Zetizen.com - Memaknai Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei yang lalu, Zetizen Team melempar pertanyaan kepada para Zetizen. Pertanyaan adalah “Apa sih yang pengin kamu ubah dari sistem pendidikan di Indonesia?” Nggak nyangka feedback-nya sangat baik. Tapi dari ratusan ide yang masuk, berikut 3 ide dengan konsep paling brilian. Mungkin ini baru ide, tapi nggak menutup kemungkinan salah satu dari mereka bisa mewujudkan idenya kelak. Keep it up, guys!
Mau Ngubah Cara Guru Mengajar
Guru-guru di Indonesia sekarang banyak (bahkan hampir semua), mengajar dengan berpatokan pada buku, sementara yang dibutuhkan oleh murid adalah ilmu yang relevan dengan masa sekarang dan masa depan. Jika terlalu terpatok pada buku, maka yang dipelajari cenderung bersifat masa lalu atau masa sekarang terutama dalam bidang-bidang Ilmu Pengetahuan Sosial.
Guru-guru perlu mengajarkan muridnya untuk melihat ke masa depan dan mencari solusi sebagai pemecahan masalah yang tepat sehingga lebih berguna bagi kehidupan murid di masa mendatang bukan hanya belajar ilmu-ilmu dasar dan teori semata. Kadang ilmu yang bahkan sama sekali tidak kita gunakan di pekerjaan kita di masa depan malah membuat rapot merah dan bahkan bisa berujung tidak naik kelas. Padahal, berapa banyak anak-anak yang tidak lulus dan pada akhirnya bisa berprestasi gemilang di luar bidang yang tidak ia kuasai. Guru-guru harus lebih mampu melihat ke dalam diri tiap murid akan potensi apa yang ada di dalam mereka sehingga dapat menyesuaikan pelajaran dengan muridnya tersebut, bukan muridnya yang dibentuk sesuai dengan keinginan gurunya.
ID Zetizen: 1160
Kevin Christian Hadinata - SMA Kristen Petra 1 Surabaya
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mau ngubah:
Jam belajar yang nggak terlalu panjang soalnya semakin siang bukannya semakin fokus tapi semakin ngantuk. Bikin belajar makin nggak efektif.
Jam masuk dibuat nggak terlalu pagi. Soalnya kalau terlalu pagi siswa itu bikin nggak seneng sama sekolah soalnya masih ngantuk lah, yang rumahnya jauh rawan telat lah, dll.
Guru lebih friendly kaya di sekolah swasta (buat negeri). Soalnya hal paling penting yang membuat siswa cinta sama pelajarannya itu gurunya. Guru yang mudah nggak suka sama murid akan membuat murid juga mudah nggak suka sama guru yang berimbas sama pelajaran dan nilai.
Bedakan sekolah sama penjara! Negara pingin siswanya seneng sekolah. Tapi kalau sekolah sama aja sistemnya kaya penjara, gimana bisa seneng?
Sistem belajar yang lebih efektif dan nggak terkesan memaksa. Sistem pendidikan di Indonesia semakin lama semakin maksa, kaya jam pulang yang makin sore, materi per mapel (mata pelajaran) yang semakin banyak, itu sebenernya bukan membuat siswa makin banyak ilmu, tapi malah membuat siswa makin stres.
Plis, contoh sistem luar negeri (contoh: Australia, amerika)yang membuat siswanya nggak butuh lagi les tambahan di luar sekolah. Kalau menganggap sistem kaya gitu kurang cukup, buktinya orang luar negeri bisa sukses kan?
Hargai semua hasil siswa. Setiap siswa punya passion dan kemampuan yang beda. Tolong jangan menganggap kalau seorang siswa nilai ulangan jelek berarti dia males, ga pinter, tapi mungkin aja passion dia bukan di mapel itu. Hargai, dan dorong siswa melakukan apa yang dia suka, biarkan sukses dengan bidangnya masing masing.
Thanks zetizen! Maaf curhat.
Id Zetizen: 16720
Btari Azahraprina Qurotaayyun - SMAN 5 Surabaya
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku bilang sih baru skolah TK itu mulai umur 8 aja. Anak seumuran saya tuh kurang main pas kecilnya, jadi pas sekolah nggak fokus belajar malah. Kalau bisa dari TK gitu ngajak kita mengenal berbagai macam profesi. Trus kalo anaknya udah seneng sama satu bidang, dia dibimbing benar-benar untuk profesional di situ. Semisal dia seneng banget jadi dokter ya diajak main dokter-dokteran di TK-nya.
