Are You a Zetizen?
Show Menu

Alvian Wardhana, Membawa Perubahan Bersama Anak Pedesaan

Narendra Mg Narendra Mg 20 Dec 2022
Alvian Wardhana, Membawa Perubahan Bersama Anak Pedesaan

Zetizen-Alvian Wardhana, remaja kelahiran Banjarmasin, mempunyai ketertarikan tinggi terhadap isu sosial dan pendidikan. Sejak kecil, dia terbiasa melihat orang tuanya jadi relawan di berbagai wilayah. Nggak heran kalau sekarang dia bergabung dalam komunitas internasional, Ashoka Young Changemaker, karena berhasil memajukan pendidikan anak- anak Kalimantan Selatan melalui Komunitas Literasi Anak Banua.

Pada 2018, cowok yang merupakan delegasi dari Forum Anak Daerah Kabupaten Tanah Laut tersebut menyosialisasikan hak anak di berbagai desa. Saat dia menyajikan materi di Desa Kunyit, Tanah Laut, Kalimantan Selatan, ada anak kelas III SD yang menanyakan cara membaca lembaran materi yang dibagikan. Tentu Alvian kaget! Bagaimana bisa anak kelas III SD belum bisa membaca? Hal itu membuat mahasiswa Universitas Brawijaya tersebut merenung selama perjalanan pulang.

"Aku jadi sadar kalau selama ini aku terlalu jauh melangkah ke depan sehingga lupa menengok ke belakang. Di sisi lain, aku jadi ingat momen ikut lomba tingkat provinsi di mana aku diremehkan karena anak desa. lya, kemampuan dan potensi anak desa tuh sering dianggap terbatas. Dari situlah, aku dan teman-teman membentuk tim kecil untuk menyelesaikan permasalahan yang ada," kenang Alvian.

Awalnya, masyarakat menolak niat mereka untuk melaksanakan kegiatan Literasi Anak Banua karena dianggap terlalu muda. Apalagi, kegiatan tersebut dianggap mengganggu jadwal latihan baca tulis Alquran anak-anak desa. Sebagai respons, Alvian dkk memberikan gambaran kegiatan yang sebenarnya bertujuan memberdayakan anak-anak desa. Thank God, rencana itu disetujui. Meskipun dengan syarat, Alvian harus mengumpulkan 125 tanda tangan dari kepala keluarga di sana.

"Selama proses kegiatan, kami sering dapat masalah. Bahkan, kami pemah diracuni lewat minuman karena masyarakat setempat sangat tertutup kepada pendatang. Untung, kami sudah diperingati guru setempat. Meski begitu, kami nggak menyerah. Kami terus memperluas kegiatan di daerah yang berstatus 3T dan berhasil membangun rumah baca di 14 desa," lanjutnya.

Pada akhir 2020, Literasi Anak Banua jadi sebuah platform yang berdampak pada kemampuan literasi anak pedesaan dan anak muda Indonesia. Literasi Anak Banua juga mendapat pengakuan dari jaringan Internasional di mana saat itu Alvian menjadi Ashoka Young Changemaker. Selain itu, Literasi Anak Banua mendapat perhatian untuk kerja sama dari State of Youth, ASEAN Youth Forum, Arizona State University, serta YSEALI.

Selain mengelola komunitas, Alvian masih aktif mengikuti kompetisi dan organisasi lain. Setelah melewati proses seleksi ketat, dia bergabung dalam Unicef Indonesia dengan status mitra anak muda bagian Indonesia Tengah. Bahkan, tahun lalu Alvian meraih juara ketiga dalam kompetisi Rencana Pengembangan Aplikasi Kemah Budaya Kaum Muda tingkat regional dari total 700 tim.

"Sebagai generasi muda, kita sering dilabeli sebagai generasi pembawa perubahan. Tapi pertanyaannya, apa yang sudah kita lakukan? Melakukan perubahan nggak harus dari hal-hal besar kok. Mari buktikan kalau generasi kita memang generasi pembawa perubahan," tutupnya. Yuk, mulai lakukan hal-hal berdampak positif untuk menginisiatori perubahan berarti dalam masyarakat! (arm/c12/rat)

RELATED ARTICLES

Please read the following article