Zetizen-Berkomunikasi biasanya identik dilakukan antarmanusia. Tapi, ternyata manusia juga bisa berkomunikasi dengan hewan lho! Seni Komunikasi itu lantas disebut animal communication yang dilakukan seorang animal communicator. Wah, membayangkan bisa berkomunikasi dengan hewan rasanya udah seru banget kan? Biar nggak penasaran, kita simak yuk lebih lanjut tentang profesi yang satu itu!
Sesuai dengan sebutannya, seorang animal communicator adalah pekerjaan untuk melakukan Komunikasi dengan hewan. Komunikasi yang dilakukan bertujuan menggali masalah yang dialami hewan-hewan tersebut secara fisik ataupun psikis. ”Animal communicator nggak hanya berbicara pada hewan, tapi juga menyampaikan pesan dan pertanyaan dari para guardian (pemilik) pada hewan peliharaan mereka. Intinya, kita menjembatani hewan dengan para guardian. Dari situ, kita bisa memberikan terapi untuk masalah fisik maupun psikis serta mengatasi trauma pada hewan tersebut,” jelas Antonius Bagus, animal communicator dan hipnoterapis.
Memahami perasaan ketika berkomunikasi dengan manusia juga diperlukan ketika berkomunikasi dengan hewan. Itulah yang membuat peran seorang animal communicator menjadi penting. Bagus tertarik dengan profesi animal communicator ini karena masih banyak orang yang sulit memahami hewan peliharaan mereka dan menganggap hewan sebagai makhluk kelas bawah yang bisa diperlakukan seenaknya.
”Awalnya, saya adalah seorang arsitek. Tapi, saya sangat mencintai hewan dan itu yang membuat saya tertarik pada profesi ini. Saya melihat orang-orang masih sering memperlakukan hewan sebagai makhluk kelas bawah. Padahal, keberadaan hewan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari manusia,” ujarnya.
Meski terlihat menyenangkan, menjadi seorang animal communicator bukan pekerjaan yang hanya dilakukan untuk bersenang-senang lho! Sama dengan pekerjaan lain, animal communicator memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Salah satunya, ketika harus membedakan informasi yang didapat itu informasi sesungguhnya sesuai dengan kondisi si hewan atau hanyalah keinginan hewan tersebut.
”Kesulitannya ketika menghadapi ketidaksabaran guardian dan membedakan informasi sesungguhnya dengan apa yang mereka mau. Contohnya, sewaktu berkomunikasi, hewan mengatakan sudah ditolong seseorang. Padahal, kenyataannya hewan tersebut mengalami kecelakaan di suatu tempat. Jadi, ditolong itu semacam keinginan si hewan. Dari situ, biasanya timbul masalah karena guardian menganggap kita berbohong,” ungkap Bagus.
Menyamakan persepsi guardian dengan fakta di lapangan inilah yang lantas menjadi tantangan untuk dipecahkan seorang animal communicator. Meski terdapat tantangan, Bagus juga pernah memiliki pengalaman berkesan sebagai seorang animal communicator. Dia pernah diminta sebuah yayasan untuk berkomunikasi dengan hewan superlangka dan hanya satu-satunya di dunia. Ketika kemampuan animal communication-nya berhasil menyelamatkan hewan tersebut, dari sinilah Bagus mulai merasakan kebahagiaan dan kepuasan karena dapat berkontribusi pada alam.
Animal communicator ini juga bisa menjadi profesi yang menjanjikan kalau kamu mau mengembangkan bakat dan potensi diri yang diperlukan untuk bisa berkomunikasi dengan hewan. ”Hal mendasar untuk berlatih berkomunikasi dengan hewan adalah melatih emosi diri. Kita harus bisa memunculkan energi positif dan menekan sedalam-dalamnya energi negatif dalam diri kita. Ketika emosi negatif kita telah mencapai level 0, netralitas kita akan memunculkan kepekaan tertentu. Teknik ini sangat bisa dilakukan dan dilatih setiap orang,” tutur Bagus.
Melihat besarnya peran seorang animal communicator ini, tentu kita terdorong lebih memahami perasaan hewan peliharaan maupun yang ada di sekitar kita. Apakah kamu tertarik dengan profesi itu? (sak/c14/mel)
Body Talk
Saat manusia membutuhkan seorang psikolog untuk memahami mereka sepenuhnya, seekor
hewan
membutuhkan hal yang sama. Dalam animal communication, teknik ini disebut body talk. Body talk dapat membantu seseorang mengetahui apa yang dirasakan hewan. Misalnya, saat si peliharaan sakit, takut, dan lainnya. Intinya adalah mengatur semuanya dengan pola bahasa tubuh.
Linking Awareness
Membangun kesadaran diri untuk bisa berkoneksi dengan makhluk lain secara nonverbal dengan cara tertentu adalah hal yang dipelajari dalam linking awareness. Dengan memiliki kemampuan linking awareness, kita bisa mengetahui berbagai hal tentang hewan. Mulai perilaku, kondisi, hingga tindakannya.
Membangun koneksi secara psikis dengan hewan membantu kita untuk nggak memberi asumsi yang salah dan dapat memenuhi kebutuhan hewan secara tepat sasaran.
Mind Power
Teknik ini mirip berkomunikasi secara telepati. Seorang animal communicator bakal menggunakan kekuatan pikirannya untuk masuk melalui gelombang alfa otak yang merupakan sarana berkomunikasi hewan. Mind power bisa dikuasai semua orang.
Kemampuan murni itu dimiliki otak kanan setiap manusia mencari tahu apa yang dirasakan makhluk hidup lainnya. Seorang manusia dapat memasuki gelombang ini saat rileks sehingga seolah-olah mampu menarik data dari hewan yang nggak bisa mengungkapkan perasaan secara verbal.
Seorang animal communicator bisa mencari solusi yang tepat bila hewan sedang mengalami masalah. Selain itu, masih banyak pengetahuan kuno lain yang dapat dipelajari sebagai sarana Komunikasi dengan hewan. (sak/c14/mel)