Are You a Zetizen?
Show Menu

Alasan Anak Pertama Pasti Punya IQ Tinggi

Fahri Syadia Fahri Syadia 14 Nov 2016
Alasan Anak Pertama Pasti Punya IQ Tinggi

 

Zetizen.com – Nilai IQ emang nggak menjamin kesuksesan seseorang. Yang IQ-nya sedang-sedang aja juga bisa sukses kok. Tapi, nggak bisa dipungkiri kalau IQ tinggi bisa memudahkan jalan menuju kesuksesan. Beruntung deh kamu yang anak pertama. Menurut ilmuwan, Anak Pertama cenderung punya IQ tinggi dibandingkan saudara-saudaranya. Kok bisa?

 

Anak Pertama dapat Perhatian Penuh

Menurut hasil penelitian University of Leipzig, Anak Pertama punya kemampuan akademik lebih tinggi dari adik-adiknya. Buktinya, sebanyak 33 persen dari 20 ribu Anak Pertama responden penelitian adalah pelajar cemerlang di kelas. Sedangkan 1,8 persen termasuk gagal di kelas. Jadi, Anak Pertama punya peluang besar buat jadi orang hebat.

 

Ternyata, penyebabnya bukanlah faktor biologis. Melainkan lebih pada cara orangtua membesarkan mereka, terutama membagi perhatiannya.

 

“Anak pertama sempat mendapatkan perhatian penuh dari ortu, setidaknya beberapa tahun. Sedangkan adik-adiknya, sejak lahir, perhatian ortunya sudah terbagi,” kata Dr. Julia Rohrer dari University of Leipzig kepada Daily Mail.

 

Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa selisih IQ tiap anak adalah 1,5 poin. Jadi, dari Anak Pertama ke anak kedua turun 1,5. Lalu, dari anak kedua ke anak ketiga turun lagi 1,5. Begitu seterusnya. Wah, kalau survei ini mutlak, kasihan anak bungsu dong ya?

 

Anak Pertama vs Anak Tunggal

Bagaimana dengan anak tunggal? Dibesarkan sendirian sampai dewasa, pasti IQ-nya tinggi dong? Secara teoritis emang iya. Anak Tunggal punya potensi besar untuk sukses seperti diakui Forbes. Hal ini juga didukung hasil penelitian yang mengatakan bahwa Anak Tunggal punya fasilitas lebih maksimal buat mengembangkan diri.

 

Back to anak pertama. Selain tumbuh dewasa lebih cepat karena harus mengalah, adik-adik si Anak Pertama juga berfungsi sebagai booster IQ lho. Yap, Anak Pertama bisa cepat pintar lewat interaksi dan mengajari adik-adiknya.

 

“Mengajari orang lain perlu kemampuan kognitif yang tinggi.

Mulai dari menggali pengetahuan sendiri hingga bagaimana menyampaikannya ke orang lain."

-- Dr. Roher --

 

Eits, tapi Anak Pertama jangan GR dulu. IQ itu bagai pedang bermata dua. Karena gampang menerima pelajaran, anak ber-IQ tinggi jadi merasa nggak perlu belajar alias malas! Meski begitu, anak ber-IQ tinggi tetap bisa menemukan solusi yang lebih efisien. Tapi, jangan nggak belajar sama sekali dong. Ingat, pisau tajam yang nggak pernah diasah bakal tumpul juga!

 

Source: Daily Mail, Forbes, Medical Daily

Edited by Ratri Anugrah

 

RELATED ARTICLES

Please read the following article