zetizen

Nostalgia Lewat Lagu Band Indie yang Bercerita tentang Kota Tertentu

Music

Zetizen.com - Buat menemanimu di kemacetan jalan atau sekedar menjadi teman untuk mengerjakan tugas, ada loh para musisi yang mengemas keindahan dan ritme kehidupan di kota kelahirannya menjadi lagu yang enak didengar. Bahkan, mendengarkannya bisa bikin kita ngerasa nostalgic seolah berada di kota itu sungguhan. Yuk, cek aja beberapa lagu indie dibawah ini!

 

Hujan Jangan Marah – Efek Rumah Kaca

Efek Rumah Kaca (ERK) konsisten membawakan lagu-lagu bertema fenomena sosial, salah satunya lagu Hujan Jangan Marah (sumber: felix dass)

Buat penduduk kota Jakarta, tentunya banjir besar terekam jelas di ingatan. Rumah yang terendam, perekonomian yang berhenti sesaat, hingga listrim padam diperparah oleh hujan deras yang nggak kunjung reda.

Ketakutan itulah yang diangkat grup musik indie asal Jakarta, Efek Rumah Kaca dalam lagunya. Petikan gitar yang mendayu-dayu dan suara lirih Cholil Mahmud, sang vokalis seolah-olah mampu membangkitkan rasa trauma dan takut sangat tiap hujan deras turun berdentam-dentam.

Meski terdengar menakutkan, tapi bukan berarti Hujan Jangan Marah menjadi lagu yang harus dihindari. Justru lagu ini wajib ada di playlist-mu menjelang musim hujan. Padanan lirik dan musiknya yang lembut bakalan bikin kamu bernostalgia dengan masa lalu, barangkali bisa menciptakan kenangan sama si doi, khususnya di Kota Jakarta.

yuk dengerin lagunya disini

 

Cibaduyut – Parahyena

Parahyena, band indie asal Bandung yang tampil beda dengan nuansa musik etnik (Sumber: instagram)

If you had a bad day, kamu perlu masukin lagu ini dalam playlist-mu. Dilihat dari judulnya, tentu kamu bisa menebak grup musik Parahyena berasal dari Bandung. Dalam lagu ini, Sendy Novian, sang vokalis bercerita kalau doi mau pergi kencan dengan pacar, tapi nggak punya sepatu bagus yang bikin dia pede. Premis simpel ini diramu dan disajikan dengan baik dalam lagu berdurasi kurang dari 4 menit.

Uniknya, kamu nggak akan menemukan grup musik macam Parahyena dimanapun. Berani mendobrak kebiasaan, Parahyena tampil unik dengan instrumen-instrumen seperti violin, contra bass hingga bangsing ala Sunda.

So, jangan heran kalau dalam musik-musik Parahyena yang mengusung genre acoustic folk, kamu bakal menemukan petikan atau lengkingan musik yang terdengar klasik, etnik hingga tradisional akustik. Pantesan ketika mendengar lagu Cibaduyut ini, kita bisa bayangin suasana kota Bandung yang syahdu.

P.S: Lagunya ear-catchy dan bikin nagih, loh! Kuy cek lagunya disini

 

Malam Jatuh di Surabaya -  Silampukau

Balada kisah tentang Surabaya disajikan dengan epik oleh grup musik indie Silampukau (sumber: felix dass)

Sebagai kota terbesar kedua setelah Jakarta, kamu juga bisa menemukan kemacetan di jalan-jalan Surabaya. Apalagi di Jalan Ahmad Yani waktu Maghrib tiba. Tapi, sadar nggak sih kalau dalam kemacetan selalu ada hal-hal untuk diperhatikan? Seperti suara adzan yang tenggelam dalam klakson pengemudi yang letih.

Nggak perlu tinggal di Surabaya untuk merasakan hype di kota metropolitan ini. Lewat lagu Malam Jatuh di Surabaya yang juga bagian dalam album Dosa, Kota dan Kenangan, kamu bisa merasakan sensasi yang dirasakan oleh arek Suroboyo. Seperti kemacetan, contohnya.

Digawangi oleh Kharis Junandharu dan Ekki Tresnowening, petikan gitar dan suara Kharis yang mendayu-dayu cocok banget menemani sore harimu. Lirik dengan diksi menarik sarat akan makna dari berbagai kesibukan yang kamu lakukan seharian. Nadanya yang melankolis nggak akan bikin kamu galau, tapi justru mendorongmu untuk lebih menghargai kehidupan. 

Yuk cek lagunya disini

 

Sayidan – Shaggy Dog

Sering nongkrong di Jalan Sayidan, Shaggy Dog meramu cerita tentang jalan tersebut dalam lagu dengan judul (sumber: bandwagon)

Banyak yang bilang 99% kota Jogjakarta terbuat dari kenangan. Dengan berbagai bangunan tua dan jalan-jalan yang ikonik, rasanya ungkapan itu mampu merangkai berbagai perasaan yang muncul di kereta, di pesawat, di bus yang mengantarmu perlahan menjauh dari kota Jogjakarta.

Perasaan itu coba dirangkum Shaggy Dog, band indie asal Jogjakarta dalam lagu berjudun Sayidan. Musik bengenre ska yang diusungnya membuat para pendengar ikut bersorak dan bergembira bersama. Ditambah dengan lirik simpelnya, Shaggy Dog mengajak pendengar untuk ikut pergi ke Jalan Sayidan. Lengkap dengan penunjuk arah yang disajikan dengan lengkap dalam liriknya!

Psst, ternyata Jalan Sayidan benar-benar menjadi tempat nongkrongnya para personil Shaggy Dog, loh! Memang, Jalan Sayidan menawarkan banyak angkringan yang cozy banget buat bersenda gurau dan berbagi cerita dengan teman-teman. Makin kangen sama Jogjakarta kan?

Cek lagunya disini yaah..

 

Editor: Fahri Syadia