Zetizen.com – Hashtag #boikotsariroti akhir-akhir ini banyak muncul di berbagai medsos. Hal ini mencuat setelah PT Nippon Indosari Corpindo Tbk selaku produsen sari roti mengeluarkan pernyataan resmi bahwa pihaknya tidak terlibat dalam aksi 212. Roti yang dibagikan secara gratis diklaim telah dijual oleh seorang konsumen yang lalu membagikannya secara cuma-cuma.
Awalnya, banyak netizen yang memuji karena menganggap pihak
sari roti
memberi dukungan aksi 212. Namun setelah klarifikasi itu dirilis, banyak netizen yang merasa tersinggung dengan pernyataan tersebut. Sebab,
Aksi Damai 212
lalu merupakan aksi yang berasal dari solidaritas, bukan kepentingan politik. Ini lah yang menjadi asal muasal masyarakat mulai memboikot Sari Roti.
Pihak-pihak yang kecewa dengan pernyataan itu langsung memboikot produk Sari Roti. Nggak tanggung-tanggung, publik terang-terangan menolak produk sari roti. Selain itu, beberapa sekolah yang sebelumnya menjual roti ini juga langsung memutus kerja sama. Sebut saja beberapa sekolah Islam di Surabaya, seperti SMA Al-Hikmah dan SD Muhammadiyah 4 Surabaya yang tidak lagi menyediakan roti dari merk Sari Roti.
PHK atau ganti profesi
Banyak produk sari roti yang tak laku akibat para pembeli setianya yang mulai berhenti membeli. Alhasil, banyak pedagang yang merugi. Kemungkinan PHK para pegawai sari roti pun sangat mungkin terjadi.
Kalau hal ini benar terjadi, kemungkinan lainnya masyarakat Indonesia yang memboikot akan mengarahkan para pegawai untuk berwirausaha. Yap, dengan kejadian ini, sebagian orang akan berpikir buat mendukung para pegawai sari roti untuk keluar dari perusahaan itu. Tapi, tetap aja ada kemungkinan para pekerja sari roti bakal stay di profesinya saat ini. Mengingat sari roti adalah produsen roti ternama di Indonesia.
Ganti menu sarapan
Penjualan sari roti cukup menurun. Padahal, roti menjadi menu sarapan ringan yang praktis dibawa kemana-mana. Dari kejadian ini, popularitas nasi di pagi hari akan kembali meninggi daripada roti. FYI, di pagi hari, tubuh membutuhkan karbohidrat dan nutrisi yang lengkap. Sebagai pembanding, kandungan dua ons roti hanya mengandung 25 gram karbohidrat. Sedangkan satu cup nasi memiliki kandungan karbohidrat lebih banyak, yakni 35-45 gram. Lalu, apakah konsumen akan mengganti menu sarapannya atau justru cuma mengganti merk rotinya, ya?
Sari Roti dijual dengan harga promo
Banyak roti yang tidak terjual memungkinkan produsen mengeluarkan harga promo. Bahkan, saat ini ada pula beberapa penjual yang menyertakan souvenir seperti piring cantik pada pembeli. Bisa jadi, hal ini dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan konsumen atas produk Sari Roti.
Well, nggak semua orang setuju melakukan boikot kok. Banyak pula pihak yang menganggap ini hanya kejadian salah paham karena klarifikasi yang dirasa kurang tepat.
Gimana dengan pendapatmu?
Editor: Vera Khair