Pas dia naik ke SD, dia bisa bener-bener diarahkan untuk belajar basic-basic kedokteran. Bukan yang susah, ajarin biologi secara bertahap makin dalam untuk menyiapkan masa SMP. Ngajarinnya juga yang menarik. Pake gambar gitu atau kartun. Supaya mereka itu gak berhenti penasaran sama bidang yang mereka pilih. SD cukup 4 tahun aja. Kasihan kalo lama-lama ntar dia bosen. (Tahap ini aku saranin untuk 80% teori dan 20% praktek)
Nah ntar di SMP, karena udah dapat banyak materi duluan di SD, enaknya anak mulai ajarin praktek. Porsinya ditambah. Sekalian mulai diajak kunjungan sesuai bidang yang dia minati. Kalo dokter ya ke rs, sekalian liat caranya dokter mengoperasi pasien. Atau kalo mau jadi penyiar ngeliat gimana ngebawain siaran di radio. Anak itu kalo udah tau mau ngapain, pasti bakal serius kalo diajak ngeliat apapun. Anak kan rasa ingin tahunya gede. Malah kalo gak jelas mau ngapain itulah mereka iseng dan cari 'hiburan' kalo diajak field trip atau kunjungan gitu. Wkwkwkwk (karna dulu aku gitu hehe) Lamanya SMP mungkin cukup kalo 2 tahun.
Di SMA, aku saranin 2 tahun aja cukup. Disini anak-anak diperbolehkan magang atau internship (asekk..) disini juga mulai diajarin kode-kode etik dan prospek kerjanya. Tapi juga teguhkan niat mereka untuk jadi profesional di bidang yang selama ini dipelajari. Sayang banget kan dari kecil sampe sekarang ditekuni, tapi pas tau prospeknya gak begitu bagus, malah pesimis trus langsung mau ganti bidang.
SMA ini si anak udah diajarin menjadi lebih profesional. Apalagi kan umurnya udah pas tuh 16. Di luar negeri aja anaknya udah mandiri banget umur segitu. Kita kan gak kalah sama luar! (Hehehe yes we can :) !! ) btw, aku nggak nganjurin adanya unas juga. Setelah aku rasain kemarin dengan CBT (Computer Base Test), ternyata nggak ada manfaat yang aku dapat dari UNAS. Hanya saja aku tetap harus kerjain dengan baik karena aku daftar PTN.
Terus kuliah deh. Kenapa kok tetep kuliah? Karena aku yakin meskipun dengan kemampuan yang mumpuni, dunia ini masi butuh pengakuan hitam diatas putih. Lagipula menambah masa belajar itu oke-oke aja selama hasilnya worth it, right? Lama kuliah kalau bisa 3 tahun aja. Menimbang dia udah banyak ditempa di jenjang sebelumnya. Kuliahnya juga kudu lebih banyak bimbingan dari professor/spesialis/pakar dari bidang yang diminati anak tsb.
Kalo bisa tuh semua udah pake teknologi lah. Biar anak Indonesia tuh nggak dipandang remeh sama luar. Setelahnya pas sarjana udah lulus, thanks God Indonesia udah punya seorang ahli yang tau bakal ngapain di hidupnya. Tau tujuan hidupnya dan punya kemampuan untuk bekerja dengan baik.
Karena kalau dari yg aku rasain sekarang (aku bentar lagi lulus SMA), orang hidup tuh nggak perlu pinter di segala bidang apalagi kalo pinternya itu cuman teori dan pengetahuan dasar. Kita itu cuman perlu benar-benar ahli di satu hal kalo itu emang passion kita.
Seperti quote yang cocok banget untuk segala penjelasan panjang lebar aku ini yaitu: Jangan takut terhadap 10000 jurus yang hanya dilatih sekali. Tapi takutilah 1 jurus yang dilatih 10000 kali.
Thankyou for the opportunity to speaks up about what's my ideal Indonesia's education system in case i'm able to changes it.
Semoga anak-anak Indonesia cerdas dan selalu membanggakan. Dan semoga pemerintah selalu mengedepankan pendidikan berkualitas bagi anak-anak Indonesia dimanapun, terutama yang tinggal di daerah yang susah dijangkau.
Selamat Hari Pendidikan Nasional 2016!
Jesslyn Giovanni Mulyanto - SMA Santa Maria Surabaya