Are You a Zetizen?
Show Menu

Ciptakan Sejarah dengan Kembangkan Desa

Narendra Mg Narendra Mg 12 Dec 2022
Ciptakan Sejarah dengan Kembangkan Desa

Zetizen-Perkembangan teknologi dan informasi nggak cuma berdampak positif, tapi juga berdampak negatif Nggak pandang umur, siapa aja bisa terpapar dampak negatif tersebut. Nah, cara paling efektif untuk menghindarinya adalah mengalihkan fokus dan perhatian pada kegiatan lain. Hal itulah yang diterapkan Achmad Irfandi, seorang pemuda asal Sidoarjo, untuk mendirikan Kampung Lali Gadget (KLG).

Menurut pengamatannya, saat ini orang-orang cenderung nggak peduli dengan lingkungan sekitar karena lebih fokus pada layar gadget mereka Interaksi sosial secara nyata pun berkurang karena tergantikan media sosial. Nggak heran kalau akhirnya anak-anak muda sekarang lebih hafal tren di medsos daripada kearifan budaya lokal. Padahal, sebagal generasi penerus bangsa, kita perlu memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk menjaganya.

"Sejak kenal gadget, orang-orang jadi zombi pemburu wifi. Yang paling memprihatinkan itu anak-anak. Mereka tidak lagi bermain layangan maupun kelereng, tapi malah pergi ke warkop untuk can wifi buat game online Dan itu tanpa pengawasan orang tua," ucap Irfandi. Apalagi, saat pandemi, banyak orang tua yang membebaskan anak-anak untuk mengakses gadget dengan dalih belajar online Irfandi khawatir kalau hal hal buruk di internet ditiru mereka.

Oleh karena itu, Irfandi termotivasi memprakarsai KLG. Dibangun pada 2018, KLG bertujuan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap gadget dengan menyediakan gubuk baca dan gubuk kebun. KLG sengaja di-setting sederhana (gubuk) agar anak-anak terbiasa beraktivitas dan menikmati suasana sederhana desa. Di dua arena tersebut, mereka juga bisa bermain permainan tradisional, mulai egrang, bakiak raksasa, panahan, sampai kelereng.

Sayang, hidup nggak selamanya mulus. "Banyak sekali tantangan dan hambatan. Tetapi, tantangan yang sangat besar justru perkembangan teknologi itu sendiri. Sebab, masyarakat jadi berlomba meningkatkan kualitas teknologi dan gaya hidup modern. Sehingga hal-hal berbau kesederhanaan, kehidupan desa, dan kearifan lokal makin ditinggalkan," jelas pemuda yang dijuluki Matarsoek oleh teman-temannya itu.

Hambatan lain seperti fasilitas minim, keterbatasan dana, dan sulit mengedukasi orang tua nggak bikin semangat Irfandi luntur. Dia tetap memperjuangkan KLG dengan menjaring relasi seluas-luasnya, And finally, perjuangannya terbayar! Kampung Lali Gadget jadi kado besar untuk kemajuan desa Pagerngumbuk, Wonoayu. Hal yang paling membanggakan adalah keterlibatan semua elemen masyarakat, mulai anak-anak sampai orang dewasa.

Tiga tahun KLG berdiri, banyak sekali dampak positif yang ikut dirasakan masyarakat. Terlebih dalam segi Edukasi dan ekonomi. Buktinya, ada sepuluh UMKM yang keuntungannya meningkat setiap ada event KLG. Selain itu, masyarakat mulai teredukasi bahwa kearifan lokal desa mampu melejit meski tanpa anggaran besar. Anak- anak desa juga bahagia saat KLG bikin acara. Sebagai suatu inovasi yang nggak lahir dari pemerintah, KLG diharapkan bisa jadi role model program dengan dampak nyata.

Nah, selain mengelola KLG, Irfandi sibuk berwirausaha membuat produk udeng khas Sidoarjo. Tujuannya, tentu untuk mengenalkan kearifan lokal, khususnya kepada anak muda. Sebagai penutup, Irfandi berpesan agar kita sebagai remaja nggak begitu saja melupakan sejarah. Justru kita wajib menciptakan sejarah. "Media sosial hanya mempermudah. Jangan terjebak pada eksistensi. Kita juga harus mengabadikan diri pada aksi!" pungkasnya. (arm/c12/rat)

HOW TO DIGITAL DETOX

Zetizen-Kecepatan arus informasi di internet kadang bikin kita takut kudet. Alhasil, kita lebih banyak berhadapan dengan layar digital. Padahal, terus-menerus melihat layar bisa memberikan pengaruh buruk bagi mental dan fisik kita. Nah, inilah cara digital detox(arm/ct2/rat)

 

BERPIKIR REALISTIS

Saat ini kita nggak bisa sepenuhnya terlepas dari layar HP dan laptop Namun, pasti ada kok waktu di mana kita nggak memerlukannya. Nah, saat itulah waktu yang tepat untuk detoksifikasi kecil dari pengaruh perangkat digital yang bisa berpengaruh pada kesehatan kita.

BUAT JADWAL

Biar nggak bingung antara waktu penggunaan perangkat digital dan detoks, buatlah jadwall Atur waktu, kapan kita memakai dan menjauhi perangkat tersebut. Misalnya, menjauhkan diri saat makan, tidur, dan berinteraksi dengan orang lain. Atau, bisa juga pakai metode twenty-twenty. Yaknil, 20 menit menatap layar dan 20 menit mengalihkan pandangan untuk melihat objek lain.

HINDARI GANGGUAN

Waktu ingin istirahat, pernah nggak sih ke-distract sama bunyi notifikasi? Berawal dari satu notifikasi, eh, jadi keterusan buka aplikasi lain. Kita bisa menghindari gangguan semacam itu dengan mematikan notifikasi lho. Selain itu background warna-warni ternyata bisa jadi gangguan! Sebab, warna yang menarik bikin kita tertarik buka HP Hahaha.

WEEKEND TANPA GADGET

Kalau akhir pekan, coba "buang" dulu gadgetnya. Sebab, akhir pekan kan waktu berkumpul bersama keluarga, melakukan kegiatan outdoor, ataupun hang out sama teman-teman, Percayalah, menikmati alam bisa meningkatkan mood dan menciptakan kebahagiaan.

RELATED ARTICLES

Please read the following article