Zetizen.com - Kunjungan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru John Key di DBL Arena, Surabaya, pada 19 Juli 2016 kemarin mendapat sambutan heboh. Sebanyak 2.500 siswa dan 500 guru dari berbagai sekolah di Surabaya antusias meramaikan peluncuran Zetizen National Challenge Go to New Zealand.
Tribun DBL Arena penuh sejak pukul 11.00 WIB. Acara dibuka dengan penampilan Orchestra Kota Pahlawan. Mereka menghibur penonton dengan lagu-lagu daerah seperti Tanjung Perak dan Rek Ayo Rek berlatar musik orkestra. Selanjutnya, penampilan Sixer Voice Choir (SMAN 6 Surabaya), Saman Queen (SMAN 15 Surabaya), Papbrassa (SMAN 1 Surabaya), dan Clique (SMA St Louis 1 Surabaya) juga sukses memeriahkan suasana.
Maudy Ayunda, artis dan penyanyi yang baru saja menuntaskan pendidikan di Oxford University, Inggris, juga hadir untuk berbagi tip belajar di mancanegara. Tidak hanya berbagi pengalaman, dia juga membawakan dua lagu andalannya, Untuk Apa dan Perahu Kertas. ’’Seneng banget, anak-anaknya bersemangat. Pertanyaannya juga bagus-bagus. Diskusinya jadi seru,’’ ujar Maudy.
Sekitar pukul 14.00, saat yang paling ditunggu pun tiba. PM John Key dan sang istri, Bronagh, yang kompak memakai batik menginjakkan kaki di DBL Arena. Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Trevor Matheson dan Konsul Kehormatan Selandia Baru Harry Sunogo turut mendampingi kepala pemerintahan Negeri Kiwi tersebut. Bersama Dirut Jawa Pos Koran Azrul Ananda dan Dirut Jawa Pos Holding Ratna Dewi serta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Key lantas memasuki DBL Arena.
’’Generasi Z adalah generasi anak-anak berprestasi,’’ ujar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam sambutannya.
Hal senada dipaparkan Azrul Ananda. ’’Jika dulu generasi saya, generasi X atau Y, adalah generasi yang mencoba melawan kekakuan, kini generasi Z harusnya sudah lebih canggih dan kreatif karena tidak perlu lagi mendobrak kekakuan itu,’’ ungkap Azrul.
John Key juga mengungkapkan kesannya. ’’Kedatangan pertama saya di Surabaya benar-benar berkesan. Terima kasih Jawa Pos, saya berharap hubungan antara Selandia Baru dan Indonesia makin kuat dengan adanya acara ini,’’ ujarnya.
Setelah berpidato singkat, Key membuka Zetizen National Challenge Go to New Zealand. Pembukaan ditandai permainan tradisional anak, patil lele. Secara serempak, Dirut Jawa Pos Koran Azrul Ananda, Risma, dan Key memukul tongkat kayu yang panjangnya sekitar sejengkal ke arah para pelajar SMA yang duduk lesehan di depan panggung. Begitu kayu terlempar, confetti bertaburan di atas panggung. Ratusan balon berwarna biru dan pink pun berjatuhan di area tribun. Grand Atrium DBL Arena pun kian gegap gempita.
Misi Positif
Misi positif yang dibawa Zetizen National Challenge Go to New Zealand mendapat tanggapan dari Tri Rismaharini. ’’Semua dimulai dari anak muda. Kalau bukan mereka, lalu siapa lagi? Turut mengapresiasi Zetizen National Challenge dapat memberikan ruang dan wadah bagi anak-anak Indonesia untuk berbuat lebih baik,’’ ujar Risma.
Zetizen National Challenge Go to New Zealand merupakan kompetisi aksi positif yang dicetuskan Zetizen Jawa Pos. Aksi positif yang dimaksud bisa berupa apa saja. Tidak harus aksi besar, namun yang penting bermanfaat untuk lingkungan sekitar.
Anak muda di seluruh provinsi di Indonesia bisa berkompetisi di Zetizen National Challenge Go to New Zealand. Caranya, cukup mendaftar menjadi member di www.zetizen.com, kumpulkan 10.000 poin, lalu upload foto dan deskripsi aksi positif. Kompetisi akan berlangsung sampai 5 September 2016. Satu peserta dengan aksi terbaik di setiap provinsi berhak mendapat hadiah jalan-jalan ke Selandia Baru. (hep/raf/hrs/agf/tau/c5/sof)
So, tunggu apa lagi? Yuk submit aksi positifmu di Zetizen National Challenge Go to New Zealand!