Zetizen.com - Profesi barista sekarang sudah nggak dipandang sebelah mata lagi. Sebab, nggak sekedar menyeduh, barista yang baik juga harus memahami perbedaan setiap kopi dan menambahkan nilai cita rasa kedalamnya. Nah, booming-nya profesi ini bahkan bikin sejumlah artis ikutan menggeluti profi ini. Sebut saja Chicco Jerikho dan Rio Dewanto. Sejak perannya dalam film Filosofi Kopi, Chicco dan Rio akhirnya menekuni profesi ini di dunia nyata, loh! Yuk, simak kisah mereka.
Sebagai tokoh utama ben dan jody dalam film Filosofi Kopi, Chicco dan Rio akhirnya membuka Kedai filosofi kopi "nyata" di Melawai, Jakarta Selatan. Ternyata nih, Chicco udah mencintai kopi sejak kecil loh. “Ayah gue salah satu penikmat kopi, sehingga gue dari kecil udah minum kopi,” ujar Chicco.
Sedangkan, untuk rio dewanto pengalamannya dalam film filosofi kopi semakin membuatnya paham betapa berharganya secangkir kopi. “Gue sebelum menjadi bagian filosofi kopi memang merupakan peminum kopi. Namun, semenjak gue menjadi bagian dari filosofi kopi gue jadi sangat mengapresiasi kopi. Karena gue sekarang paham betapa panjangnya proses kopi hingga bisa diminum." jelasnya.
Karakter ben dan jody yang sudah sangat melekat di kedua aktor menjadi latar belakang keduanya menghidupi karakternya di dunia nyata. “Kalo Rio beneran belajar tentang bisnis, gue beneran ikut sekolah barista. Dari situlah gue mikir kenapa nggak dilanjutin aja jadi kedai di dunia nyata,” tungkas Chicco. Bahkan Chicco sampai magang menjadi barista di beberapa kota. Mulai Semarang, Bali, Medan, hingga Jakarta sebelum membuka kedai kopi sendiri. Wih!
Selama perjalanannya melakukan syuting filosofi kopi 2 di berbagai kota, dia banyak mendapat pengetahuan baru tentang kopi. “Selama ini yang kita tahu kopi itu paling dari Aceh, Kintamani, Toraja. Nah, selama syuting gue jadi tau bahwa Maluku juga penghasil kopi. Bahkan di kota Palu gue berhasil nemuin kopi robusta yang ditanam di ketinggian 1200 mdpl, yang biasanya cuma bisa buat menanam arabica," jelas Chicco.
Chicco yang mengaku memfavoritkan kopi perfecto ini menceritakan bahwa memang salah satu tujuan pembuatan film filosofi kopi adalah untuk mengenalkan profesi seorang barista. Dan terbukti, setelah film filosofi kopi yang pertama jumlah barista kian bertambah. “Barista itu adalah profesi yang seksi, semacam rockstar. Kenapa gue bilang rockstar, karena mereka juga harus bisa mengentertain peminum kopi dengan mengeluarkan sisi terbaik dari tiap biji kopi yang berbeda," tambahnya.
Bagi Chicco pribadi ketika menjadi barista dan menyeduh kopi dia merasa seperti sedang bermeditasi. Sebab, nggak cuma meracik kopi based on text book, tapi dia juga menggunakan hati setiap beraksi menjadi barista. "Karena sesuatu hal yang punya rasa, pasti punya nyawa,” tambahnya. Menjadi barista menurut Chicco bukan hanya tentang menyajikan kopi untuk diminum. Namun seperti seni, yang bisa dinikmati dan dikreasikan oleh siapa saja. Menurutnya profesi ini adalah profesi yang fleksibel, bisa untuk pekerjaan full time maupun part time.
So, gimana nih dengan profesi aktornya? Chicco mengaku nggak akan berhenti dari dunia yang telah membesarkan namanya ini. Dia teteap akan berkarir dan terus belajar sebagai aktor agar tetap everlasting. "Profesi aktor adalah hidup gue, sedangkan menjadi barista adalah cara gue untuk bermeditasi," tutupnya.
Editor: Fanny Kurniasari