Zetizen.com – Ngaku deh, kamu yang baru aja lulus dan bersiap masuk kuliah pasti udah memikirkan rasanya menjalani Ospek kan? Wajar kok. FYI, sebenarnya pemerintah punya aturan yang semakin ketat soal kegiatan ospek. Salah satunya, nggak menginap di luar kota.
Tapi, demi tradisi mengakrabkan mahasiswa, banyak kampus yang tetap mengadakan Ospek secara diamdiam. Nah biar kamu nggak terjerumus kedalam kegiatan Ospek yang negatif, kamu harus kenali batas batas wajarnya. Apa aja sih? Simak yang berikut! (fhr/giv)
Ikuti Jika Positif, Kritik Jika negatif
Sebenarnya, tujuan Ospek itu baik. Selain sebagai sarana pengenalan calon mahasiswa dengan kehidupan kampus, kegiatan Ospek itu bisa membangun teamwork, motivasi, dan rasa persaudaraan sesama mahasiswa. Nah, esensi positif inilah yang harus selalu kamu perhatikan. Kamu berhak buat menolak saat merasa kegiatan yang dilakukan udah melenceng dari nilai nilai positif itu.
Misal kayak yang terjadi di kampus X beberapa tahun lalu. Senior menggelontor juniornya dengan air sampai perutnya menggembung dan meninggal dunia. Dari awal aja udah kelihatan tujuannya nggak jelas. Emang buat apa menggelontor maba dengan air kalau bukan buat tujuan menyiksa?
Jadi buat menghindari hal yang enggak-enggak, kamu wajib kritis terkait esensi ini. Nggak usah takut sama seniormu kalau emang mereka salah. Inget, jumlah kalian lebih banyak dari jumlah oknum yang kurang ajar. Jadi jangan takut ya! Toh efeknya kalian juga jadi belajar bersikap kritis dan saling melindungi teman. Iya kan?
Jangan Sampai ada Main Fisik
Biasanya main fisik ini masih terjadi pada ospek-ospek tertentu. Terutama Ospek yang jauh dari pantauan kampus, misal nginap di luar kota. Senior bakal bikim tim khusus yang tugasnya buat pressing alias marah-marah.
Sebenarnya, pressing itu ada bagusnya. Selama yang diadu itu argumen. kegiatan kayak gitu bisa membuat kamu lebih kritis, bisa bepikir cepat dibawah tekanan dan pandai berdebat. Tapi kalau udah mulai keluar caci maki yang nggak perlu apalagi main tangan dan kaki, kamu berhak buat nentang itu. Kalau emang keterlaluan, jalur hukum bisa jadi pilihan.
Inget, mahasiswa adalah insan yang cerdas dan berpendidikan. Ringan tangan tentu bukan ciri khas orang yang berpendidikan kan? Masak iya kamu mau maju ke konferensi internasional terus berlagak ala preman? Itu sih bukan mahasiswa namanya.
Transparansi itu Penting!
Transparansi itu juga menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam Ospek lho.. ciri Ospek yang transparan biasanya menyertakan surat izin resmi yang ditujukan buat orang tua mahasiswa, serta kehadiran dosen waktu Ospek selaku pembimbing. Itu tandanya kegiatan Ospek berada dalam pengawasan kampus.
Nah kalau Ospek yang dilakukan terkesan ‘diam-diam’, apalagi sampai nginap di luar kota tanpa izin yang jelas, kamu patut waspada. Biasanya, yang kayak gitulah awal dari Ospek yang nggak benar.
Kalau udah begitu, nggak ada pilihan lain selain angkatanmu harus kompak kalau misal dipojokkan dalam situasi yang merugikan. Kalau perlu, sekalian boikot aja dari awal nggak usah berangkat!
Jadi intinya, ikutilah Ospek yang memang memberi nilai positif. Jangan manja cuma karena ngerasa capek menjalani bermacam kegiatan.