Zetizen.com - Cuma ada di Indonesia! yang anak-anak sekolahnya justru mendapatkan nilai rendah di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Aneh banget kan? Orang Indonesia tapi giliran ngerjain soal ujian bahasa negaranya sendiri malah zonk! Setelah dilakukan penelitian nggak ilmiah, ternyata ada 5 faktor penyebabnya nih. Apa aja ya kira-kira? (dhs/dri)
9En3rAs1 B4hAsA 4l4y
Kalau bisa baca tulisan diatas, fix kalian termasuk generasi bahasa alay. Budaya menulis huruf besar kecil yang dicampur dengan angka-angka menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Apalagi klo kliand sneng nlz di singkt2 kek gini nich tiap chat ma tmend2! Gimana mau dapet nilai bagus? Bahasa yang kalian gunain sehari-hari aja nggak pernah ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Sok Ke-Inggris-an
You know me so well lah... level kegaulan anak-anak jaman sekarang tuh kalau udah berhasil bikin status atau caption bahasa inggris meskipun made in Google Translate. Nggak peduli tuh kalimat bener atau nggak vocab dan grammar-nya yang penting ngomong cas cis cus di depan semua orang. I nggak suka kalau you bicara like that. Ya boleh berbahasa Inggris, tapi jangan dicampur-campur dong. Model yang begitu perlahan bikin kita jadi melupakan sedikit demi dikit kosa kata Bahasa Indonesia.
Mager Baca Bacaan Panjang
Kebiasaan anak-anak jaman sekarang yang hobi baca quotes-quotes di sosial media juga mempengaruhi loh. Kebanyakan baca Quotes ala Path Daily yang mayoritas hanya terdiri dari beberapa kata, akhirnya bikin mereka malas membaca satu soal bacaan panjang dengan beberapa paragraf. Karena malas ribet baca soal cerita yang nggak to the point, endingnya ambil jalur alternatif deh dengan cuma baca jawabannya aja terus hitung kancing a,b,c atau d ya? Urusan soal mah, bye. Males baca sih, padahal susah tau bikin soal kayak gitu.
Kurang Wawasan Bahasa
Anak-anak jaman sekarang tuh bertolak belakang banget deh sama generasi Siti Nurbaya yang kaya akan Bahasa dan kosa kata. Kayak mau nembak aja nih, anak jaman dulu mah bingung merangkai untaian kata-kata manis seperti “Demi cahaya rembulan di ufuk timur, mau kah kau menjadi pelangi hidupku?” Sedangkan kalau jaman sekarang nembak pake kata-kata bermajas kayak gitu yang ada kita malah disuruh ikutan lomba puisi sama gebetan. Padahal kebiasaan ini bisa sekaligus melatih kosa kata Bahasa Indonesia sebelum ujian loh.
Faktor Guru Bikin Bosan
Jaman sekarang bukan lagi era murid-muris harus duduk manis mendengarkan ceramah akbar dari guru. Yang ada mereka bakal berontak dengan sibuk cari headset terus dengerin lagu atau streaming Youtube. Jadi, mohon perhatiannya buat bapak ibu guru agar mengerti apa yang disukai anak-anak jaman sekarang. Misalnya aja nih, dengan memberi inovasi soal membuat 5 caption Instagram atau Quotes dengan menggunakan kalimat ber-majas hiperbola atau personifikasi, kan seru tuh.