“Everybody love fashion, and fashion industry always seems admirable” -
Baca juga:
Best Fashion Trend in 2021
|
Zetizen.com – Hiruk pikuk fashion industry yang gemerlap dan dinamis emang nggak pernah gagal membuat siapapun berdecak kagum. Saking kerennya, banyak orang bermimpi menjadi bagian dari dunia gemerlap itu.
Padahal tanpa kita sadari, kekaguman dan ‘pemujaan’ luar biasa pada fashion ini malah bisa memunculkan potensi-potensi penyimpangan di dunia fashion industry itu sendiri.
Iya, demi menciptakan trend dan memuaskan kebutuhan pecinta fashion, para pelaku industri fashion seringkali menghalalkan berbagai cara. Termasuk, melakukan praktik-praktik penyimpangan. Efeknya, berbagai skandal dan pelanggaran pun bermunculan dari nama-nama besar dunia fashion. Ini lima kasus paling terkenal diantaranya.
Baca juga:
Expressions of A Teenager
|
Pelanggaran Hak Cipta Puma vs Forever 21
Masalah copyright infringement alias pelanggaran hak cipta jadi salah satu issue penyimpangan yang rentan terjadi di dunia fashion industry. Entah disengaja atau enggak, fenomena peniruan desain suatu brand oleh brand lain emang lumayan sering terjadi. Salah satu yang cukup menghebohkan, pernah melibatkan dua fashion brand kenamaan dunia yakni Puma dan Forever 21.
Baca juga:
What Should I Wear for Winter
|
April 2017, Puma melayangkan tuntutan hukum pada Forever 21. Fashion retailer yang populer karena koleksi outfit wanitanya ini dianggap udah menjiplak alas kaki hasil kolaborasi Puma dan Rihanna, Fenty Puma. Ada tiga desain koleksi yang diklaim Puma udah di ripped-off oleh Forever 21. Ketiganya adalah desain plaintiff sneaker, creeper bow slide sandals, dan fur slide sandals. Sampai sekarang, kelanjutan tuntutan ini masih belum jelas. Tapi cukup jadi gambaran gimana creepy-nya persaingan ide di bisnis fashion ya...
Tuntutan Pembodohan Publik Pada Zara
Berdiri sebagai salah satu fast fashion brand populer, rupanya nggak membuat Zara terhindar dari aksi menyimpang. Di tahun 2016, fashion retailer asal Spanyol ini digugat oleh sebuah perusahaan hukum asal California, Geragos& Geragos. Penyebabnya, seluruh store Zara di kawasan Amerika Serikat dianggap telah melakukan praktik penipuan dan pembodohan terhadap konsumen.
Menurut gugatan ini, Zara telah sengaja memasang tag harga dalam kurs euro, baru kemudian dikonversi ke dalam dollar. Konsumen yang nggak ngerti, pasti langsung percaya dan menganggap hasil konversi ini sesuai. Padahal, harga dollar yang dipasang ternyata dibuat jauh lebih tinggi daripada harga euro-nya. Akibat praktik yang dalam dunia mode dikenal dengan istilah bait and switch ini, Zara dituntut membayar gugatan senilai 5 juta USD atau sekitar Rp 66 Milyar. See, belanja di brand besar pun ternyata tetap menuntut kehati-hatian!
Kecaman Tentara Wanita Kurdi Pada H&M
Dengan mengatasnamakan trend, beberapa pelaku industri fashion kadang lalai memperhatikan kepentingan pihak-pihak tertentu. Peristiwa semacam ini, misalnya pernah menimpa fashion retailer asal Swedia, H&M. Yap, di tahun 2014, retailer favorit para wanita ini pernah mendapat teguran dan kecaman keras dari masyarakat, khususnya mereka yang berasal dari suku Kurdi.
Sebuah khaki jumpsuit dalam koleksi autumn-winter H&M tahun itu, menjadi penyebab munculnya kecaman ini. Koleksi ini dianggap mirip banget dengan seragam tentara wanita Kurdi, yang saat itu lagi gigih-gigihnya berjuang melawan gempuran ISIS. Alhasil, H&M pun dianggap sengaja ‘mendompleng’ dan memanfaatkan perjuangan tentara Kurdi demi mendapat keuntungan. Menanggapi kecaman ini, pihak H&M pun mengeluarkan permintaan maaf resmi. Mereka menyebut kalau kemiripan ini adalah murni sebuah ketidaksengajaan.
Pencantuman Atribut Sensitif Pada Koleksi Zara
Bersamaan dengan popularitasnya yang kian melejit, makin banyak juga skandal yang rupanya ikut menyeret nama Zara. Yap, selain tuduhan pembodohan publik, brand satu ini juga pernah beberapa kali mendapat kecaman untuk menarik beberapa koleksi mereka. Nggak tanggung-tanggung, ada setidaknya tiga koleksi Zara yang pernah dikecam karena dianggap mencantumkan atribut-atribut sensitif.
Di tahun 2007, Zara dituntut menarik koleksi handbag karena mencantumkan logo Swastika (simbol tentara Nazi). Sementara di tahun 2014, giliran kemeja koleksi mereka lah yang harus ditarik karena mencantumkan simbol identitas kaum Yahudi, Star of David atau yang banyak dikenal sebagai bintang bendera Israel.
Seolah nggak cukup, di tahun 2016 lagi-lagi Zara mendapat masalah karena merilis sebuah kaus bertuliskan ‘Are You Gluten Free’, yang dianggap menyepelehkan para pengidap penyakit celiac. Hmm, demi fashion, issue-issue sensitif pun kadang sampai ‘kecolongan’ termanfaatkan ya.
‘Penghinaan’ Rapper oleh Kendall-Kylie Jenner
Ini nih, kasus dari industri fashion yang lagi heboh dibicarakan beberapa hari belakangan. Kali ini, clothing line milik Kendall dan Kylie Jenner lah yang mendapat kecaman. The Jenner sisters disebut-sebut udah melakukan perbuatan nggak terhormat dan ‘menjijikkan’, karena merilis koleksi vintage tour T-Shirt bergambar foto beberapa band dan rapper senior, yang sengaja ditindih oleh foto dan logo brand Kendall-Kylie sendiri.
Foto-foto artis seperti Tupac Shakur, Notorious BIG, The Doors, Pink Floyd, sampai Metallica jadi ‘korban’ koleksi ini. Hal ini jelas aja mengundang banyak reaksi berang. Nggak cuma dari fans, ibu Notoriuous BIG pun bahkan ikut buka suara soal koleksi yang dianggap menghina dan mendompleng nama almarhum anaknya ini. Fortunately, Kendall dan Kylie langsung melayangkan permintaan maaf. Koleksi yang dijual seharga $125 ini pun langsung ditarik dari website penjualan.
Editor: Bogiva