Zetizen.com – Beruntunglah kamu Zetizen surabaya yang punya banyak Taman Kota yang terawat. Di tempat lain mungkin kondisinya masih ala kadarnya, tapi ada juga yang malah bagus banget. Selain berkat kesadaran warga, ada beberapa sosok yang berperan penting dalam menjaga kebersihan Taman Kota loh. Siapakah mereka? (fhr/rat)
Bekerja dari Sebelum Matahari Terbit
Pagi, siang, maupun malam, Taman Bungkul, Surabaya, nggak pernah benar-benar sepi. Apalagi sekarang ada fasilitas seperti sentra PKL dan Pos SIM Keliling. Sayangnya, jumlah pengunjung biasanya berbanding lurus dengan jumlah sampah yang berserakan.
Hal itu membuat petugas kebersihan harus selalu stand by. Bahkan, waktu orang lain masih tidur, mereka sudah beraktivitas. “Saya mulai bekerja pukul 03.30. Nyapu memutari separuh taman, diulang tiga kali sampai shift selesai pukul 13.00,” kata Muhammad Khidir (55), salah seorang petugas kebersihan Taman Bungkul.
Meski harus bekerja sejak pagi buta, Khidir menikmati pekerjaannya loh. Kata dia sih sekaligus olahraga. “Paling repot kalau pengunjung buang sampah sembarangan. Padahal, banyak tempat sampah yang disediakan. Atau kadang ada kendaraan yang ngebut jadi yang nyapu harus hati-hati,” jelas Khidir.
Mau buang sampah sembarangan waktu ke Taman Bungkul? Pikiran Pak Khidir ya, guys.
Sudah Merawat Sejak Awal
Masih dari Taman Bungkul, petugas kebersihan lain berbagi cerita. Kali ini cerita datang dari Rumadi (55). Bisa dibilang dia adalah expert Taman Bungkul karena sudah bekerja di sana sejak 2007, saat taman itu baru berdiri. “Saya cinta pekerjaan saya. Melihat rumput dan tanaman rapi itu enak,” katanya.
Dari beberapa pengalaman pahit, “bencana” es krimlah yang paling diingat Rumadi. Yap, predikat taman terbaik se-Asia nggak menjamin Taman Bungkul aman. Rumadi ingat betul peristiwa 11 Mei 2014. Waktu itu, sebuah perusahaan es krim bagi-bagi kupon gratis yang bikin pengunjung rebutan. Sayangnya, mereka lupa sama tanaman yang ada.
Sebagai orang yang peduli banget sama rumput dan tanaman di Taman Bungkul, Rumadi harus rela melihat peliharaannya amburadul. “Bu Risma marah besar. Besoknya kami menanam dan memperbaiki tanaman-tanaman itu lagi selama tiga hari,” cerita Rumadi. Untungnya, semua petugas kebersihan se-Surabaya dikerahkan untuk proses itu.
Menghijaukan surabaya melalui pembangunan taman-taman kota menjadi fokus Tri Risma Harini. Penghargaan Asia Townscape Sector Award 2013 untuk Taman Bungkul nggak boleh disia-siakan, guys. Perawatan yang teliti tentu dibutuhkan. Tapi, kesadaran kita sebagai warga juga penting. Gimana dengan taman di kotamu?