Are You a Zetizen?
Show Menu

BELAJAR MENJADI “PANDU” SEBENARNYA

Pandu Padarwin Pandu Padarwin 28 Apr 2017
BELAJAR MENJADI “PANDU” SEBENARNYA

“Pokoe Mas : Moto Picek, Kuping Budek” – Bu Yudit

Kalimat itu yang selalu teringat oleh saya. Yap nama saya Pandu Dharma Wicaksono biasa dipanggil Pandu. Nama yang sangat berat bagi saya bayangkan saja jika nama saya diartikan maka akan bermakna Pemimpin yang menjadi tugas hidup dan harus bijaksana. Sungguh tantangan yang sangat tidak mudah dengan nama ini. Namun, sejak duduk di bangku SMP saya memulai itu semua.

Sejak SMP Pandu mulai aktif berorganisasi. Pada Tahun 2008 Pandu dipercaya untuk dapat mewakili Kota Balikpapan dalam ajang Lomba Pidato Berbahasa Inggris. Saat itu Pandu mengangkat Isu lingkungan hidup dengan judul pidato “Sustainable Development with Environment Action”. Dalam kegiatan ini Pandu berhasil meraih predikat sebagai Juara 2 Tingkat Provinsi Kalimantan Timur. Semenjak berhasil meraih prestasi Pandu kembali dipercaya mengikuti Lomba Blog Competition yang diadakan oleh British Council Indonesia pada acara Green Investmen di Balikpapan. Pada kegiatan kali ini Pandu yang masih SMP, berhasil meraih juara 2 dibawa Mahasiswa Universitas Mulawarman dan mengungguli siswa SMA Negeri 1 Balikpapan. Pada perlombaan blog ini Pandu kembali mengangkat isu Lingkungan Hidup yaitu mengangkat judul Peran Generasi Muda dalam menyikapi Perubahan Iklim.

Setelah berhasil meraih beberapa prestasi tersebut Pandu kembali dipercaya mengikuti Lomba Presentasi antar pelajar SMP dan SMA se-Balikpapan yang di adakan Konsorsium instansi dan LSM Peduli Lingkungan Hidup. Pada Kesempatan ini pula tanpa disadari oleh Pandu, ia kembali mengangkat isu Lingkungan Hidup dengan judul “Pembangunan Berkelanjutan Yang Ramah Lingkungan”. Pada perlombaan ini Pandu berhasil meraih predikat sebagai Juara 1 dan diberi kesempatan untuk dapat mempresentasikan kembali paparannya didepan para pemangku kebijakan lingkungan hidup di Kota Balikpapan seperti Kepala BLH dan para stakeholder lainnya. Pada saat melakukan presentasi dihadapan para pemangku kebijakan yang dilakukan di Hotel Le Grandeur Balikpapan, Pandu mengkritisi terkait Pembangunan Jembatan Pulau Balang yang direncanakan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang mengancam keanekaragaman hayati di Teluk Balikpapan.

Gambar : Foto bersama Guru Pembimbing Ibu Eka, Ibu Aulia, Abed, dan Ibu Yudit sebelum Presentasi di depan para pemangku kebijakan

Sejak saat itu, dengan tegas dan lantang pandu memperjuangkan isu terancamnya keanekaragaman hayati di Teluk Balikpapan akibat recana pembangunan jembatan Balikpapan – Penajam Paser Utara (PPU) yang melalui Pulau Balang di Teluk Balikpapan. Karena beberapa hal yang telah dilakukannya, Pandu terpilih menjadi Bintang Pelajar Kota Balikpapan yang diadakan oleh Stasiun TV di Balikpapan. Sejak saat itu pandu mulai dilirik oleh teman-temannya di sekolah. Kesempatan ini digunakan oleh Pandu untuk dapat menjadi Ketua OSIS di sekolahnya. Dan berdasarkan keputusan Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK) Pandu berhasil terpilih menjadi Ketua OSIS SMP Negeri 3 Balikpapan dengan suara 82% mengungguli 3 calon lainnya.

