Are You a Zetizen?
Show Menu

Terumbu Karang Dirusak Kapal Pesiar, Ini Kerugian yang Dialami Raja Ampat

Nena Zakiah Nena Zakiah 19 Mar 2017
Terumbu Karang Dirusak Kapal Pesiar, Ini Kerugian yang Dialami Raja Ampat

 

Zetizen.com - Hampir dua minggu yang lalu, kapal pesiar Inggris, MV caledonian sky kandas di perairan Raja Ampat. karena kapal dan seluruh krunya selamat, hal itu akhirnya nggak jadi banyak perhatian. Namun, masalah muncul waktu warga setempat menemukan kalau ternyata, kandasnya kapal berbobot hampir 5000 ton itu merusak salah satu gugusan terumbu karang paling indah yang ada di dunia.

Nggak tanggung-tanggung, saat ini, kerusakannya ditaksir mencapai 1600 meter persegi, atau 1,6 kilometer persegi. Kerusakan terumbu karang sebesar itu pun bikin Indonesia, terutama penduduk lokal raja ampat sangat rugi. Sebab, terumbu karang itu emang punya peran besar banget buat mereka. Gara-gara kejadian itu, Indonesia harus menanggung kerugian-kerugian sebagai berikut:

 

Kondisi terumbu karang raja ampat Kini (Sumber: Metro UK)

Kerugian Ekosistem Laut

Sebagai biota laut yang sangat sensitif terhadap perubahan kondisi, terumbu karang butuh waktu yang lama untuk terbentuk dan melakukan recovery. Apalagi, terumbu karang yang rusak itu termasuk jenis yang langka. Saking lamanya, Menko bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengatakan kalau dibutuhkan waktu 50 sampai 100 tahun untuk terumbu karang yang rusak tumbuh kembali. Waktu selama itu jelas bukan hal bagus buat ekosistem. Sebab, terumbu karang punya peran penting dalam menjaga kestabilan ekosistem dengan menyediakan tempat tinggal dan sumber makanan bagi ikan-ikan.

FYI,dalam dua minggu setelah kejadian, beberapa jenis ikan udah nggak bisa lagi ditemukan di wilayah rusaknya terumbu karang. Padahal, menurut laman Indonesian Tourism, di wilayah raja ampat ada sekitar 540 spesies terumbu karang, 13 spesies terumbu karang langka, dan 1070 spesies ikan. Banyak banget kan? Sayangnya, sebagian terumbu karang itu sekarang rusak dan harus mengalami proses pemulihan yang lama, Guys.

 

Ikan yang Berenang di Sekitar terumbu karang Rusak (Sumber: Metro UK)

Kerugian Material

Sampai saat ini, nilai pasti kerugian yang diderita gara-gara kerusakan terumbu karang itu sebenarnya belum dipastikan secara resmi oleh pihat pemerintahan. Sebab, faktor kerugiannya cukup banyak. Mulai dari kerugian ekosistem yang menyebabkan ikan dan berbagai satwa laut nggak bisa hidup lagi, sampai kerugian nilai pariwisata yang hilang. Meski begitu, beberapa media asing rupanya udah membuat estimasi kerugian ini. Menurut laman CNN, kerugian terumbu karang per m2 berkisar antara US$ 800 hingga US$ 1.200, atau jika ditukar dalam kurs rupiah berkisar 10,7 juta hingga 16 juta rupiah! Sementara, bila ditotal keseluruhan area yang rusak menghasilkan angka US$ 1,92 juta (25,6 miliar rupiah)! Perhitungan tersebut dilakukan oleh Pusat Penelitian Sumber Daya Perairan Pasifik Universitas Papua, berdasarkan uji lab yang mereka lakukan.

Melihat pentingnya gugusan terumbu karang yang ada di Raja Ampat, nilai sebesar itu emang wajar. Sebab, potensi kerugiannya sendiri memang sangat besar. Dengan nggak adanya lagi ikan dan biota laut yang bisa diberdayakan, maka pendapatan masyarakat sekitar pun jadi hilang. Selain itu, wilayah raja ampat sendiri sebenarnya termasuk wilayah alam yang dilindungi secara Internasional karena banyaknya satwa unik yang nggak bisa ditemukan lagi ditempat lain. 

 

Kepulauan raja ampat (Sumber: Indonesia Travel)

Kerugian Pariwisata dan Turisme

Terakhir, kerugian yang nggak kalah besar pun dirasakan oleh warga setempat yang bekerja di bidang pariwisata. FYI, raja ampat merupakan salah satu spot diving paling indah di dunia. Selain itu, jenis terumbu karang yang sangat beragam dan langka membuat tempat ini punya nilai pariwisata yang sangat besar. Menurut laman Stay Raja Ampat, salah satu tourist agency, biaya masuk ke raja ampat berkisar USD 100 untuk turis mancanegara dan Rp. 500.000 untuk wisatawan dalam negeri. Belum lagi, sewa perahu dan guide, per orang bisa terkena biaya lebih dari satu juta rupiah. 

 

 

Editor: Bogiva

RELATED ARTICLES

Please read the following article