zetizen

Saat Anak Muda Lawan Virus Korona

Get A Life

Zetizen-Sebagai anak muda yang memilik daya tahan tubuh lebih baik daripada orang dewasa dan anak-anak, ngga ada salahnya kamu keluar dari rumah untuk memberikan bantuan kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Tentunya dengan cara yang sesuai dengan arahan dan aturan Kesehatan. Contohnya, para anak muda di bawah ini. (c20/fik)

Perlengkapan untuk membersihkan diri seperti sabun dan hand sanitizer memang penting. Tapi, ada yang nggak kalah penting. Yaitu, alat pelindung diri (APD) untuk para tenaga medis. Face shield atau pelindung wajah jadi salah satu barang yang diproduksi Tim Teknis Penanganan Covid-19 ITS.

“Jadi, di tim ini ada beberapa produk seperti bilik disinfeksi, hand sanitizer, ruang isolasi portabel, dan face shield. Kebutuhan untuk face shield ini tinggi banget karena nggak semua pihak bisa memproduksinya. Jadi, kami di sini benar-benar bekerja keras untuk bisa membuat dan mendistribusikan face shield ini,” ujar Muhammad Raushan, wakil koordinator distribusi.

Berawal dari sebuah tim kecil yang terdiri atas dosen dan mahasiswa, kini tim face shield ITS sudah dibantu ratusan relawan. ’’Ada teman-teman mahasiswa, masyarakat sekitar, dan beberapa teman-teman dari lembaga lain,’’ katanya. Hingga kini, ada 200.000 face shield yang sudah diproduksi.

Distribusi face shield diutamakan untuk puskesmas-puskesmas sebagai salah fasilitas kesehatan pertama dalam penanganan Covid-19. ’’Awalnya, kami fokuskan untuk daerah Surabaya. Selanjutnya baru kami arahkan ke rumah sakit yang menjadi rujukan pemerintah,’’ ujarnya.

Teman-teman di sekitar Surabaya yang mau membantu pun boleh banget. Nanti kamu bisa membantu merakit face shield dengan tetap di rumah aja. ’’Jadi, karena keterbatasan tempat produksi, beberapa volunter mengerjakan perakitan face shield ini di rumah masing-masing,’’ ungkapnya.

Sekarang tim yang dikoordinasi oleh Raushan ini mencari puskesmas dan rumah sakit yang membutuhkan bantuan face shield. ’’Karena stok di kami ini berlebih dan menunggu untuk disalurkan,” tuturnya. Teman-teman yang berniat membantu atau memberikan informasi bisa banget menghubungi Raushan dan timnya.

Ilmu yang didapat di bangku kuliah bukan hanya untuk disimpan sendiri, tetapi juga diterapkan dan dibagikan. Hal ini jadi salah satu semangat teman-teman dari Universitas Airlangga, khususnya yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Kimia (Himaki) dari fakultas sains dan teknologi.

Akrab dengan aktivitas meramu berbagai bahan kimia di laboratorium, kini teman-teman Himaki bekerja sama untuk membuat hand sanitizer. ’’Kami tahu sempat terjadi kelangkaan stok hand sanitizer di pasaran. Sementara itu, masih banyak orang yang bekerja di luar ruangan yang membutuhkan,’’ ujar Richad Ade, salah satu koordinator.

Selain melakukan produksi dan distribusi, mereka mengedukasi masyarakat yang ditemui. ’’Kami menemui banyak orang dari beragam latar belakang. Mulai penyapu jalan, penjual sayur, hingga tukang parkir. Masih banyak di antara mereka yang belum aware tentang isu Covid-19 yang terjadi sekarang,’’ jelasnya.

Turun langsung ke jalan bukan tanpa risiko. Keselamatan diri tentu jadi salah satu aspek yang paling diperhatikan. ’’Jadi, kami bergerak dengan tim-tim kecil. Satu tim terdiri atas 5–6 orang. Tiap tim juga melakukan distribusi sesuai prosedur seperti menggunakan masker dan sarung tangan. Mereka juga mencuci tangan setiap melakukan kontak dengan orang lain,’’ tuturnya.

Gerakan ini pun sukses menginisiatori semua elemen, bukan hanya teman-teman yang memiliki latar belakang serupa. Richad mengungkapkan, banyak pihak yang turut membantu kelancaran kegiatan mereka. Mulai kampus, alumni, serta masyarakat di Surabaya.

Richad berpesan agar teman-teman yang lain mengikuti imbauan pemerintah untuk tetap tinggal di rumah. ’’Kami mau berterima kasih banyak untuk semua orang yang sudah peduli dan memercayakan bantuannya untuk kami salurkan. Biarkan kami yang jadi salah satu perpanjangan tangan kalian untuk membantu teman-teman yang kesulitan di luar sana,’’ ucapnya.