Saat menjadi Ketua OSIS, Pandu sedang fokus dalam isu Lingkungan Hidup. Bersama timnya Pandu mencanangkan sekolahnya menjadi sekolah adiwiyata. Sekolah Adiwiyata sendiri merupakan program kerjasama antara Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kementerian Lingkungan Hidup dalam mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan. Untuk mendukung program tersebut pada tanggal 22 Agustus 2009, Pandu mengadakan kegiatan bazar dan seminar yang mengundang sekolah-sekolah se-Balikpapan dan mendatangkan narasumber dari Kementrian Lingkungan Hidup.

Pada kesempatan ini pandu mengambil kesempatan untuk meresmikan kelompok pelajar peduli dan berbudaya lingkungan yang diberi nama Green Generation. Pandu juga mengambil peran sebagai narasumber dalam kegiatan itu dan menjelaskan program dan harapan kedepan Pandu terhadap Green Generation. Pada kesempatan itu Pandu mengajak kepada para Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa dari berbagai sekolah di Balikpapan yang hadir untuk juga ikut mengembangkan Green Generation di sekolah masing-masing. Ada 2 Sekolah yang tertarik untuk dapat membentuk kelompok pelajar yang peduli dan berbudaya lingkungan yakni SMA Negeri 5 Balikpapan dan SMK Negeri 2 Balikpapan. Pandu menyambut positif hal ini dan segera mempercepat pembentukan Green Generation di 2 Sekolah tersebut. Usianya yang masih usia SMP tidak menjadi halangan baginya untuk mengambangkan Green Generation dibeberapa sekolah.

Gambar : Pandu Bersama Kepala SMA 5, Kepala SMK 2, dan Kepala SMP 3 Usai melakukan penandatanganan MoU

Saat melakukan sosialisasi di 2 Sekolah tersebut Pandu mendapat respon baik dari dewan guru dan pelajar di sekolah tersebut. Akhirnya Green Generation terbentuk di tingkat Kota Balikpapan yang diawali dengan Nota Kesepakatan Bersama (MoU) antara Pandu selaku Penggagas, Kepala SMP Negeri 3 Balikpapan, Kepala SMA Negeri 5 Balikpapan, dan Kepala SMK Negeri 2 Balikpapan. Pada pertemuan itu ditetapkan Pandu sebagai Ketua Green Generation Kota Balikpapan yang pertama. Seiring dengan berjalannya waktu, Green Generation yang di pimpinan Pandu terus mengembangkan Green Generation di tingkat sekolah.

Karena partisipasi dari berbagai pihak khususnya Green Generation Sekolah sangat besar, pada tahun 2012 Pandu mengusulkan untuk dapat mengadakan kegiatan Green Generation Awards 2012. Program ini adalah untuk memacu semangat dan motivasi para anggota Green Generation di Sekolah untuk dapat berkontribusi aktif dalam mengembangkan generasi yang peduli dan berbudaya lingkungan di sekolah. Kegiatan penghargaan ini berlangsung sangat sederhana yang dilakukan di SMP Negeri 3 Balikpapan dengan diikuti oleh 8 Sekolah. Green Generation Awards ini menjadi program Unggulan dari Green Generation Balikpapan karna program ini difokuskan kepada para pemberdayaan generasi muda dari beberapa aspek penilaian. Pada tahun 2013 Green Generation kembali menyelenggarakan Green Generation Awards dengan keikutsertaan 14 Sekolah pada tahun 2014 dengan 27 sekolah dan 2015 dengan 35 sekolah.

Selain aktif di organisasi Pandu juga aktif dalam mengikuti Lomba Penelitian Karya Tulis Ilmiah. Tidak sedikit pula Pandu berhasil menjuarai lomba Penulisan Ilmiah ini baik tingkat Kota hingga tingkat internasional. Salah satu prestasi yang membanggakan adalah Research Paper yang ditulis pandu dengan Judul “Manage Sea Pollution For Save Irrawaddy Dolphin (Orchella Bresvirostris) Sustainability In Balikpapan Bay” berhasil meraih peringkat 5 besar dunia untuk kategori water and marine pada International Youth Green Summit 2013. Karena berbagai prestasinya Pandu juga pernah masuk dalam nominasi Indonesia Green Awards 2013 Kategori Green Local Hero, Terpilih Sebagai Tunas Muda Pemimpin Indonesia Tahun 2014 dari Wakil Presiden RI dsb.

