Are You a Zetizen?
Show Menu

Suka Duka yang Cuma Dirasakan Anak Rantau Saat Ramadan

Nourma Vidya Nourma Vidya 30 May 2017
Suka Duka yang Cuma Dirasakan Anak Rantau Saat Ramadan

Zetizen.com – Ramadan tiba! Sambil berjuang melawan nafsu, ada banyak banget suasana khas yang cuma ada saat Ramadan. Mulai dari meriahnya ngabuburit, syahdunya masjid yang penuh orang, sampai kehangatan kumpul bareng keluarga. Yap, semuanya terasa menenangkan dan bikin rindu! Sayangnya, para pejuang rantau punya suka dan duka saat Ramadan. Apa saja itu? Yuk, buat yang berencana Kuliah di Luar Kota wajib baca nih!

No Alarm, No Sahur

No Alarm, No Sahur

Kelewatan sahur sudah jadi "sahabat"-nya anak rantau (Mental Floss)

Kalau tinggal sama keluarga, ada ibu yang siap meneriaki atau malah menyeret kita ke meja makan. Pokoknya, semalas-malasnya kita bangun, kecil kemungkinan untuk melewatkan sahur. Nah, "alarm" jenis inilah yang nggak dimiliki anak rantau.

Demi bisa bangun sahur, anak rantau harus memastikan alarm udah di-set bertubi-tubi. Biar kalau kelewatan satu alarm, alarm selanjutnya siap membangunkan. Tapi, kalau habis begadang mengerjakan tugas, cara itu nggak selamanya efektif.

Ada juga nih yang nggak mempan bangun dengan alarm, mereka masih mengandalkan sosok ibu. Bedanya, perantau jenis ini harus puas mendengar teriakan ibunya lewat sambungan telepon. Makanya, bersyukurlah kita yang masih bisa ditarik-tarik menuju meja makan oleh ibu.

Memahami Arti Bahagia dalam Kesederhanaan

Memahami Arti Bahagia dalam Kesederhanaan

Anak rantau paham betul arti kesederhanaan (quotes.lifehack)

Salah satu hikmah bulan Ramadan adalah mengajarkan kita memahami arti kesederhanaan. Nah, anak rantau pasti paham banget. Sebab, anak rantau sudah merasakan dan melewati sendiri bagaimana rasanya hidup dengan sederhana.

Misalnya, di rumah kita bisa sahur dan berbuka puasa dengan menu empat sehat lima sempurna. Anak rantau nggak bisa mendapatkan itu dengan mudah. Awalnya sih masih semangat masak atau beli makanan sehat. Tapi lama-lama kerajinan itu luntur. Akhinya ya makan mie instan atau lauk seadanya. Itu pun sudah bersyukur banget bisa puasa penuh.

Keluarga Itu Tetap Ada

Keluarga Itu Tetap Ada

Siapa bilang anak rantau kesepian saat Ramadan? (Twitter)

Meski jauh dari keluarga, anak rantau nggak selalu menghabiskan Ramadan sendirian kok. Justru ada kehangatan lain yang nggak kalah menyenangkan dan rasanya cuma bisa dipahami sama anak-anak yang pernah hidup dalam perantauan. Yap, kehangatan itu datang dari teman-teman kos atau teman-teman dari kota yang sama.

Kesamaan nasib melewatkan ramadan di kota orang membuat kedekatan sesama perantau nggak kalah solid dari keluarga kandung. Mulai dari masak sahur bareng, buka puasa bareng, sampai tarawih bareng dilakukan demi mengusir rindu pada keluarga di rumah. Buat sementara, keluarga ini nggak kalah jagonya bikin suasana Ramadan seru dan bermakna!

Ramadan = Waktunya Penghematan

Ramadan = Waktunya Penghematan

Ramadan itu waktunya berhemat! (The Dissected)

Kayaknya nggak berlebihan kalau anak rantau disebut pakar financial management. Gimana nggak, tiap bulan mereka harus pintar mengelola uang jajan yang terbatas. Dengan uang seadanya, perantau dituntut menyeimbangkan kebutuhan sehari-hari, kuliah, sampai bersenang-senang sebagai pemuas nafsu anak muda.

Jadi, bulan Ramadan jadi waktu "spesial" buat anak rantau. Sebab, mereka bisa hemat banyak! Makan nggak harus tiga kali sehari dan ajakan nongkrong cantik di cafe fancy juga berhenti. Buat anak-anak lain sih keuangan selama bulan Ramadan nggak terasa bedanya.

Masjid jadi Surganya Anak Kos

Masjid jadi Surganya Anak Kos

Rezeki buat anak kos? (Twitter)

Ini nih hidden gem spesial bagi anak rantau. Biasanya, selama Ramadan banyak masjid menyediakan takjil bahkan menu berbuka gratis. Bagi perantau, rezeki seperti ini susah banget ditolak. Nggak heran deh kalau menjelang maghrib banyak anak kos ramai-ramai berkumpul di sekitar masjid. Belum lagi kalau ada yang berbaik hati bagi-bagi takjil gratis di jalan. Meski apa adanya, dapat rezeki makan gratis bareng teman-teman perantauan susah dijelasin nikmatnya!

Mudik Itu Nyata!

Mudik Itu Nyata!

Mudik itu nyata banget buat anak rantau (Youtube)

Buat yang nggak merantau, kayaknya istilah mudik cuma jadi kata-kata yang akrab didengar di berita. Hal ini tentu beda banget buat anak rantau. Bagi mereka, mudik benar-benar dinanti. Sambil menghabiskan 30 hari bulan Ramadan, anak-anak rantau biasanya sudah excited banget menyambut mudik. Mereka paham betul balada antre dan mahalnya tiket menjelang lebaran. Aduh, jadi nggak sabar bertemu keluarga di rumah!

.

| Editor: Ratri Anugrah

RELATED ARTICLES

Please read the following article