Zetizen-Batik nggak hanya dipandang indah, tetapi juga mengandung nilai, makna, dan simbol-simbol budaya. Sebagai generasi muda, tentu kita perlu melestarikan warisan budaya tersebut. Untuk itulah, hadir prodi teknologi batik. Jurusan tersebut hanya ada satu di Indonesia, lho! Tepatnya di Universitas Pekalongan (Unikal). Let’s know more!
Jurusan teknologi batik mempelajari keilmuan, seni, teknik, serta makna filosofis yang terkandung dalam batik. Fakultas batik itu berdiri sejak 2011 dan berkontribusi dalam mengembangkan tradisi membatik di Indonesia, khususnya di Pekalongan.
’’Dulu saya mengambil jurusan desain produk kria tekstil sewaktu SMK. Jadinya, tertarik mendalami bidang batik. Kebetulan jurusan teknologi batik punya kurikulum itu,’’ ungkap Karlina Yunita, alumnus prodi D-3 teknologi batik angkatan 2017.
Mahasiswa teknologi batik mempelajari banyak asal usul dan sejarah batik. Mulai sehelai kain yang berasal dari kapas, dipintal menjadi benang, ditenun menjadi kain, masuk ke proses penjiplakan, hingga pelekatan malam. Kain kemudian diwarnai dan dilakukan pelodoran.
’’Pembelajarannya cukup kompleks. Dari pewarnaan saja, kami mempelajari semua warna alam dan warna sintetis. Kami juga belajar mengenai limbah batik COD dan BOD dan bagaimana cara mengatasinya sesuai dengan standar SOP,’’ jelas pengusaha asal Pekalongan itu. Nggak usah khawatir kalau belum bisa menggunakan alat canting tulis atau cap, kamu akan diajari dari nol.
Baca juga:
Yuk, Ikuti Kompetisi Desain Batik Ini!
|
Setiap Hari Batik dan HUT Pekalongan, mahasiswa berkesempatan merancang batik dan memperagakannya saat acara karnaval. Bukan hanya di Pekalongan, mahasiswa juga bisa ditunjuk untuk memamerkan desainnya di tingkat nasional. Karlina sendiri pernah menjadi instruktur kelas membatik untuk mahasiswa asing. Asyik sekali!
Selain mengenal pembuatan batik, mahasiswa didorong untuk merintis usaha. ’’Salah satu tantangan jurusan teknologi batik itu, kami wajib pintar bagi waktu. Sebab, di semester V, banyak di antara mahasiswa yang mengurus bisnis batiknya dan menerima pesanan. Tapi, menurutku, itu justru melatih mahasiswa untuk siap terjun di dunia profesional nantinya,’’ tuturnya.
Karlina memutuskan untuk membuat usaha di bidang edukasi batik. Dia menawarkan paket membuat batik dan racikan pewarna alami serta sintetis. Perempuan 22 tahun itu juga kerap mengajar dan membimbing orang-orang yang ingin belajar mengenai batik. So, lulusan jurusan teknologi batik memiliki peluang karier yang cukup luas. Dari tenaga ahli perancang batik untuk perusahaan, perajin atau pebisnis batik, hingga pengajar batik.
Baca juga:
Best Fashion Trend in 2021
|
’’Lulusan teknologi batik nggak hanya jadi pembatik, tapi juga terlatih untuk mengambil peluang usaha seni batik,’’ jelas pemilik Batik Linlin itu. Well, kalau kamu memiliki ketertarikan pada batik, jurusan tersebut bisa jadi pertimbangan. Kamu bisa belajar sekaligus berpartisipasi dalam mengembangkan dan melestarikan batik! (elv/c12/lai)
Tetap Diminati dan Makin Eksis
Zetizen-Peminat batik nggak ada matinya. Warisan budaya tak benda yang telah diakui UNESCO itu tetap eksis di tengah tren busana modern. Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa masih memilih mengenakan batik. Apalagi, motif dan warnanya mulai beraneka ragam. Kini batik semakin dikenal di kalangan masyarakat dunia.
Terbaru, pebasket NBA Justin Holiday memesan batik asal Kota Blitar. Pebasket yang berusia 32 tahun itu memesan batik dari Batik Mawar Putih milik Yogi Rosdianta dan istrinya, Santika. Pesanan itu dikerjakan Yogi sejak Desember 2021 dan membutuhkan waktu dua bulan untuk menyelesaikannya.
Motif yang diinginkan Justin adalah kuda lumping, pecut samandiman, kendang cinde, burung garuda dengan dipadukan ornamen klub lamanya, Indiana Pacers. Di bagian depan, ada motif gerbang makam Bung Karno sebagai ciri khas Blitar. Sebelum bertanding, dia tampil di sesi foto dengan mengenakan batik tersebut. Wah, terus berinovasi pembatik tanah air! (elv/c12/lai)