Kalau dipikir-pikir, sebenernya sahabatmu emang nggak ada bedanya sama orang-orang lain. Tapi dibalik semua itu, ada terlalu banyak hal yang cuma bisa kamu dan sahabatmu sendiri pahami. Rasanya, mustahil deh orang lain bisa mengerti apa yang udah kalian lewati bersama.
Tiap pergantian tahun ajaran kayak saat ini, pasti ada cerita anak yang kehilangan sahabat. Dia yang biasa ngelawak sejadi-jadinya, malah diam dan nggak ngajak ngobrol sama sekali. Atau yang biasa curhat sejam sekali malah cuma ngomong sepatah dua patah kata. Nyesek nggak sih kalau orang yang selalu kita andalkan tiba-tiba berubah? Nggak jarang itu bikin kita stres dan frustasi sendiri. Eitts, tunggu dulu, jangan buru-buru menyalahkan dan menegurnya. Coba kamu tanyakan dulu ke diri sendiri, a
Nggak ada salahnya buat introspeksi dan nge-review lagi apa aja yang udah, dan belum kamu lakukan buat mengejar kesuksesan. Jangan-jangan, disaat teman-temanmu lagi sibuk bekerja keras, kamu malah masih stuck melakukan hal-hal ini.
Yang namanya toxic friend alias teman beracun, bukan gigitannya yang beracun, tapi omongan atau tingkah lakunya yang selalu bikin suasana nggak menyenangkan, kayak racun yang menyebar gitu deh. But wait, meski kedengarannya teman kayak gini harus dihindari, sebenarnya ada loh manfaat positif yang bisa kita ambil dari mereka. Kayak yang berikut ini misalnya.