Zetizen-Pernah lihat brand yang bisa sangat akrab dengan pelanggannya? Kok bisa ya kita merasa mengenal dekat dengan sebuah brand? Nah, ini berarti tugas public relations dalam menyampaikan nilai dari sebuah brand ke pelanggannya berhasil, guys. Gimana sih public relations bisa menyampaikan pesan dari brand, yuk kita simak wawancara dengan salah seorang public relations!
Public relations adalah bagian yang cukup penting dalam sebuah brand. Pada dasarnya, public relations merupakan fasilitator dua arah, baik dari brand ke media maupun media ke brand. ”Public relations atau yang dikenal sebagai PR punya porsi untuk menjembatani Komunikasi antara brand ke masyarakat melalui beragam tools seperti media massa, online, bahkan event-event dan kolaborasi,” tutur Adelia Devanthy, seorang public relations yang akrab disapa Adelia.
Dalam prosesnya, PR menentukan strategi untuk menyampaikan pesan, mencari tahu sedalam mungkin, dan menyusun strategi yang spesifik. Ketika strategi sudah dilaksanakan, seorang PR harus menunjukkan kelayakan melalui publisitas. Misalnya, dari terbitnya artikel dan online campaign. Kalau Komunikasi sudah terjalin, tugas PR adalah menjaga Komunikasi agar tertap terjalin dengan baik.
Menjadi ”jembatan” bukanlah hal yang mudah, seorang PR wajib mampu mengemas pesan yang akan disampaikan sedemikian rupa. Karena bukan hanya komunikasi, PR juga perlu sensitivitas dan kemampuan research yang baik supaya bisa memahami karakter brand, media, dan target pasarnya, terutama di situasi krisis. Dengan demikian, apa pun yang terjadi, seorang PR tetap bisa memperlakukan jurnalis dan media secara bijak.
Meski di dunia kerja terlihat sederhana, PR ini cukup tricky dan challenging lho! ”Seorang PR dituntut untuk bisa menganalisis keadaan seperti opportunity dan strength dari setiap strategi yang direncanakan. Kalau strategi berhasil, berarti PR bisa meningkatkan awareness masyarakat terhadap brand. Tapi kalau gagal, hal ini justru jadi bumerang yang menuntut PR jadi garda terdepan di pihak media,” paparnya.
Tools yang biasanya digunakan PR adalah melalui artikel, foto, dan event. Event sendiri juga beragam, yang paling sering itu biasanya press conference, media gathering, dan sekarang juga sering dilaksanakan KOL (key opinion leader) gathering.
Kamu bisa menjadi PR jika bukan dari jurusan komunikasi, tapi lebih disarankan mengambil jurusan yang mempelajari PR. Sebab, ketika bekerja, kamu akan rentan bingung tentang tanggung jawab PR yang sebenarnya. Untuk sertifikasi, bisa diambil sejalan sambil bekerja dan yang terutama adalah mengembangkan kemampuan menulis.
”Banyak pengalaman menarik kalau bekerja sebagai PR. Salah satu pengalaman menarik aku itu saat bekerja dengan klien dan wartawan dari luar Indonesia. Dari situ aku benar-benar harus mampu memahami budaya kerja negara lain. Sewaktu aku handle Asian Para Games 2018 di Indonesia, seru banget! Mulai project, atlet, sampai teman-teman wartawan dari dalam dan luar negeri,” ungkap Adelia. Gimana, tertarik untuk jadi public relations? (elv/c12/lai)
Zetizen-Hampir semua brand memiliki public relations (PR) untuk menyebarkan nilai-nilai brand mereka. Jika bekerja sebagai PR, kamu akan sering bertemu dengan klien dan orang baru. Untuk menjadi PR yang baik, kamu perlu mengasah kemampuan. Yuk kita simak, skill apa aja yang penting banget dalam dunia PR! (elv/c12/lai)
Yups! Nggak bisa dimungkiri, skill yang satu ini penting banget karena inti dari PR adalah komunikasi. Komunikasi diperlukan untuk menyampaikan informasi, ide kreatif, dan koordinasi dari berbagai pihak internal dan eksternal. Apalagi, membina relasi merupakan poin penting dari sebuah brand. Kemampuan Komunikasi mencakup Komunikasi verbal dan nonverbal, presentasi, public speaking, dan negosiasi.
Kemampuan menulis juga penting karena peran PR adalah memastikan pesan atau informasi sampai kepada masyarakat dengan positif. Skill menulis ini cukup luas, dari menulis artikel blog, konten media sosial, buletin, siaran pers, hingga berbagai publikasi lainnya. Melansir buku Manajemen Kehumasan karya Rhenald Kasali, 70 persen dari kegiatan PR adalah tulis-menulis, lho!
Karena bertugas menyampaikan pesan, tentu informasi yang disampaikan harus sesuai dengan fakta dan bukti yang telah diteliti. Oleh karena itu, kemampuan research diperlukan agar pesan sesuai dengan sasaran dan sebagai bentuk evaluasi dari kegiatan yang dilakukan brand. Kebenaran informasi suatu brand akan memengaruhi reputasi dan relasi brand dengan pihak lain.