Zetizen.com – Selasa (26/7) kemarin agaknya bakal jadi hari berserjarah bahan bakar terbarukan. Pasalnya, solar impulse 2, Sebuah pesawat yang menggunakan energi matahari sebagai bahan bakar tunggalnya berhasil mendarat di Abu Dhabi setelah berkeliling dunia menempuh jarak 40.000 Km melewati empat benua, tiga lautan dan dua samudra. Bravo!
Solar impulse 2 mulai mengudara sejak Maret 2015. Saat itu, pesawat buatan tim asal Switzerland tersebut berangkat dari Abu Dhabi dengan misi utama mempromosikan energi ramah lingkungan.
Untuk menjalankan misinya tersebut, solar impulse 2 memiliki desain yang sangat revolusioner. Dengan bentang sayap 72 meter atau lebih besar dari Jumbo Jet Boeing 747, pesawat tersebut hanya berbobot 2,3 ton. Di permukaan sayap tersebut, terpasang 17 ribu panel surya yang menjadi sumber tenaga satu satunya bagi keempat mesin pesawat.
Memang, solar impulse bukan pesawat pertama yang memanfaatkan energi matahari. Namun, ia merupakan pesawat bertenaga surya pertama yang sukses mengelilingi dunia.
Misi prestisius tersebut berhasil dijalankan selama 23 hari. Selama itu, solar impulse 2 terbang di ketinggian 29.000 kaki dengan kecepatan 50 km/h. Namun, pilot juga harus menurunkan ketinggian hingga 5.000 kaki pada malam hari untuk menghemat energi.
Meski sumber energinya tak terbatas, namun, ketahanan pilot yang terbatas membuat pesawat ini tetap harus mendarat di berbagai tempat selama perjalanannya. Salah satu leg terpanjang dalam perjalanan ini adalah menyebrangi samudera pasifik yang ditempuh selama 6 hari.
Bertrand Piccard, salah satu pilot sekaligus kepala dari proyek solar impulse mengatakan bahwa selain mengelilingi dunia, misi solar impulse juga sebagai pembuktian bahwa energi terbarukan memiliki potensi yang sangat besar. “Orang-orang bakal mencatat bahwa ini bukan hanya sejarah untuk penerbangan tapi juga untuk bahan bakar,” ujarnya seperti dilansir Guardian.
Piccard juga berharap akan ada orang lain yang meneruskan karya yang dirancangnya selama 15 tahun ini. ”Energi terbarukan yang kami gunakan bisa diterapkan dalam bidang apapun. Saat ini, kami hanya bisa menempuh 40.000 kilometer dengannya. Namun apabila dikembangkan oleh orang lain potensinya bisa melebihi dari itu”. (solarimpulse/guardian/aw/giv)
Well, kira kira mungkin nggak ya suatu saat teknologi energi terbarukan bakal benar benar digunakan besar besaran dan menggantiken ketergantungan energi fosil kayak sekarang?