Hidup bagaikan alur dari perjalanan kita. Jatuh bangun kita membuat pondasi hingga pilar pencapaian hidup kita terbangun. Tentunya dengan segala rintangan terkadang kita sebagai manusia merasa berada dititik terendah dalam hidup kita. Karena itu setiap orang pasti memerlukan dukungan dari orang lain untuk menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi. Dukungan ini dikenal sebagai support system. Support system adalah orang-orang yang dapat memberikan dukungan kepada kita baik dalam hal emosional, praktis, dan informasi.
Lalu, mengapa support system penting dalam dunia perkuliahan?
Perlu kita ketahui, sebagai mahasiswa kita dituntut untuk belajar, mengerjakan, berkolaborasi, ataupun melakukan kegiatan-kegiatan secara efisien. Dimana terkadang kebiasaan ini sangat sulit untuk dilakukan terutama terhadap mahasiswa. Baru-baru ini maraknya kasus bunuh diri yang dilakukan oleh mahasiswa. Ini tentunya menjadi pukulan bagi kita semua untuk lebih berhati-hati, dan berusaha untuk mencegah hal yang tidak diinginkan tersebut terjadi. Beberapa hal yang dapat menjadi faktor pemicu tekanan mental terhadap mahasiswa adalah sebagai berikut.
-
Dunia perkuliahan yang berbeda dibandingkan masa SMA.
Masa transisi mahasiswa baru dari SMA menuju perguruan tinggi merupakan masa yang sulit untuk diadaptasi. Mahasiswa terkadang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Dengan berbagai tekanan sosial, pertemanan, dan kebiasaan yang mungkin belum pernah dilakukan membuat mahasiswa baru culture shock. Culture shock adalah ketika seseorang merasa cemas, bingung, dan tidak nyaman akibat keadaan lingkungan serta budaya yang berbeda dilingkungannya.
-
Depresi akibat tekanan akademik.
Depresi merupakan faktor utama penyebab mahasiswa bunuh diri. Ini disebabkan oleh berbagai masalah salah satunya tekanan akademik. Berbeda dari masa SMA, sistem akademik di perkuliahan jelas sangat berbeda. Mahasiswa dituntut untuk berinovasi serta berkolaborasi dalam mengerjakan tugasnya. Selain itu, tuntutan tugas yang harus dikerjakan juga begitu banyak, sehingga mahasiswa harus cerdas dalam menggunakan waktu agar berjalan dengan efisien. Terlebih lagi dengan sistem penilaian yang terbilang ketat membuat mahasiswa harus berhati-hati dan berpikir dengan cermat dalam setiap tugasnnya.
-
Masalah pribadi dan tuntutan sosial.
Masalah pribadi sangat mempengaruhi kondisi kesejahteraan secara keseluruhan. Seperti kondisi kesehatan, mental, dan keluarga. Beberapa mahasiswa seringkali memendam masalahnya, sehingga terus terpikirkan dan berpengaruh dalam kondisi kesehatan mentalnya. Selain itu, tuntutan sosial juga sangat berpengaruh. Ini dikarenakan mahasiswa terus dibandingkan dan dituntut lebih sukses. Ini membuat mahasiswa baru tidak bisa fokus dengan tujuan hidupnya. Terkadang mereka harus melakukan hal yang tidak mereka suka demi tercapainya tujuan tuntutan itu.
Baca juga:
Saat Anak Muda Lawan Virus Korona
|
-
Kendala dalam hal finansial.
Keterbatasan finansial yang dialami mahasiswa dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan tersebut mulai dari makanan, transportasi, dan tempat tinggal. Selain itu kendala paling utama biasanya adalah biaya kuliah. Biaya kuliah yang besar mengakibatkan kecemasan bagi mereka yang tidak dapat dukungan finansial dari orang tuanya.
Oleh karena itu, mahasiswa sangat memerlukan support system tersebut. Support system bisa kita dapatkan dari orang-orang yang kita percaya. Bisa berupa keluarga, teman, pasangan, atau bahkan psikolog. Hal ini sangat penting dalam membantu mahasiswa dalam menghadapi masalah yang dapat mengganggu kesehatan mental. Beberapa support system yang dapat diberikan sebagai berikut.
- Dukungan emosional.
Dukungan ini merupakan dukungan yang paling penting untuk diberikan. Karena dukungan ini memberikan kepercayaan diri serta motivasi untuk mahasiswa tersebut. Dukungan emosional berupa moral dan pengakuan atas perjuangan sangat bermakna bagi seorang mahasiswa. Ketika mahasiswa didukung secara emosional, mereka akan merasa labih semangat dan termotivasi.
- Dukungan secara tindakan.
Dukungan tindakan ini dapat berupa bantuan untuk menyelesaikan masalah tertentu. Contohnya, ketika mahasiswa mengalami kesulitan dalam mempelajari sesuatu, ada baiknya kita membantu untuk menjelaskannya apabila kita sudah terlebih dahulu mengerti. Ini dapat menenangkan serta mengurangi rasa takut terhadap mahasiswa tersebut. Dimana ketika mahasiswa mengalami kebingungan akan materi yang ia pelajari, mahasiswa itu akan merasa cemas dan terus berpikir negatif tentang apa yang terjadi didepannya.
- Membangun komunikasi yang baik.
Sering kali komunikasi yang buruk menjadi permasalahan diberbagai hal. Terutama sering terjadi dalam dunia perkuliahan. Dengan menjalin komunikasi yang baik, secara tidak langsung kita dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi mahasiswa. Ketika mahasiswa merasa nyaman berada dalam komunikasi yang baik, maka hal ini dapat membantu meningkatkan rasa kepercayaan mahasiswa tersebut.
Apa Manfaatnya Bagi Mahasiswa?
Manfaat dari support system terhadap mahasiswa dapat membantu proses karir berjalan dengan lancar. Dengan keterampilan dan profesionalitas yang dimiliki, mahasiswa akan lebih percaya diri dalam membangun karirnya dimasa depan. Selain itu, support system dapat mempertahankan kesehatan mental. Karena kesehatan mental merupakan faktor yang paling utama. Hal ini dapat membuat mahasiswa merasa aman dan nyaman berada di lingkungan sekitarnya. Dan yang terakhir, dapat meningkatkan prestasi akademik mereka. Bimbingan serta arahan dari dosen serta pihak fakultas dan staf kampus dapat membantu mahasiswa untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik mereka.
Oleh karena itu, dalam menghadapi masalah, support system dapat menjadi kunci untuk perjalanan menuju kesuksesan. Dengan dukungan serta doa dari orang terdekat, kita dapat lebih kuat dan semangat dalam menjalani kehidupan. Sangat penting bagi mahasiswa untuk diberikan dukungan berupa emosional ataupun tindakan. Sehingga dapat meningkatkan kesehatan mental dan memberikan motivasi kepada mereka, agar mereka dapat lebih semangat dalam mewujudkan cita-cita mereka.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Airlangga