Baca juga:
Fight for Equality through Books and Reading
|
Bagi yang udah hobi, membaca novel emang jadi kenikmatan tersendiri. Sejenak kita bisa ‘kabur’ dari masalah dunia dan melang-lang buana di dunia novel. Nggak heran kalau efek itu juga terbukti secara medis bisa mengurangi stres sebanyak 60% dalam waktu 6 menit dan memperlambat detak jantung. Bahkan, dampak stress reduction ini lebih besar dari minum teh, jalan jalan, bahkan main game!
Kreativitas
Salah satu penyebab utama kenapa cerita versi buku seringkali lebih bagus daripada versi filmnya adalah adanya ruang bagi pembaca buat berimajinasi. Waktu melihat film, setting, tokoh, dan emosi digambarkan dan diwarnakan secara jelas. Lain halnya kalau kita membaca novel. Dalam novel Harry Potter misalnya, bentuk Hogwarts pasti digambarkan berbeda pada benak tiap orang. Nah di genre fiksi dan fantasi lah imajinasi ini bisa tergambar dengan sangat luas dan beragam.
Semua Orang Butuh Fantasi
Kalau kamu mengira bacaan fiksi/fantasi cuma dibutuhkan sama anak-anak, kamu salah besar. Fantasi merupakan salah satu genre sastra dimana kita bisa belajar menyelesaikan masalah dan penilaian moral. Bagaimana seorang yang lemah bisa mewujudkan tujuannya yang kelihatan mustahil?
Bantuan sihir dan hewan yang bisa bicara bisa dianggap sebagai perumpamaan bahwa banyak hal yang terlihat mustahil tapi bisa terwujud di dunia ini. Optimisme itu lah yang dibutuhkan sama orang remaja dan dewasa, yang mulai pesimis dan gentar melihat dunia yang ‘kejam’ ini. Toh kalau kita mengengok pada ke-6 manfaat sebelumnya pun, semuanya juga berguna buat orang dewasa kan?
Baca juga:
Adaptasi yang Lebih Apik daripada Bukunya
|
Source: Wall Street Journal, Buffer, The Conversation | Editor: Bogiva