Zetizen.com - Semakin banyak masyarakat Indonesia yang peduli dengan kasus korupsi di negara sendiri. Selain demo, meme dan nyinyiran bagi pelaku korupsi terus membanjiri media sosial. Well, sebelum ikut-ikutan protes, kamu perlu tahu kalau praktik korupsi nggak cuma tentang mengambil uang negara. Yap, banyak kebiasaan sehari-hari yang sebenarnya termasuk tindak korupsi. Let's check!
Sekolah-les-kerja kelompok-belajar-sekolah lagi-les lagi-dan seterusnya. Siapa sih yang akhirnya nggak bosan dengan aktivitas seperti itu? Apalagi waktu pelajaran siang hari, materi kurang menarik, lapar, dan ngantuk. Ah, rasanya kabur dari kelas dengan alasan pengen ke kamar mandi adalah solusi paling tepat. Hayo, ngaku. Siapa yang sering melakukan itu?
Mentang-mentang bayar sekolah, lalu kamu bisa melakukan apa yang kamu mau? Eits, kebiasaan itu menunjukkan kalau kita nggak menghargai guru lho. Perilaku itu juga sama dengan para Koruptor yang menggunakan jabatannya untuk mencuri uang rakyat. Begitu juga dengan para pejabat yang ketahuan tidur waktu sidang atau rapat. Mereka menunjukkan sikap yang nggak menghargai orang lain.
Tuntutan gaya hidup jaman now yang makin tinggi kadang nggak selaras dengan uang saku dari ortu. Untuk menyiasatinya, nggak jarang mengambil uang ortu tanpa izin jadi solusinya. Menurut survei Badan Pusat Statistik tahun 2015, sebanyak 5 persen masyarakat menganggap hal itu wajar.
Nah lho! Kalau pejabat mengambil uang rakyat tanpa izin aja, kamu berkoar-koar meminta mereka segera dibui. Tapi, kamu sendiri masih mengambil uang ortu tanpa izin. Kebiasaan ini harus segera diubah ya. Selain merugikan ortu, dikhawatirkan kita terlalu terbiasa melakukannya.
Gara-gara main sampai terlalu malam, banyak dari kita yang sulit bangun pagi dan besoknya terlambat sekolah. Begitu juga dengan bikin janji hangout atau datang ke acara penting lain. Katanya datang jam 2, eh sampai lokasi jam 4. Bukan karena macet, tapi ya terbiasa ngaret. Selain bikin orang lain kesal, budaya ini juga menunjukkan kalau kita belum bisa menghargai waktu.
Kasus tersebut menunjukkan kalau masih banyak orang yang menyia-nyiakan waktu. Padahal, tanpa kita sadari, datang terlambat sama dengan mencuri waktu orang lain. Kasihan teman yang sudah meluangkan waktunya buat kamu.
Ngaku aja deh. Kebiasaan mencontek rasanya susah banget buat dihilangkan ya? Apalagi kalau sudah masuk musim ulangan harian dan ujian akhir. Meski pemerintah sudah berusaha menutup semua celah, tapi pelajar selalu punya cara untuk mencontek. Misalnya, dengan menulis kunci jawaban di tangan. Atau yang paling parah, menulisnya di lembaran kertas yang dilipat super kecil.
Padahal, kebiasaan ini menunjukkan kalau kita nggak percaya dengan diri sendiri. Dengan begitu, kita termasuk nggak bersyukur dengan karunia Tuhan. Lalu, apa bedanya kita dengan Koruptor yang sudah punya banyak harta, tapi tetap mengambil uang yang bukan haknya?
Setuju nggak kalau tugas kelompok adalah tugas yang paling susah dan bikin malas? Mulai dari mendiskusikan konsep, mengerjakannya bersama, sampai presentasi. Parahnya lagi, banyaknya teman yang mangkir bikin tugas kelompok terasa beraaat banget. Nggak jarang ada beberapa orang yang nggak pernah datang waktu kerja kelompok, tapi memaksa agar namanya masuk nilai.
Selain menyusahkan teman lain, kebiasaan ini juga termasuk pembohongan publik. Di hadapan guru dan teman-teman, kita dikenal sebagai anggota kelompok. Artinya, kita juga ikut mengerjakan tugas. Wah, sama aja dengan perilaku biadab para koruptor. Di hadapan publik mereka bersikap layak pahlawan dengan embel-embel wakil rakyat. Padahal, mereka cuma jaga image. Duh, jangan ditiru ya!