Zetizen.com - It's finally that time of the year! Pengumpulan aksi positif Zetizen National Challenge Goes to New Zealand 2017 udah dibuka lagi sejak 25 April lalu nih. Kamu-kamu, anak muda yang pengin bikin perubahan positif buat lingkunganmu udah bisa banget buat segera beraksi dan upload cerita aksi positif kamu buat menangin hadiah utama jalan-jalan ke New Zealand bareng Zetizen.
Nah, buat kamu yang masih ragu-ragu, coba deh intip beberapa aksi positif bidang pendidikan yang udah sukses dilakukan para Alpha Zetizen 2016 berikut ini nih. Psst... ini aksi-aksi para finalis Alpha Zetizen tahun lalu yang udah pasti super keren dan menginspirasi!
Yatsuko ajak anak-anak SD berani bermimpi lewat Kelas Inspirasi (Dok. Pribadi )
Nggak ada waktu yang terlalu cepat buar berkontribusi positif. Terutama kalau tujuannya adalah meningkatkan mutu pendidikan. Itulah yang berhasil dibuktikan oleh mahasiswi Universitas Negeri Padang sekaligus Alpha Zetizen of The Year Sumatera Barat, Yatsuko Juliana Sukamto. Statusnya sebagai mahasiswi nggak bikin Suko ragu-ragu buat beraksi positif membangun pendidikan di Indonesia. Malah, dia aktif menjadi pegiat dan pelopor dalam sebuah kegiatan pendidikan bernama Kelas Inspirasi. Aktifitasnya sebagai pegiat Kelas Inspirasi ini jugalah yang di-submit oleh Suko sebagai aksi positif di ajang Zetizen National Challenge Go To New Zealand tahun lalu.
Dalam aksinya, Suko dan kawan-kawan rutin berkunjung ke berbagai sekolah dasar yang ada di pinggiran Kota Padang. Disana, mereka mengajak para siswa yang biasanya terlupakan ini berkenalan dan yakin pada mimpi mereka. Nggak tanggung-tanggung, Kelas Inspirasi ini langsung bekerjasama dengan para profesional dari berbagai bidang buat turun langsung mengajar dan bertemu dengan para adik-adik sekolah dasar. Hasilnya? Anak-anak yang awalnya cuma mengenal profesi umum seperti guru, dokter, dan petani, jadi bisa mengenal berbagai profesi lain seperti jurnalis hingga announcer. Nggak cuma mengenal, mereka bahkan bisa belajar langsung dari pelaku profesi ini. Thanks to Suko and Kelas Inspirasi!
Anti (foto kiri) bersama anak-anak SD Rinin (Jawa Pos)
Jadi seorang wanita muda, nggak bikin Anti, sapaan Julianti Huki, berpikir dua kali buat terjun membangun pendidikan. Melalui sebuah komunitas bernama Aksi Untuk NTT, mahasiswi Universitas Nusa Cendana ini justru turun langsung sebagai relawan pendidikan di sebuah desa terpencil di Nusa Tenggara Timur. Yes, hanya berbekal motor dan perlengkapan sederhana, Anti dan kawan-kawan komunitasnya menembus jalanan tanah dan medan yang berat buat menyebarkan semangat pentingnya pendidikan di Desa Amarasi Barat, 55 km dari pusat Kota Kupang, NTT.
Aksi itu ternyata sangat tepat sasaran. Sebab, lokasi terpencil dan akses yang sangat sulit menyebabkan penduduk desa Amarasi Barat samasekali nggak menganggap pendidikan itu penting. Hal ini diperparah dengan pemikiran para orang tua yang akhirnya lebih suka menyuruh anak-anak bekerja daripada belajar.
Demi meningkatkan minat belajar inilah, Anti dkk berinisiatif mendonasikan berbagai buku, globe, peta, dan berbagai perlengkapan lain ke sekolah tersebut. Mereka juga menghiasi sekolah dengan berbagai lukisan berisi kata-kata mutiara tentang pentingnya pendidikan. Anti juga sabar banget loh membimbing anak-anak dengan metode pembelajaran yang fun. Misalnya mendongeng, games, dsb. Pantas aja ya gelar Alpha Zetizen of The Year NTT jatuh ke tangan Anti!
