Zetizen-Selama masa pandemi Covid-19, beberapa orang terpaksa banting setir untuk tetap bisa bertahan hidup. Nah, salah satu caranya adalah berbisnis online. Bagaimana cerita mereka sampai akhirnya merambah dunia tersebut dan bagaimana struggle-nya? Yuk, disimak! (fik/rat/c12)
BACA PELUANG, BUKA JASA SERVIS
”Salah satu alasan kuatku untuk membuka jasa servis PC ini sih buat bantu orang tua. Soalnya, ayahku termasuk yang terdampak (Covid-19). Banyak project yang nggak jalan. Alhasil, pendapatan pun nggak ada. Jadi, aku ya mencoba untuk memanfaatkan keahlian buat bantu kondisi keuangan di rumah.
Sebenarnya, di daerahku ada banyak tempat servis komputer. Tapi, karena PSBB, banyak yang tutup. Sedangkan ayahku punya klien yang komputer di rumahnya bermasalah. Dari situ, aku punya ide untuk membuka jasa servis PC. Kalau dilihat[1]lihat, peluangnya cukup besar juga.
Aku promosi cuma modal broadcastWhatsApp. Jadi, yang mau servis bisa mengirim lewat ekspedisi. Kalau dekat rumah, bisa aku pick up sendiri. Sejauh ini cukup ramai sih.”
Baca juga:
TAKE YOUR TIME DURING PPKM
|
BIASANYA MAKE UP, SEKARANG MASAK
”Sambil kuliah, biasanya aku menerima jasa make up. Tapi, sejak ada Covid-19, banyak kegiatan yang dibatalkan. Padahal, biasanya hasil dari kerjaan sampingan itu aku pakai buat keperluan sehari-hariku.
Baca juga:
Gagal Liburan pun Tak Mengapa
|
Akhirnya, karena suka masak, banyak teman yang menyarankanku bikin frozen food. Awalnya agak susah karena banyak yang belum percaya. Aku pun mengirim taster-nya ke teman-teman dekat dan meminta mereka me-review makanan itu di Instagram story atau status WhatsApp.
Awalnya agak susah karena orang-orang tahunya aku berkecimpung di dunia make-up. Tapi, berkat bantuan teman-temanku, makin ke sini semakin banyak orang yang percaya. Aku pun suka bikin tutorial masak biar orang-orang yakin kalau aku bisa masak dan masakanku enak.”
REBRANDING USAHA LAMA, MANFAATKAN FITUR INSTAGRAM
”Awalnya, jasa ketik online ini adalah project bersama teman-temanku. Tapi, lama-lama nggak terurus deh. Nah, berdasar pengamatanku, sejak perkuliahan dilakukan dari rumah, banyak temanku yang mengeluhkan tugas yang nggak kelar-kelar. Ternyata, satu alasan mereka: malas. Tugas pun menumpuk dan dikerjakan mendekati deadline. Bikin pusing!
Permasalahan itu membuatku kepikiran untuk rebranding usaha yang sudah ada. Namanya aku ganti. Aku semakin semangat mengingat uang jajan bulananku distop oleh orang tua. Lumayan buat cari uang tambahan. Beda dari sebelumnya, usahaku ini juga melayani konsultasi tugas. Eh, teman-teman sejurusan yang jadi target pasarku malah bantu promo ke anak-anak kampus lain.
Instagram jadi salah satu cara paling efektif buat promosi jasaku ini. Apalagi, sekarang ada fitur highlight. Jadi, story dari teman-teman yang berisi testimoni bisa aku simpan di higlight. Hal ini juga membantuku agar nggak dicap penipuan.”