Zetizen.com - Nggak sekadar konsisten merawat destinasi wisata yang mengagumkan, Bulukumba juga punya gerakan pemuda yang patut diapresiasi. Bernaung di bawah komunitas Sahabat Pulau Bulukumba, para pelajar aktif dari berbagai sekolah ataupun universitas membagikan pengalaman di beberapa daerah terpencil di sekitar Bulukumba.
Sejak dibentuk pada 2014, Sahabat Pulau Bulukumba mendirikan tiga Rumah Baca Harapan (rubah) di beberapa tempat terpencil yang didukung penduduk sekitarnya. Komunitas itu didirikan demi pemerataan pendidikan di berbagai daerah di Bulukumba. Sebab, meski Bulukumba dikunjungi banyak wisatawan, pendidikan di beberapa daerah di sana masih terbilang kurang. Misalnya, masih sedikit anak lulusan SMP di Pulau Liukang Loe yang mau melanjutkan ke jenjang SMA atau lebih tinggi lagi. Mereka justru lebih memilih membantu orang tuanya sebagai nelayan atau sekadar mengantar jemput wisatawan dari Pantai Bira ke Pulau Liukang Loe.
Baca juga: Perjalanan Tim Zetizen ke Bulukumba Lewat Jalur Selatan
Nurrahmat Hidayat yang saat itu menjadi mahasiswa semester IV di universitas di Makassar langsung membuat beberapa program melalui Sahabat Pulau. Koordinator Komunitas Sahabat Pulau Bulukumba itu menyusun program yang bertujuan memberikan testimoni dan semangat kepada anak-anak Bulukumba agar mau menggapai cita-citanya dan bersekolah lebih tinggi. Misalnya, program utama One Youth One Child. Setiap volunter Sahabat Pulau akan mendampingi satu anak di Bulukumba.
Diharapkan, melalui kegiatan sharing yang lebih personal, mereka bisa lebih bebas bercerita mengenai semua kegiatan dan permasalahannya. ’’Usia anak-anak seperti ini perlu pendekatan personal agar bisa terinspirasi,’’ tutur Nurrahmat.
Berawal dari program tersebut, akhirnya terbentuk program-program lain seperti Edu-Sport, Edu-Writing, serta membuat kerajinan tangan hingga pengolahan produk lokal. Salah satu bukti efektifnya program tersebut adalah Rubah Kalumeme berhasil mengolah produk rumput laut dari petani menjadi permen, selai, dan produk lain. Program itu terwujud tanpa bantuan pemerintah, melainkan hasil berbagi ilmu para volunter di komunitas tersebut.
Selain itu, karena mampu bekerja sama dengan produsen produk olahraga terbesar seperti Nike, program Edu-Sport paling diminati. Berbagai program edukasi yang disajikan komunitas itu pun cukup menyenangkan. Bahkan, pelajaran formal bisa disampaikan dengan cara yang seru. Karena itulah, program Sahabat Pulau yang dilakukan setiap hari nggak pernah sepi dikunjungi anak-anak sekitar. ’’Pengajaran bahasa Inggris yang aku terima juga disampaikan melalui game-game menyenangkan. Misalnya, bermain tebak lirik lagu bahasa Inggris sambil menyanyikannya,’’ ujar Inayah Tul Umniyah, siswi SMAN 9 Bulukumba yang ikut belajar bersama komunitas Sahabat Pulau.
Baca juga: Pecinta Traveling Wajib Baca! Inilah Rekomendasi Destinasi di Bulukumba
Meski Sahabat Pulau didominasi volunter dari Makassar yang masih anak kuliah, ternyata ada dua pelajar SMP yang juga aktif. Dua anggota tersebut adalah Atifah Nur Afifah dari SMPN 10 Bulukumba yang baru tiga bulan bergabung dan Puspa Hadiani asal SMP Satap 6 Bulukumba yang telah dua tahun bergabung. Bahkan, saat ini Puspa udah dipercaya sebagai koordinator Sahabat Pulau Bulukumba khusus di Pulau Liukang Loe. Oh iya, meski bergabung menjadi volunter, kamu juga boleh kok ikut belajar bersama komunitas tersebut.
Selama bergabung, Puspa selalu mendapatkan pengalaman baru. Ikut program lain yang berbasis pendidikan juga cukup membantunya memahami pelajaran formal ataupun nonformal. ’’Aku paling suka waktu kegiatan sharing bareng kakak-kakak Sahabat Pulau sih. Nggak jarang, mereka menceritakan berbagai hal di luar Bulukumba, bahkan di luar negeri seperti saat mereka mengajar di luar Bulukumba dan bertemu dengan orang-orang inspiratif,’’ jelasnya.
Penulis: Purnama Edhi | Fotografer: Zetizen Fajar