Setelah Lulus dari SMA pandu di terima di Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Disini Pandu juga terus mengembangkan Green Generation di tingkat yang lebih tinggi yakni Green Generation Indonesia dan telah berhasil mengembangkan di beberapa daerah seperti Padang, Palembang, Bandar Lampung, Serang, Jakarta, Bogor, Garut, Purwokerto, Jogyakarta, Klaten, Malang, Surabaya, Banjar Baru, Balikpapan, Samarinda, Kutai Kertanegara, Bontang, dan Palu. Karna aksinya dibidang lingkungan hidup Dewan Nasional Perubahan Iklim Republik Indonesia mengangkat Pandu Menjadi Ketua Regional Kalimantan Sulawesi Bali dan Nusa Tenggara dalam Youth For Climate Change Indonesia pada Tahun 2014.

Green Generation Indonesia sendiri terus berkembang di berbagai daerah di Indonesia, hingga januari 2015 telah lebih dari 57 chapter Green Generation Daerah berkembang. Sebuah prestasi yang sangat luar biasa dari Green Generation dan Pandu. Pada 19 s.d. 22 Agustus 2015 sekitar 57 pengurus Green Generation dari berbagai daerah datang ke Balikpapan, dan melakukan pertemuan nasional pertama. Antusiasme yang sangat luar biasa di tunjukkan para generasi hijau dari penjuru negeri. Pada 16 s.d. 21 Oktober mendatang untuk ke 2 kalinya akan diselenggarakan pertemuan nasional yang akan berpusat di Kabupaten Mamuju di Sulawesi Barat. Peserta yang akan hadir dalam kegiatan ini sekitar 550 dari perwakilan 34 provinsi di Indonesia.

7 Tahun berkembangnya Green generation dan Pandu sangatlah erat, tak heran pandu yang fokus mengembangan Green Generation walau telah duduk di bangku kuliah membawa pandu hingga berbagai penjuru dunia. Pada Januari 2016, Pandu di undang untuk menghadiri World Clean Conference di Kota Bursa Turki untuk membahas peranan generasi muda dalam lingkungan hidup. Selanjutnya Pandu juga di undang untuk menghadiri diskusi Peran Generasi Muda untuk Bangsa di Moskow Rusia. Green Generation terus mendunia, alumni Green Generation yang tersebar setelah lulus dari bangku sekolah membawa persebaran generasi peduli dan berbudaya lingkungan semakin mendunia.

April 2016 Pandu berangkat ke Belanda dalam rangka kegiatan universitas dan pendidikannya. Tidak mau menyiakan, pandu melakukan berbagai kunjungan ke berbagai stake holder seperti pemerintah daerah, perusahaan, universitas, dan komunitas di berbagai penjuru Belanda untuk belajar dan berbagi terkait lingkungan hidup. Pemerintah Kota Leiden, Wageningen University, International Sport Alliance, Pemerintah Kabupaten Sichte Vecht, Utrecht Football Club dan masih banyak lagi stakeholder yang dilibatkan pandu dalam pembelajaran lingkungan hidup untuk dapat diaplikasikan di Indonesia.

Berbagai undangan berbagai terus berdatangan, seperti Kab. Donggala, Kab. Siak Riau, Kab. Ogan Ilir Sumsel, Kab. Wajo Sulsel, hingga Timika Papua. Tak sedikit kunjungan berbagi itu sendiri dilakukan pandu dengan uang pribadinya. Bagi Pandu berbagi itu kewajiban masalah hal-hal pendanaan itu bisa kita cari, tapi masa depan harus segera di jemput. Dari Kota hinga pedalaman Pandu jelajahi dengan suka hati untuk mewujudkan generasi Indonesia yang peduli dan berbudaya lingkungan.

