Zetizen.com - Kamu boleh nggak percaya dengan apa yang aku ceritakan setelah ini. Tapi, aku juga nggak memaksamu percaya dengan apa yang terjadi. Aku cuma mau kamu tahu kalau mereka, makhluk dan sosok yang nggak bisa kamu lihat, itu benar-benar ada, bukan khayalan semata.
Bisa jadi mereka sekarang di belakangmu, menengok layar ponselmu, ikut membaca kisah tentang mereka. Atau mungkin, tanpa kamu sadari, dia ada disampingmu, bersandar di bahumu, dan membuatmu bergidik ngeri. Hiii... Semua terserah kamu. Karena masing-masing dari kita punya cerita berbeda. Dan ini kisahku bersama mereka yang kamu sebut hantu.
*********************
Aku tinggal di rumah dengan gaya arsitektur lumayan tua. Dengan cat putih yang mulai mengelupas, rumahku masih layak huni. Tapi, kamu perlu tahu, selain orangtua dan saudaraku yang mebuat suasana selalu ceria, sepertinya kami punya pendamping yang juga hidup sekeluarga.
Awalnya, aku nggak tahu siapa mereka. Bahkan, orangtuaku juga nggak pernah mengenal mereka. Uniknya, aku justru orang pertama yang mereka pilih sebagai medium "memperkenalkan" diri. Sebelum benar-benar kenal, mereka datang menyapaku dengan hanya sekedar lewat atau membisikkan suatu hal.
Tahu nggak, mereka paling suka nongkrong di ruang makan yang berada tepat di bagian tengah rumah! Dari ruang makan, kami bisa melihat ke seantero rumah. Mulai dari ruang tamu, kamar tidur, hingga kamar mandi. Memang lokasi yang strategis.
Kala itu aku belum benar-benar mengenal mereka. Kupikir hanya ada satu atau dua insan. Ternyata, ada sekeluarga! Ada Bapak, Ibu, dan tentu saja dua anak yang masih remaja. Suatu hari, mereka berempat mengajakku kenalan dengan cara yang... hmm... bisa dibilang menyeramkan.
Hari masih sore waktu aku baru pulang sekolah dan menikmati masakan buatan ibuku di ruang makan. Aku ditemani ayah yang lagi baca koran di ruang tamu. Sepintas aku membatin, tumben ayah sudah pulang jam segini. Dan sedetik kemudian, aku sadar kalau ayahku belum pulang! Nggak ada sepatu ayah di teras. Lalu, itu siapa?
Benar aja. Dia adalah salah satu anggota keluarga yang "tinggal" di rumah kami. Belum habis rasa kagetku, aku dikejutkan lagi dengan seorang wanita yang berdiri di ujung dapur. Dia berdiri mematung sambil memandangku tajam.
Parasnya yang ayu dibingkai dengan rambut hitam yang terurai panjang. Tubuh jangkungnya makin anggun dengan dress putih ala Eropa. Diaa tersenyum lebar. Baru aku sadari selanjutnya kalau dia tembus pandang.
Tanpa mempedulikan makananku, pelan-pelan aku beranjak ke dalam kamar yang sialnya malah bertemu dengan si Anak. Tubuh kecilnya dibalut pakaian yang nggak jauh beda dengan sang Ibu, baju Eropa ala Noni Belanda. Dia tersenyum lebar sekali sambil duduk bersila di depan kulkas. Ketika melihatku, senyum lebarnya itu merekah. Seolah sedang gembira, dia beranjak dan berlari ke arahku! Entah mendapatkan dorongan dari mana, aku langsung menutup pintu kamar dan berusaha tidur.
Yah, itu hanya cuplikan dari berbagai kejadian yang pernah aku alami. Pernah suatu hari si anak mengagetkanku dengan muncul tiba-tiba saat aku bangun tidur. Aku ingat hari masih benar-benar pagi waktu aku terjaga dan menemukan sosoknya berdiri membelakangiku. Dia menghadap ke arah jendela. Pakaiannya masih sama seperti yang kulihat sebelumnya, dress panjang dengan rok mengembang. Tata rambutnya unik, menunjukkan dia seorang bangsawan. Dan tentu saja, tubuhnya tembus pandang.
Seolah terhipnotis, aku langsung mengambil pena dan kertas dan menggambar sosoknya. Sepertinya dia tahu apa yang kulakukan karena dia tetap bertahan di sana. Tanpa bergerak sedikitpun dan tanpa menggangguku. Kami berdua menjaga keheningan. Dalam waktu singkat, aku berhasil merekam momen itu dalam sketsa yang sayangnya direnggut ibuku waktu tahu sosok dalam gambarku juga tinggal di rumahku.
Begitulah. Sampai saat ini mereka masih sering menampakkan diri. Sekedar menyapa atau berusaha mengajakku bermain. Mereka masih ada dan selalu mengawasi aku dan keluargaku. Asal kamu tahu aja, bukan cuma kamu satu-satunya keluarga yang tinggal di dalam rumah. Bisa jadi ada sosok seperti mereka yang tinggal di sana, tanpa suara, tanpa nyawa, hanya sosoknya yang membayang dan minta diperhatikan. Siapa tahu sekarang dia sedang memperhatikanmu dari ujung ruangan. Selamat tidur dengan tenang!
| Cerita dari: Meishifa Hertriasa, SMKN 13 Surabaya
| Editor: Ratri Anugrah