggal 29 Juli, dunia merayakan World tiger Day, satu hari khusus yang didedikasikan untuk mengenal keindahan dan keistimewaan harimau. Indonesia sebagai salah satu habitat asli hewan eksotis ini seharusnya juga ikutan merayakan. Tapi kali ini, muncul anggapan kalau hari khusus harimau bukan lagi sebuah perayaan melainkan sebuah duka cita. Kenapa begitu ya? (tigerday/independent/nationalgeographic/fhr/giv)
Turun 30 Kali Lipat dalam 100 Tahun
Mungkin udah banyak yang tahu kalau harimau itu termasuk hewan yang terancam punah. Padahal lebih dari sekedar ‘terancam’, penurunan jumlah harimau itu udah mengerikan banget lho. Gimana enggak, statistik mencatat populasi hewan satu ini udah turun 30 kali lipat dibandingkan awal tahun 1900-an.
Dulu jumlah harimau di alam liar mencapai 100.000 ekor. Tapi semua itu berubah sejak negara api, eh pembangunan oleh manusia menyerang. Berkurang lebih dari 95%, jumlah harimau sekarang kurang dari 4.000 ekor dengan mayoritas populasi ada di India. Fakti inilah yang bikin National Geographic mempertanyakan apakah World tiger Day ini layak dibilang perayaan?
‘Perang’ Sama Manusia
Sebagai salah satu penghuni rantai makanan tingkat tinggi, satu-satunya ancaman buat harimau emang cuma manusia. Masalahnya, ternyata manusia juga suka bikin ‘perang’ dengan harimau (pakai senjata, udah jelas manusia yang menang).
Kulit yang indah serta statusnya sebagai ‘raja hutan’ emang selalu bikin pemburu tertarik. Selain itu, ‘perang’ antara manusia dan harimau lainnya juga terjadi akibat perebutan lahan (kalau di tv-tv nyebutnya sengketa lahan).
Buat membangun kota atau lahan pertanian, hutan tempat tinggal harimau akhirnya dibabat habis. Karena kelaparan dan nggak punya tempat tinggal, harimau pun mulai berburu hewan ternak, bahkan manusia itu sendiri. Kalau udah begini, alasan keamanan bikin makin banyak orang memburu harimau.
Solusi: Manusia Harus Sadar Diri!
Emang, sebagai manusia, kita jelas menikmati dampak dari semua kegiatan tadi. Masalahnya, ngembaliin jumlah harimau setelah diburu itu nggak gampang. Soalnya, harimau itu kan makhluk hidup. Mereka nggak bisa diproduksi massal kayak barang barang pabrik. Perkembangbiakan harimau butuh waktu yang lama karena harimau cuma bisa mengandung 2-4 anak sekali melahirkan.
Fakta ini jelas berkebalikan banget sama manusia yang cepat banget dalam memburu mereka kan? Artinya, buat nyelamatin harimau ini perlu kesadaran manusia juga. Kita perlu sadar buat menghentikan kebiasaan memburu harimau, membabat habis habitat mereka, dan juga harus bisa menjaga baik-baik mereka di fasilitas penangkaran atau semacamnya. Nggak mau kan kalau nanti anak-cucu kita cuma bisa lihat harimau di TV atau Internet?
That’s why, meski proses pengembalian jumlah harimau bakal tetap berjalan lama, seenggaknya upaya ini tetap berjalan maju dan bukannya mundur kayak sebelum-sebelumnya.