Setelah demisioner di Forum Anak Balikpapan, Pandu juga tetap memberikan konsern dan perhatiannya kepada permasalahan anak. Pandu yang dipilih sebagai Fasilitator Anak Nasional oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, terus aktif mengkampanyekan isu anak dan Perubahan Iklim. Terbukti pada tahun 2015 lalu usulan pandu terkait adaptasi anak terhadap perubahan iklim mendapat perhatian. Pemerintah dalam hal ini Kementrian PPPA, Kementrian LHK, dan BNPB menggagas sebuah program Adaptasi Perubahan Iklim Fokus Anak (APIFA) yang di dukung pendanaannya melalui UNICEF. Di Fasilitator Anak Nasional Pandu sebagai ketua isu Lingkunga yang mengawal program APIFA.

Walau aktif diluar kampus pandu juga tetap aktif didalam kampus terlihat dari keikutsertaanya di BEM KM UGM. Pada tahun 2015 pandu menjabat sebagai Staff Khusus Menteri Humas dan pada tahun 2016 Pandu menjabat sebagai Direktur Jendral Hubungan Internasional. Tentu saja mejadi Dirjen Hubungan International menjadikan pandu memiliki agenda yang cukup banyak. UGM sebagai universitas kelas dunia tentu memiliki banyak program kerjasama yang baik baik dalam dan luar negeri. Hampir setiap minggu ada kunjungan dari Universitas luar di UGM dan tentunya isu dunia dan ASEAN menjadi fokus utama pandu dalam pergerakan mahasiswa.

Saat menjadi Dirjen HI Pandu sempat bertolak ke Kairo Mesir untuk menghadiri Simposium Internasional Perhimpunan Pelajar Indoensia yang di hadiri PPI dari berbagai negara dan BEM dari berbagai Universitas. Sebagai perwakilan universitas terbesar di Indonesia pandu menjadi perwakilan BEM dan mengajar para pelajar Indonesia untuk memberikan solusi aksi nyata dan mengurangi kata-kata yang memperkeruh keadaan bangsa.

Walaupun kegiatan yang padat, bukan berarti akademik pandu tertinggal, terbukti dengan pencapain indeks prestasi Pandu hingga tahun ke 3 di UGM tetap meraih predikat cumlaude atau diatas 3.5 secara kumulatif. Tentu saja membagi waktu antara kuliah, Green Generation, BEM dan kepentingan lainnya menjadi tantangan terbesar bagi Pandu. Menurut pandu sebagai panutan bagi lebih dari 1 juta anggota Green Generation Pandu harus memberikan contoh bahwa organisasi bukan alasan akademik yang merosot atau turun. Justru organisasi adalah penopang akademik lebih baik dari pengalam yang tidak didapatkan di dalam kelas.

Selain prestasi akademis, prestasi lainnya juga berhasil diraih seperti Tunas Muda Pemimpin Indonesia pada tahun 2014 dari Menteri PPPA, Masyarakat Berprestasi Bidang Kepemudaan Tahun 2015 dari Walikota Balikpapan, Pemuda Pelopor Bidang Sosial Budaya Pariwisata dan Bela Negara Tahun 2015 dari Menpora, Kalpataru 2016 dari KLHK, dan baru saja menyandang predikat Mahasiswa Berprestasi Komunikasi UGM 2016.

Kini melalui keberadaan Green Generation di tiap sekolah dan berbagai daerah, green is the new cool bagi generasi muda. Meskipun kini Pandu telah berstatus mahasiswa, perjuangannya mengajak pelajar dan masyarakat tidak berhenti. Pandu terus mendorong pelajar mendirikan Green Generation di sekolah. Kini lahan Pandu bukan hanya Kota Balikpapan tetapi seluruh Indonesia bahkan dunia. Namun mimpi Pandu tetap satu, yaitu mewujudkan masa depan dunia yang berkelanjutan melalui peran generasi muda.

RELATED ARTICLES

Please read the following article