Belajar di luar negeri bukan cuma mimpi lagi. Sebab, semakin banyak negara yang membuka pintu bagi pelajar yang pengin menimba ilmu di sana. Salah satu program pertukaran pelajar untuk SMA dan sederajat adalah Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study (YES) dari U.S. Department of State yang bekerja sama dengan Bina Antar Budaya.
Gita Savitri Devi - Di program pertukaran pelajar yang gue ikuti beberapa minggu lalu, ada satu orang yang menurut gue sangat inspiratif. Namanya Elias Escribano. Dia dari Spanyol dan berumur 25 tahun. Saat orang seusianya mungkin disibukkan deadline kantor atau tugas studi S-2, Elias justru memilih bekerja selama setahun untuk mengumpulkan uang karena bercita-cita keliling dunia, cita-cita yang kayaknya nggak mungkin.
Sebenarnya, kesempatan belajar ke luar negeri itu terbuka lebar. Tapi, masih banyak pelajar Indonesia yang merasa hal tersebut impossible. Oleh karena itu, Alma Putri Dhiafira merilis buku berjudul Kisahku sebagai Exchange Student. Buku itu berisi pengalamannya ikut pertukaran pelajar di Amerika Serikat.
Maisyarah Martin, siswi SMA asal Sumatera Barat berkesempatan mengikuti program student exchange AFS/YES tahun ajaran 2015/2016 ke South Dakota, Amerika Serikat. Ikut seleksi yang ketat bukan hal yang mudah. Syarah bahkan harus menunda sekolahnya selama satu tahun untuk ikut program penuh manfaat tersebut. Syarah pun nggak sungkan bercerita banyak tentang pengalamannya ke Zetizen.