Wellington, Zetizen.com - Suatu kehormatan yang sangat besar diterima 34 Alpha Zetizen of the Year pada hari kelima kemarin (1/12). Sebab, mereka diberi kesempatan untuk bertatap muka dengan Menteri Pendidikan Selandia Baru Hon Hekia Parata di Beehive, Kota Wellington. Ibu menteri pun mengapresiasi aksi positif yang telah dilakukan 34 Alpha Zetizen of the Year. Bahkan, dia sangat senang akhirnya bisa bertemu dengan anak-anak hebat tersebut.
Seolah nggak ingin melewatkan kesempatan, para Alpha Zetizen of the Year sangat antusias mengikuti agenda tersebut. Salah satunya adalah Nabil Nur Adha asal Kalimantan Selatan yang berencana melanjutkan studi di Negeri Kiwi tersebut.
’’New Zealand ini tempat yang perfect buat studi. Bukan hanya fasilitas, environment dan suasana tenangnya pasti ngebantu kita buat fokus belajar. Makanya, aku tadi nanyain soal peluang scholarship di sini,’’ ungkap Nabil.
Sementara itu, Alpha Zetizen Jawa Timur Aryo Seno Bagaskoro juga nggak ketinggalan mengajukan pertanyaan untuk menjawab rasa penasaran tentang sistem pendidikan di Selandia Baru. Siswa SMAN 5 Surabaya itu menanyakan cara Kementerian Pendidikan Selandia Baru mengelaborasikan kurikulum dan sistem pendidikan dengan budaya Maori.
’’Budaya Maori itu ditanamkan melalui pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, bahasa Maori dan menyanyikan lagu-lagu Maori. Bukan hanya bagi masyarakat lokal, sistem pendidikan New Zealand juga memberikan akses pengetahuan tentang budaya tersebut bagi para pendatang,’’ jelas Ibu Menteri Hon Hekia Parata menanggapi pertanyaan Seno.
Sebelum bertemu dengan menteri pendidikan Selandia Baru, para Alpha Zetizen mengunjungi Tongariro National Trout Centre. Mereka diberi edukasi tentang pembudidayaan ikan trout yang menjadi salah satu bagian terpenting dari perkembangan industri pariwisata Selandia Baru. Selain belajar, mereka merasakan langsung memancing ikan trout dan mengolahnya.
Mereka bisa melihat jenis-jenis ikan trout yang masih satu familia dengan salmon di akuarium, keliling museum, melihat penetasan telur ikan di hatchery, dan melewati river walk. Yang paling mengasyikkan pasti bisa mancing ikan trout di kolam yang langsung diberi arahan oleh fisherman. Patricia, Alpha Zetizen Bali, menjadi yang tercepat. Dalam waktu 10 menit, dia mampu mendapatkan dua ikan besar. Ikan yang dipancing itu kemudian diserahkan kepada chef Tongariro untuk diolah menjadi kudapan lezat. Ssttt, ikan trout nggak boleh sembarangan dipancing loh. Seorang memancing maksimal 3 ekor ikan trout. Beruntung banget deh Alpha Zetizen ini!
Oh iya, si Dewi Mahzya Fortuna kemarin juga mencoba jadi chef dadakan. Dia ikut menyiapkan kudapan tersebut. ’’Aku bantu bikin bruschetta, terus chef-nya yang masak dan ngolah ikannya,’’ ujar Alpha Zetizen asal Sulawesi Selatan tersebut.
Yang lebih spesial, CEO Tongariro National Trout Centre Bevin Severinsen mengapresiasi kegiatan Zetizen tersebut.Mulai tahun depan, dia memberikan kesempatan bagi orang Indonesia, khususnya Zetizen Jawa Pos Group, mengikuti program internship selama 3 bulan di tempatnya. Semua biaya ditanggung Tongariro National Trout Centre di Kota Turangi, Selandia Baru.
’’Kami siap memberikan kesempatan kepada kalian anak muda Indonesia yang berumur 18–23 tahun untuk mengikuti internship selama 3 bulan di sini,’’ kata Bevin.
Written by Faisal Ash, Hani, Indrianingtyas