Zetizen.com - Sejak tahun lalu, banyak kasus Pedofilia di Indonesia yang terbongkar. Belum lagi terkuaknya grup Pedofilia di Facebook. Dari situ terlihat banyaknya modus yang dilakukan. Nah, biar kamu atau orang sekitarmu aman, yuk, kenali modus yang sering dilakukan pedofil menurut psikolog Sinta Mira, M.Psi dari Klinik Pelangi!
Kebanyakan pedofil mengincar anak yang belum masuk usia puber (Burlington Gazette)
Standard korban pedofil (pelaku pedofilia) pada dasarnya terbatas. Lebih tepatnya terbatas pada usia sebelum pubertas. Oleh karena itu, jenjang pendidikan yang diincar kebanyakan sekolah dasar. “Sejujurnya, perilaku pedofil ini baru muncul setelah melihat atau bertemu anak-anak,” jelas Sinta. Dia juga menambahkan bahwa banyak pedofil mengoleksi foto anak-anak.
Anak-anak menjadi objek seksual (Snopes)
Perilaku pelaku pedofilia biasanya beda dengan penculik anak-anak. Penculik biasa cuma butuh waktu singkat untuk mendekati korban. Mereka menawarkan hal-hal menyenangkan kepada korban dengan sementara. Misalnya, diiming-imingi mainan, tapi diambil lagi setelah masuk mobil.
Nah, sedangkan pedofil justru memberikan apapun kepada korban secara intens demi merebut hatinya. Bahkan saking seringnya, modus ini sulit disadari oleh keluarga korban. Sudah dianggap terlalu baik, padahal sebenarnya punya maksud tersendiri.
Pahami bagian tubuh yang nggak boleh dipegang orang lain (Nova Grid ID)
Nggak semua orang yang berinteraksi dengan anak-anak disebut pedofil. Tapi, kalau diperhatikan dengan seksama, gerak-gerik pelaku pedofilia saat mendekati korban bisa terlihat. Misalnya dibandingkan dengan pendekatan yang dilakukan guru SD atau TK. Saat melihat siswanya jatuh, guru menolong dan memberi pengertian biar nggak diulangi. Siswa pun dilepas agar mandiri.
Kalau kejadian yang sama terjadi pada pedofil, dia malah nggak membiarkan korbannya mandiri. Dia memanjakan korban dan seolah-olah nggak mau melepaskannya. Dengan begitu, korban pedofilia biasanya jadi bergantung pada pelaku. Hal itulah yang bikin pedofil gampang memanipulasi anak.
Pedofil termasuk pasien gangguan jiwa. Mereka sulit berbaur dengan orang lain. (Saintluxx)
Pelaku pedofilia nggak pernah bergerombol atau bersama satu atau dua temannya. Mereka selalu mendekati korbannya secara individual meskipun korban yang dia incar lebih dari satu orang. “Ini juga membuktikan bahwa pedofil selalu menyendiri. Mereka punya masalah sosial terhadap orang di sekitarnya,” tambah dokter psikolog Klinik Pelangi itu.
Pelaku pedofilia lebih sering mendekati anak-anak daripada orang seumuran (The Spectrum)
Pedofil sering membatasi diri dari orang seumurannya. Sebab, secara seksual mereka nggak mendapatkan rasa apapun. “Biasanya hal ini memang sering terjadi, khususnya mereka yang lebih aktif di dunia maya ketimbang interaksi nyata,” tambah Sinta.
Hal ini terlihat pada kasus grup Facebook Candy beberapa waktu lalu. Mereka (para pelaku) lebih aktif dalam komunitas itu. Tapi di dunia nyata, mereka selalu beraksi sendiri. Oleh karena itu, Sinta menghimbau agar kita lebih memperhatikan orang-orang penyendiri. Sebab, bisa jadi dia terpengaruh hal-hal berbau pedofilia.