Are You a Zetizen?
Show Menu

Razia Warung Makan di Bulan Puasa, Sudah Tepat kah?

Zetizen Zetizen 14 Jun 2016
Razia Warung Makan  di Bulan Puasa, Sudah Tepat kah?

Zetizen.com – Media sosial lagi gencar mengkritik tindakan Satpol PP Kota Serang, Banten, yang menggrebek warung makan Saeni pada 8 Juni 2016 lalu. Meski Saeni menangis sambil memohon-mohon, aparat Satpol PP tetap mengangkuti barang dagangan di wartegnya. Alasannya, warung itu melayani orang yang tidak puasa di bulan Ramadan. Padahal baru-baru ini, Serang disebut sebagai Kota Islami Paling Aman Se-Indonesia karena menjunjung kebebasan beragama dan berkeyakinan. Yakin aman?

Sejak sekolah dasar, kita sudah diajarkan untuk bersikap toleran antarumat beragama. Namun, aparat pemerintah malah berlaku sebaliknya dengan merazia warung makan yang buka di siang hari bulan puasa. Katanya sih, untuk menghormati mereka yang puasa. Tapi apa menyita barang dagangan pemilik warung adalah tindakan tepat?

Direktur Satpol PP Kemendagri Asadullah dengan pemilik warung Saeni. Foto: Yan Cikal/Jawa Pos Group

 

Katanya toleransi?

Perlu kita ingat, meski Indonesia didominasi oleh warga muslim, tetap saja ideologi negara kita masih Pancasila. Yep, Indonesia bukan lah negara Islam. Masih ada lima agama lain yang diakui oleh negara. Nah kalau semua warung tutup di siang hari, yang non-muslim makan apa?  

Okay kita puasa, tapi di luar sana ada orang lain yang butuh makan loh. Kalau mengaku toleran terhadap pemeluk agama lain, seharusnya memaklumi mereka yang nggak wajib berpuasa. Bukan memaksa semuanya menahan lapar .

 

Logikanya, kalau ingin dihormati maka hormati orang lain juga

“Hormatilah orang yang sedang berpuasa”. Begitulah ungkapan yang sering dipakai sebagai dalih melarang orang makan dan merazia warteg. Bukannya puasa itu niat dari hati ya? Kalau sudah niat, ada warung buka di pinggir jalan pun tentu nggak tergoda.

Well, sebaiknya cukup mengimbau agar warung-warung makan itu diberi tirai penutup. Nggak perlu sampai disita barang dagangannya. Toh warung itu buka juga agar si penjual tetap punya pemasukan buat menjalani hidup. Nah kalau tiba-tiba digerebek? Selain itu, gimana dengan warga non-muslim, yang sakit, atau sudah lanjut usia? Kalau nggak ada makanan di rumah, kemana lagi perginya kalau bukan warung terdekat?

 

Warung kecil digrebek, restoran dibiarin

Di luar alasan toleransi, ada hal lain yang juga mengganjal. Kalau memang pihak berwenang merazia warteg untuk menghormati orang yang berpuasa, kenapa yang digrebek warung kecil aja? Sedangkan restoran-restoran mahal nggak disentuh. Well, bukan berarti restoran mahal harus digrebek juga ya. Tapi dari sini kelihatan kan kalau aparat cenderung “pilih kasih’’.

 

Kalau menurutmu gimana guys? Tindakan yang tepat untuk menghormati orang yang puasa dan yang nggak berpuasa gimana? Tulis di kolom comment yaa! (fhr/sam)

RELATED ARTICLES

Please read the following article