Jadi remaja berprestasi Kota Langsa, Odet dapat kesempatan berfoto dengan Bapak Walikota (Dok. Pribadi)
Punya prestasi segudang rupanya dimanfaatkan Raudhatul Jannah buat ikutan submit aksi positif di Zetizen National Challenge Go To New Zealand tahun lalu. Nggak sia-sia, siswi SMAN 1 Langsa ini pun terpilih sebagai 5 besar terbaik yang mewakili provinsi Aceh di ajang Zetizen Summit. Yap, cewek yang biasa disapa Odet ini emang mengumpulkan aksinya menjadi juara berbagai perlombaan sebagai bekal mengikuti ajang tahun lalu. Hal ini karena Odet punya skill dan prestasi yang luar biasa, khususnya di bidang debat dan olimpiade.
Dalam kiprahnya, Odet udah berhasil menjuarai banyak lomba debat. Dia bahkan ditunjuk mewakili kotanya dalam lomba debat tingkat provinsi, lalu ditunjuk lagi mewakili provinsinya dalam lomba debat bergengsi nasional, National Schools Debating Championship (NSDC). Di bidang olimpiade, Odet juga nggak kalah hebat. Di tahun 2015 dan 2016, Odet mewakili kotanya di ajang olimpiade tingkat provinsi. Alhasil, Odet pun dinobatkan jadi remaja berprestasi di kotanya deh. So, kalau kamu punya prestasi super kece kayak Odet, nggak usah ragu deh buat ikutan submit prestasi kerenmu sebagai aksi positif!
Albina membantu bangun kesadaran pendidikan di SMPN 1 Pudak, Ponorogo (Dok. Pribadi)
Sejauh-jauhnya Donna merantau, kecintaan buat ikut membangun pendidikan di daerah asalnya rupanya nggak dilupakan begitu aja. That’s why, sebagai aksi positifnya tahun lalu, mahasiswi Universitas Airlangga ini men-submit pengalamannya terjun langsung meningkatkan pendidikan di daerah asalnya, Ponorogo. Aksi positif yang dilakukannya bersama kawan-kawan komunitas Paguyuban Anak Ponorogo inilah yang sukses membawa Donna jadi 5 besar Alpha Zetizen dari Jawa Timur.
Aksi positif Donna dilakukan di SMPN 1 Pudak, sebuah sekolah yang berada di pinggiran Ponorogo. Disana, Donna dan kawan-kawan memberikan sosialisasi mengenai pentingnya pendidikan. Minat siswa-siswi SMPN 1 Pudak buat lanjut ke SMA emang masih sangat rendah. Alasannya pun variatif, mulai dari masalah ekonomi sampai masalah jarak karena gedung SMA berada jauh di kota. Kerennya nggak cuma melakukan sosialisasi, Donna dkk juga langsung memberi solusi loh. Mereka bekerjasama dengan pemerintah setempat buat memfasilitasi kesulitan-kesulitan itu. Hasilnya, 70% siswa SMPN 1 Pudak pun mau dan berhasil melanjutkan pendidikan SMA di kota. Hurray!
Vellia saat melaksanakan aksi positifnya (Dok. Pribadi)
Aksi positif cewek yang berkuliah di Universitas Bengkulu ini dimulai dari keprihatinannya melihat kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Sebangkul yang ada di kotanya. Keprihatinan ini nggak dibiarkan berlalu begitu aja. Vellia lantas mengubah keprihatinannya ini menjadi aksi positif. Ia mulai sering berkunjung ke TPA itu untuk berbagi buku, makanan, atau sharing pengalaman. Khususnya, buat anak-anak kecil yang ada disana.
Nggak sampai disitu, Vellia lantas berinisiatif buat memberi edukasi pada adik-adik di TPA Air Sebangkul. Fokus edukasi yang diberikan, adalah mengenai bagaimana cara mencuci tangan yang baik. Vellia sendiri pada dasarnya udah sering melakukan edukasi serupa buat anak-anak panti asuhan yang ada di kotanya. Maka, melihat kondisi kebersihan yang minim di daerah TPA, jiwa mulia Vellia pun terpanggil buat ikut berkontribusi memberi pendidikan disana. Aksi positif yang dimulai dari keprihatinan ini pun bisa sukses loh membawa Vellia keluar sebagai 5 besar Alpha Zetizen dari Bengkulu. Masih mau memendam keprihatinan tanpa melakukan aksi?
Editor: Bogiva