Zetizen.com – Buat mencari ilmu, nggak jarang kamu harus merantau sampai ke tempat yang jauh bahkan hingga ke negeri orang. Meski kadang menyenangkan, rasa kangen sama rumah lama kelamaan pasti menyerang. Apalagi kalau harus melewatkan momen penting kayak lebaran di negeri orang. Hmm gimana ya rasanya? Well langsung aja yuk dengerin cerita Zetizen berikut (aw/giv)

Seattle,Washington, Amerika Serikat

Buat Muhammad Yuka Langbuana, lebaran tahun ini terasa sangat berbeda. Soalnya, inilah pertamakalinya ia merayakan lebaran jauh dari keluarga. Tepatnya di kota Seattle, Amerika Serikat.

Berlebaran di negara dimana islam menjadi minoritas tentunya lumayan berat. Bukan hanya karena jam puasa yang berbeda, melainkan karena suasana puasanya pun nggak terasa samasekali. “Disini yang berat bukan jauh dari keluarganya tapi karena hype lebaran yang ga kerasa banget hampir sama kayak hari biasa aja bahkan sekolah pun masih masuk pas lebaran” ujarnya.

Untungnya, komunitas muslim di kota tersebut udah cukup berkembang. Selama Ramadan,  umat muslim di Seattle selalu mengadakan shur dan buka puasa. Makanannya, disediakan secara bergiliran dari warga muslim yang berasal dari berbagai negara. “enaknya dalam seminggu bisa ngerasain makanan dari tujuh negara yang berbeda gratis pula”. Wah, semangat ya Yuka!

Beppu, Jepang

Di Indonesia, suasana malam terakhir di bulan puasa mungkin terdengar syahdu dengan suara takbir yang bersaut sautan. Tapi, hal kayak gitu ternyata nggak bisa dirasakan saat kamu berada di Jepang.

Iya, buat Andi Nadya Amanda yang tahun ini berlebaran di Jepang, malam menjelang lebaran samasekali nggak diisi dengan gema takbir. Hal itu bikin dia jadi ngerasa kesepian dan nggak terbiasa.

Untungnya, hal itu nggak dirasain sendirian. Mirip seperti kota kota besar di negara dengan minoritas muslim lainnya, pemeluk agama muslim di Beppu juga sangat akrab. Mereka rutin mengadakan menu sahur dan berbuka bersama yang dibuat terjadwal. “Waktu puasa, orang muslim dari tiap negara bakalan nyediain menu buka puasa dengan sistem yang terjadwal tiap minggu. Jadinya, tiap minggu kita bisa ngerasain menu yang berbeda” Ungkapnya bersemangat.

Hannover, Jerman

Berbeda sama teman teman Zetizen di Jepang dan Amerika, Febi Widi Fauzan yang saat ini berada di Jerman ternyata mengaku lebih beruntung nih, Guys. Sebab, meskipun banyak dari penduduk Jerman yang nggak beragama, namun pendatang penganut muslim di Jerman, tepatnya di kota Hannover tergolong banyak.

Nggak salah kalau suasana puasa selama Ramadan kemarin pun masuh lumayan terasa. Kata Febi, waktu lebaran pun, komunitas muslim Indonesia di Jerman juga bakal merayakannya bersama sama dengan di fasilitasi KJRI Hamburg.

Yah, meski emang nggak seseru lebaran di kampung halaman, seenggaknya rasa kangen dengan keluarga pun cukup terobati. Belum lagi jamuan makanan disana juga disediain gratis nih sama pihak Kedutaan. Pastinya juga menambah keceriaan hari raya lebaran di sana.