AUCKLAND, Zetizen.com – Beruntung sekali menjadi Alpha Zetizen of the Year (AZOTY). Kemarin (26/11) mereka berkesempatan makan siang dan bercengkerama bersama Alister Lawrence, konsul kehormatan Indonesia untuk Auckland di Pulau Waiheke (baca: Waihiki). Nggak tanggung-tanggung, Alister menjamu mereka di vila pribadinya yang terletak tepat di bibir Palm Beach.
Perjalanan menuju vila itu pun seru. Ke-34 AZOTY harus berlayar lebih dulu dari Auckland Harbor dengan menaiki kapal feri. ’"Bagus banget! Lautnya bersih. Nggak sia-sia selama perjalanan aku naik ke atas dek kapal untuk bisa lihat pemandangan indah gini," ujar Bayu Andaresta, AZOTY dari Sulawesi Tengah.
Terlebih lagi, kemarin matahari bersinar cerah. Lanskap Kota Auckland terlihat cantik seiring kapal bergerak menjauh dari pelabuhan. Nggak lama, pemandangan pun berganti scene hijaunya pulau-pulau yang berkontur perbukitan.
Begitu sampai di pelabuhan Pulau Waiheke, semua bersorak riang. Bukan hanya karena nggak sabar ingin makan siang bersama, tapi juga karena melihat segerombolan burung camar yang terbang berputar-putar persis di atas mereka. Rasanya seperti disambut meriah. ’"Sepanjang jalan aku nggak tidur sama sekali. Soalnya, aku belum tentu bisa ke sini lagi. Aku sama sekali nggak mau melewatkan setiap pemandangan yang ada," kata Yockbet Merauje, perwakilan dari Papua.
Dua puluh menit berlalu. Rombongan akhirnya tiba di vila milik Alister. Dari balkon ruang keluarga, para AZOTY dapat melihat langsung birunya lautan beserta hijaunya bukit-bukit yang mengelilingi pantai. "Ini sih rumah impian. Aku biasanya cuma lihat di majalah home and design. Sekarang aku lagi berdiri di sini. Kayak mimpi sih," ungkap Dhita Yoana, AZOTY dari Jawa Barat yang terbengong saking kagumnya dengan vila tersebut.
Sambil menikmati hidangan barbecue yang disiapkan khusus buat para AZOTY, Alister juga berbagi cerita. Mereka berdiskusi tentang pengelolaan lingkungan di New Zealand. "Saya tahu kalian punya banyak proyek yang bagus banget. Makanya, kalian harus banyak belajar di sini supaya banyak hal yang nanti bisa kita lakukan bersama," tutur Alister sambil menunjukkan beberapa hasil nyata dari proyek yang dikerjakannya.
Salah satu special project Alister adalah mengubah sampah plastik menjadi beton. Beda dengan kebanyakan beton, partikel plastik justru membuat beton kukuh, tapi lebih ringan. Materi seperti itu pas banget diaplikasikan di wilayah yang rawan gempa maupun goncangan. Sebab, dampak goncangan itu bisa diredam dan risiko bangunan runtuh dapat diminimalkan.
Sontak, AZOTY langsung melongo dan serempak bertepuk tangan. Mereka terpukau dengan langkah Alister. "Ini sih keren banget. Bukan cuma konsep, udah ada realisasinya yang jelas," celetuk Fatmadillah Rahayu, AZOTY perwakilan Riau.
Alister menyatakan, riset sejak 20 tahun lalu tersebut merupakan langkah nyata untuk menyelamatkan laut beserta ekosistemnya. "Sampah plastik adalah hal yang paling berbahaya. Dalam jangka panjang, partikelnya terburai menjadi kecil dan dimakan ikan. Secara nggak langsung, kita turut mengonsumsinya dan sampah plastik tentu berdampak pada masa depan," terang Alister.
Setelah sesi sharing, Alister mengajak AZOTY ke pantai. Bermain pasir, bola, hingga berenang dilakoni tanpa henti. Bibir pantai yang semula tenang terkendali menjadi "rusuh". Jimas Iffandi, AZOTY dari Sumatera Barat, mengungkapkan, meski dirinya cukup sering main di pantai, rasanya pasti berbeda. "Suhunya yang menantang! Pantai di Indonesia panas semua. Nah, di sini suhunya kurang dari 20 derajat Celsius. Aku penasaran," ucap cowok berkacamata tersebut. Woo-hoo, terima kasih New Zealand! (c14/ash/dri)