Zetizen-Sebagai salah satu kota yang memiliki jumlah sungai yang cukup banyak, tentu sudah menjadi kewajiban bagi masyarakat Surabaya untuk kemudian bersama-sama menjaga kebersihan dan fungsi sungai sebagaimana mestinya. Sayang, kesadaran untuk menjaga kebersihan sungai belum sepenuhnya dilakukan warga Surabaya. Itu terlihat pada sungai-sungai yang masih penuh sampah dan kotor. Melihat kondisi sungai Surabaya yang tampak memprihatinkan, Winardi Litanto lantas bergerak membersihkan sampah-sampah di sungai sebagai upaya untuk mengembalikan fungsi sungai sesuai dengan fungsinya.
Gerakan yang diawali secara mandiri oleh Winardi secara door-to-door untuk mengajak masyarakat lebih peduli terhadap sungai di sekitar rumahnya tersebut lantas berkembang menjadi komunitas dan yayasan yang bernama Peduli Sungai Surabaya (PSS). ”Gerakan ini dilakukan Bapak Winardi sejak 2015, tapi akhirnya bisa terbentuk menjadi komunitas dengan gerakan yang lebih luas pada 2018. Selama perjalanannya, PSS berfokus untuk kemudian bisa memberikan edukasi, sosialisasi seputar persampahan, dan melakukan aktivitas bersih-bersih sungai bersama warga maupun melakukan kolaborasi bersama birokrasi setempat,’’ ungkap Mega Olivia –atau yang biasa dipanggil Oliv– selaku ketua dari komunitas dan yayasan PSS.
Perjalanan PSS dalam memberikan sosialisasi dan aksi bersih-bersih sungai tidak selalu berjalan mulus dan penuh dinamika serta tantangan yang dihadapi di awal-awal. ”Pada masa-masa awal, Bapak Winardi juga sempat dicurigai warga karena aktivitasnya dianggap terafiliasi dengan partai politik tertentu. Belum lagi kalau warganya sendiri yang masih ogah-ogahan untuk bergerak memilah sampah atau membersihkan sungai. Itu jadi tantangan tersendiri buat PSS,’’ tutur Oliv. Meski demikian, buah perjuangan PSS tentu tidak selamanya pahit. Berkat kerja keras yang dilakukan, PSS berhasil mengubah sungai di Kapas Madya lebih minim sampah. Selain itu, PSS bekerja sama dengan sekolah-sekolah seperti Vita School, Elyon Christian School, dan SMP Vincentius untuk mengajarkan cara-cara memilah sampah kepada generasi muda yang termasuk dalam program Bijak Nyampah.
Selain itu, terdapat program Donasi Sampah yang memberikan fasilitas kepada orang-orang yang sekiranya ingin menyalurkan sampah[1]sampah di rumahnya untuk kemudian akan diberikan WORLD CLEAN UP DAY: Tim PSS mengikuti acara bersih[1]bersih di pesisir Pantai Kenjeran. secara gratis kepada pemulung atau pengepul perintis. Kerennya lagi, PSS saat ini mengembangkan sebuah aplikasi yang bernama Ulung, di mana melalui aplikasi tersebut, pengguna bisa menemukan pemulung terdekat untuk kemudian akan disalurkan sampah yang telah dikumpulkan di rumah. Meski pandemi, PSS juga tetap produktif melakukan aktivitas edukasi melalui webinar atau talk show secara online dan melakukan kegiatan bersih[1]bersih secara berkala bersama dua atau tiga relawan.
Ke depannya, PSS berharap bisa memfinalisasi aplikasi Ulung agar bisa segera digunakan masyarakat Surabaya, mulai fokus pada sampah tekstil yang biasa dibuang ke sungai hingga menjalankan program baru seperti Tukar Baju yang merupakan wadah donasi baju layak pakai untuk kemudian dijual kembali di bazar PSS yang bisa dibeli dengan menukarkan sampah yang dibawa pembeli. Niat baik tentu akan memberikan manfaat yang baik juga bagi orang sekitarnya. Hal itulah yang berhasil PSS tunjukkan kepada warga Surabaya.
”Sudah waktunya juga untuk kita nggak sekadar membuang sampah di tempat sampah, tapi mulai belajar dengan memilah sampah,’’ tutup Oliv. (c12/mel)