zetizen

Say Cheese, It’s Paper Shoot Camera!

Get A Life

Zetizen - Kamera analog kembali ngehit, baik di kalangan fotografer maupun pemula yang penasaran sama kamera jadul tersebut. Apalagi, kaum muda-mudi yang ingin menghasilkan foto dengan nuansa retro. Hmm, tahu nggak kalau di 2012, G eorge Lin mengembangkan sebuah model kamera unik dari kertas yang sekarang lagi naik daun nih. Yaps, hasil fotonya mirip dengan kamera analog, but is actually digital!

Sesuai dengan namanya, kamera ini sangat ringan dan tipis. Praktis! Kamu bisa memasukkannya ke tas atau bahkan saku baju dan membawanya ke mana-mana. Tebalnya sekitar 0,5 inci dan panjangnya lebih dari 4 inci. Paper shoot camera didesain ramah lingkungan dengan komponen plastik lebih sedikit daripada kamera digital pada umumnya. Kamera ini juga nggak memiliki layar seperti kamera analog, lho.

Paper shoot camera hadir dengan beberapa bagian terpisah, yakni papan sirkuit tipis yang memiliki rongga untuk dua baterai AAA dan wadah kaku dari bubuk batu yang telah ditekan menjadi selembar kertas. Di dalamnya juga dilengkapi tempat untuk kartu SD dan port USB yang memberikan kemudahan saat mengunggah foto atau sekadar mengisi daya kamera. Spesifikasi intinya berupa sensor CMOS 13 megapiksel dengan lensa f/2 yang setara dengan lensa 22 mm pada kamera 35mm/bingkai penuh.

’’Aku tertarik mencoba karena pengin disposable, tapi nggak mau keluar duit setiap cuci filmnya yang mahal. Kalau paper shoot camera kan kita cukup nyambungin ke laptop, udah ada hasil fotonya. Feel-nya juga pasti beda ya. Apalagi nggak bisa lihat hasilnya langsung kayak kamera digital. Dan yang pasti sih, filter kameranya yang terbatas,’’ ungkap Inez Valencia, paper shoot camera enthusiast.

Hanya ada dua tombol yang bisa ditekan. Tombol bagian depan kamera untuk mengambil foto, sedangkan bagian belakang untuk mengatur filter. Ada empat pilihan filter, yakni warna biasa, hitam putih, nada sepia, dan nada biru. Empat filter itu bakal menangkap memori dengan cantik tanpa high definition yang ekstrem. Oh iya, karena nggak ada flashlight, kamu membutuhkan cahaya alami saat berfoto di dalam ruangan. Jika kehabisan baterai, kamera akan mengeluarkan suara mendengung setiap kali tombol rana ditekan.

’’So simple! Kamera ini lebih eco-friendly dengan look disposable. Very lightweight and easy to use. Kekurangannya kadang suka miss pas foto. Terus kotak bolongan buat membidik objek nggak terlalu akurat. Meski hasil fotonya nggak sebagus kayak kamera handphone, kesannya lebih dreamy dan compact compare sama disposable-nya jauh lebih irit,’’ jelas Inez. Gimana para pencinta kamera analog, tertarik mencoba? (arm/c12/lai)