Zetizen.com - Beberapa hari lalu media sosial sempat geger dengan Perjamuan Makan malam yang disebut “makan mayit” . Acara tersebut menjadi kontroversi dan mendapat banyak kecaman. Perjamuan ini dibuat oleh seniman Natasha Gabriella Tontey. Meskipun demikian, seni yang anti-mainstream ini tetap menjadi hal yang unik untuk dibahas. Berikut fakta-fakta dibalik Karya Seni Tontey ini.
Apa sih tujuan adanya acara Makan Mayit ini? Perjamuan Makan ini diadakan oleh Tontey, sebagai bentuk social experiment terhadap ketakutan manusia kepada hal-hal tabu. Salah satu ketakutan yang diangkat oleh Tontey adalah mengenai kanibalisme. Eits, tapi bukan menggunakan daging manusia beneran, ya. Tontey menciptakan suatu bentuk propaganda Kanibalisme sebagai bentuk makanan yang disajikan dalam Perjamuan Makan tersebut.
Selain namanya yang cenderung aneh, ternyata bahan yang digunakan juga mengejutkan, lho. Ada kue berbentuk bayi dan sup yang disajikan dalam kantong penyimpanan air susu ibu (ASI). Tontey menyebutkan, di dalam makanan tersebut terdapat ASI sebagai bahan utama. Bentuk makanannya pun juga berupa bayi. Begitu pula piring yang digunakan, berasal dari boneka bayi yang lubangi. Gak biasa bukan? Nah inilah yang membuat banyak orang mengecam Karya Seni Tontey, karena ia menggunakan bayi sebagai simbol kanibalisme.
Ternyata ada juga public figure datang dalam
Perjamuan Makan
ini, lho. Contohnya Keenan Pearce dan juga vokalis dari band Tika and The Dissidents, yaitu Kartika Jahja. Selain kedua public figure tersebut, ada pula banyak penikmat
Karya Seni
yang datang. Sekitar 15 orang berkumpul dan memakan
Karya Seni
Tontey. Meskipun ada yang bilang perjamuan ini unik dan tak biasa,
Karya Seni
Tontey tetap saja sulit diterima masyarakat Indonesia. Hal ini karena karya Tontey mencangkup tema kanibalisme, dan juga bayi sebagai objeknya. Bahkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, juga mengecam karena karya ini dianggap melanggar norma kepatuhan. Well, kamu sendiri pro atau kontra dengan acara ini?
Editor: Fanny